Meski Dia Telah Pergi dan Memilih Tak Kembali, Aku Tetap Bahagia #DitemaniHipwee Selama Enam Tahun Ini

tetap bahagia ditemani Hipwee

Enam tahun lalu, Hipwee hadir saat aku masih bersamanya. Mengarungi indahnya cinta, melewati gelombang asmara yang terkadang deras tanpa surut. Hipwee hadir sebagai teman untuk berbagi, di saat manusia sedang tak mampu mendengarkan. Sungguh tidak terasa, jika Hipwee sudah bertahun-tahun menjadi penyimpan rasa dan asa yang tak mampu tersampaikan melalui lisan. 

Advertisement

Siklus hidup selalu sama dan berulang. Yang bertunas akan tumbuh, serta yang kecil akan berproses menjadi besar. Dan kini Hipwee sudah tumbuh dan berproses menjadi penampung ide dan gagasan anak muda, yang akan selalu memeluk yang terpuruk, dan membahagiakan yang sedang tertinggalkan.

Hipwee selalu mengajarkan arti dari sebuah kepercayaan. Kepercayaan yang harus dijaga saat hati telah bersepakat untuk menjalin komitmen. Kepercayaan itu seperti kaca tipis. Saat terpecah, kau bisa memperbaikinya. Tetapi saat utuh menyatu kembali, puing dan retaknya akan selalu terpapar secara abadi. Hipwee tak henti-hentinya mengingatkan untuk selalu menjaga kepercayaan. Karena kepercayaan tak bisa dibayarkan oleh apa pun. 

Dulu, Hipwee pernah menjadi saksi tentang bagaimana bahagianya hati saat sedang menjamu cinta dengannya. Wanita terindah yang ku gambarkan melalui kata-kata pilihan, agar jutaan anak muda mengetahui betapa besarnya rasa cintaku kepadanya. Namun Hipwee pula yang sekaligus sebagai Juri, atas telah retaknya rasa percaya itu saat dia memilih pergi dengan pria lain, saat hatiku sedang sayang-sayagnnya. 

Advertisement


Bahwa argumen ini mungkin terdengar sangat bohong dan manipulatif, namun aku memilih percaya. Bahwa jika kamu mencintai seseorang, biarkanlah dia pergi. Kemudian jika dia kembali, berarti Tuhan memang sengaja sedang menguji. Dan akhirnya tetap menjadi milikmu. Jodoh tidak pernah tertukar, karena Tuhan akan selalu mempermudah yang tampak sukar.  


Hipwee selalu mengingatkan agar merelakan yang tak pantas untuk dikejar dan ditunggu. Saat dulu hati sedang bingung mencari teman berbagi, Hipwee tetap setia menjadi sandaran ketika hati sedang tergores. Walau keadaan sedang sulit dan berbelit, semua akan terasa baik-baik saja ketika semua rasa dan asa tersampaikan melalui Hipwee. 

Advertisement

Ketika mengadu kepada Tuhan sudah menjadi malu, terkadang menulis adalah obat dari luka yang tengah menganga. Tak pernah ada kata “Jangan”, atau pun “Aku Sibuk” dalam perbendaharaan kata Hipwee. Yang ada hanyalah, “Datanglah menulis, mengadulah kepadaku, agar rasa sakit hatimu sedikit terobati. Sisanya, giliran Tuhan yang menyembuhkan bagiannya”. 


Saat hati sedang meratapi takdir yang terlalu garang dalam mengubah hati, dari sana aku belajar bahwa beberapa orang di dunia ini memang terlahir hanya untuk bertemu dan menyapa, bukan untuk bersama dan saling mencinta.


Tidak mudah untuk mencerna kalimat bijak tersebut. Namun Hipwee tak pernah lelah mengingatkan melalui bahasa sederhana agar hati yang memar karena terjatuh putus cinta dapat mencerna dengan baik tanpa duka. Walau tak dapat dipeluk, Hipwee selalu memberikan kehangatan melalui kata-kata manis penyemangat hati. 

Duka dan dusta terkadang terselubung di dalam cinta. Sebagai sahabat sejati, Hipwee selalu mengingatkan untuk tidak terlalu terlena dengan cinta. Namun terkadang raga dan asa tak pernah berdaya, saat hati sudah telanjur terselubungi cinta. Hingga akhirnya, kata tersakiti dan menyakiti tidak pernah dapat terhindarkan. 


Benar kata orang. Jika tak ingin membuat orang lain tertawa karena cinta, setidaknya jangan pernah mendekat hanya untuk menggores luka. Karena karma akan membalas dengan cara yang sama, pada cara yang berbeda. 


Yang Tuhan ciptakan ke bumi seharusnya menjadi pengingat untuk tetap bersyukur, bukan malah takabur untuk terus-menerus menuntut untuk memiliki. Hipwee selalu muncul setiap saat melalui tulisan menyentuh hati, yang selalu mengingatkan diri agar tetap berterimakasih atas semua karunia yang maha kuasa, walau itu hanya sebesar butiran pasir. 

Hingga akhirnya, Hipwee tak pernah henti untuk selalu mengingatkan diri agar selalu kuat menahan ego yang tak mengenal kata cukup dan sudah. Ego terkadang memaksa hati untuk memiliki sesuatu yang seharusnya tidak pantas untuk dimiliki. 

Ada banyak pelajaran hidup yang telah diberikan. Dari yang sederhana, hingga pelajaran terberat yang meringankan beban di dada. Hipwee benar-benar telah menguatkan hati yang lemah tak berdaya, menjadi kuat dengan segala upaya.


Hingga akhirnya aku pun paham, bahwa mereka yang berdiri tegak setelah terhantam oleh badai yang berlapis, tidak akan pernah terusik oleh hantaman gerimis. Hati yang telah terhantam luka bertubi-tubi, akan semakin kuat untuk menjaga diri. Selalu ada pesan Tuhan, dari setiap sakit yang tak tertahan. 


Saat sayang terbalas hilang, saat cinta terbalas luka, Hipwee tetap menjadi sahabat yang mampu menegarkan kaki agar tetap berdiri di muka bumi. Saat orang lain memilih untuk menghakimi nasib yang menghampiri, Hipwee selalu siap sedia menjadi wadah untuk berbagi, walau itu bukan kebahagiaan. 


Kita ikhlaskan yang memang harus pergi. Kita tunggu yang memang harus kembali. Kali ini, mari kita berhenti mencari dan menanti. Kali ini, mari biarkan semesta untuk menjadi juri, bahwa yang patah hati pasti akan segera terobati, dan yang pernah terluka akan lekas bahagia. 


Kini dia telah pergi dan memilih untuk tak kembali. Namun Hipwee tetap setia untuk menemani. Sahabat sejati adalah sahabat yang selalu datang paling awal saat sahabatnya sedih, dan selalu rela menjadi orang terakhir datang saat sahabatnya sedang bahagia. Terima kasih telah mencintaiku Hipwee. 

Selamat Ulang tahun Hipwee! Usia enam adalah angka ketika seorang anak kecil sudah mampu untuk membedakan mana luka dan bahagia. Semoga benteng yang telah dibangun hingga sebesar saat ini, tetap mampu menjadi pondasi yang kokoh, menjadi teman terdekat dan terhebat yang menampung semua cerita hati yang terkadang tak mampu untuk ditanggung sendiri. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Financial Analyst and Novelist

Editor

une femme libre