Sebagian orang ada yang dengan mudah memilih sepakat begitu saja dengan pendapat yang kamu buat, tapi tidak sedikit juga yang menolak mentah-mentah dengan apa yang kamu katakan atau kamu lakukan. Layaknya kamu, mungkin untuk beberapa waktu dan hal-hal tertentu kamu bisa dengan mudah sepaham, se-iya, dan sekata. Tapi pasti tak jarang juga kamu berselisih paham dengan orang lain yang mengoreksimu.
Sebagian orang ada yang mendukung kamu secara langsung dan kamu merasakan keberadaannya. Hangat dan menyenangkan. Tapi banyak juga yang dengan terang- terangan membenci kamu. Atau ada juga orang yang mendukung kamu tapi dengan caranya sendiri yang mungkin kamu tidak sukai atau sebaliknya.
Sebagian orang ada yang mudah jatuh hati dan dapat dengan mudah mengapresiasikannya, tapi ada juga orang yang mudah jatuh hati dan memendam sendiri rasanya. Ada juga orang yang terlihat suka tapi nyatanya tidak, dan sebaliknya.
Sebagian orang ada yang meminta dan menginginkan sesuatu dan mereka mendapatkannya dengan mudah, tapi banyak juga yang mendapatkannya lewah darah. Sebagian lagi ada yang meminta yang lain tetapi mendapatkan yang lain atau sebaliknya.
Dari itu semua, kamu bisa simpulkan bahwa puzzle hidup memang tidak akan terselesaikan. Semua rasa dan asa yang kamu rasakan itu dinamis. Wajar, it's oke kamu mau ini itu, pengen deket sama si "dia" tapi pengennya tak bertepuk sebelah tangan, pengen diposisi tertentu dan lain sebagainya. Tapi ada beberapa peraturan hidup yang tidak bisa kamu lupakan, semesta bekerja itu ada yang mengendalikan.
Memangnya kenapa kalau orang lain tidak menyukaimu?
Bukankah lebih baik kamu intropeksi diri dibanding menyalahkannya karena bisa secara langsung buat si dia makin tidak suka kamu dan akan begitu terus alurnya.Â
Terus kenapa kalau dia tidak menyukaimu?
Kan pada dasarnya kamu bukan orang yang berhak mengendalikan rasa seseorang untuk suka kamu juga kan?
Terus kenapa kalau kamu pendam sendiri?
Bukankah itu pilihanmu? Jadi kenapa kamu menyalahkannya yang bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang kamu rasa?
Terus kenapa kamu terus menerus sedih? Bukankah untuk sampai di titik sekarang kamu sudah banyak melewati banyak hal? Apa ikhlas kalau sekarang menyerah begitu saja?
Jadi semua ini tergantung pola pikirmu. Kamu bertanggung jawab penuh atas bahagia, dan pikiranmu sendiri, bukan orang lain. Buatlah bahagiamu sendiri, menyenangkan jika kamu bahagia karena tanpa sadar akan membuat sekelilingmu merasa nyaman.Â
Bosen, lelah, capek yang kamu rasa itu lumrah, karena kamu juga manusia. Jadi untuk puzzle yang tak akan usai ini, silahkan kendalikan sendiri semua pikiran mengenai rasa dan asamu ya! Karena tak semua keluh berubah menjadi asa, kadang keluh bisa menjadi bibit unggul untuk sebuah rasa yang bahagia.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”