Backpacking in Vietnam

Solo backpacking ternyata asyik, loh...

Beberapa hari yang lalu saya melakukan perjalanan solo backpacking ke Vietnam. Iya bener, sendirian. Vietnam adalah salah satu anggota ASEAN sehingga untuk berkunjung ke negara ini kurang dari 30 hari, kita sebagai warga negara Indonesia (ASEAN juga), tidak perlu mengajukan visa. Beruntung sekali bukan? Jadi hal yang perlu diperhatikan adalah paspor, yang masih berlaku dan aktif pastinya.

Advertisement

Vietnam sangat terkenal dengan negara kaya akan wisata alamnya. Sama dengan negara ASEAN lainnya, Vietnam juga memiliki pantai, teluk, danau, dan pengunungan yang indah juga. Karena alasan itulah saya memilih pergi backpacking ke Vietnam. Perjalanan saya ke vietnam selama 9 hari 8 malam merupakan pengalaman yang sangat berharga. Perjalanan ini sudah saya rencanakan sejak setahun lalu. Namun, sesungguhnya rencana awalnya, saya tidak berkunjung ke negara ini. Rencana pertama saya adalah Lombok, Indonesia, tadinya, namun karena saya ingin sesuatu yang berbeda dan ingin merasakan hal yang berbeda juga, dengan bahasa dan budaya yang berbeda dengan Indonesia, maka dari itu sejak 6 bulan yang lalu saya mengubah rencana saya dan terpilihlah Vietnam. Kenapa Vietnam??

Kerena Vietnam itu negara yang murah, maksudnya, nilai tukar Vietnam Dong lebih rendah dari Rupiah dibandingkan Baht, ringgit, dan mata uang negara asean lainnya. Vietnam juga memiliki banyak cerita sejarahnya, dibandingkan Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Laos, maka saya lebih memilih Vietnam.

Kenapa tidak Singapore atau Malaysia? Saya sudah pernah berkunjung kesana, sehingga untuk saat ini saya kira cukup untuk mengetahui negara tersebut, mungkin lain kali akan berkunjung kesana 😀

Advertisement

Hari-1

Penerbangan saya tanggal 10 Juni 2018 adalah dari Jakarta-Ho Chi Minh city, transit 1 jam di KLIA, Malaysia. Saya tiba di Tan So Nhat Airport pukul 20.40 waktu Ho Chi Minh (Vietnam dan Jakarta tidak memiliki perbedaan waktu). Sebelumnya saya sudah googling transportasi apa saja yang bisa saya gunakan untuk sampai ke hostel yang sudah saya booking sebelumnya. Hostel yang saya booking berada di city centre dekat dengan 23/9 park.

Advertisement

Dan info dari google, hostel tersebut dekat dengan pemberhentian terakhir bus 109 San Bay Airport ( Airport bus, seperti damri kalau di Indonesia). Bus ini nyaman sekali, seperti bus umum di Singapore, dan bus ini berhenti di beberapa terminal bus stop, sedikit berbeda dengan damri airport Soeta, yang hanya memiliki 1-2 pemberhentian saja.

Sesampainya di pemberhentian terakhir, karena info dari google hostel yang saya sudah booking hanya berjarak beberapa ratus meter dari pemberhentian terakhir bus 109, maka saya memutuskan untuk berhenti di terminal bus stop terakhir.

Sesampainya di sana, sesungguhnya saya masih bingung harus kemana, saya tidak memiliki data internet di Vietnam, dan di sekitar terminal bus tidak menyediakan wifi gratis. Saya memutuskan untuk berkeliling, bertanya kepada beberapa orang, baik warga lokal maupun turis seperti saya, namun saya tidak memperoleh info apapun. Akhirnya saya membeli sim card 3G seharga 180 VND sekitar 50-60 ribuan rupiah untuk 13 GB 2 bulan. Iya benar, ini murah sekali. Saya pikir ini akan sangat berguna karena saya akan menghabiskan waktu yang cukup lama di Vietnam.

Setelah sim card terpasang dengan baik dan data internet saya sudah jalan, maka saya langsung menggunakan google maps. Tidak butuh waktu yang lama, Gmaps langsung menunjukkan jalan ke arah hostel tersebut, dan ternyata hanya kurang dari 500 meter dari lokasi pemberhentian bus tadi. Hmmmm….. Oke, saya berjalan menuju hostel, check in, kemudian berberes dan cari makan malam. Yupss… Saya sangat lapar, sejak dari Soeta, KLIA hingga Tan So Nhat, saya belum makan apa-apa.

Berjalan ke sekitar area hostel, saya menemukan banyak sekali makanan jalanan, yang tampaknya enak. Setelah bekeliling, saya memutuskan makan Banh Mi, sandwich local khas Vietnam. Sandwich ini penuh dengan daging, sayuran dan rempah, vietnam memiliki khas bumbu yang saya pun tidak mengerti apa itu, tapi Banh Mi ini enak sekali. Untuk saudara muslim, saya tidak menjamin kehalalan makanan ini, karena menurut saya ini mungkin mengandung babi/pork.

Mungkin, tapi saya kurang yakin juga, mencoba bertanya pada penjualnya namun karna dia tidak bisa mengerti dan tidak bisa berbicara bahasa Inggris dan saya tidak megerti dan tidak bisa berbicara Vietnam, oke, saya hanya membayar 20.000 VND, mengucapkan terima kasih dan meninggalkan toko tersebut.

Saya kembali ke hostel, kemudian naik hingga ke area rooftop hostel, hostel ini memiliki rooftop yang indah. Kalian bisa melihat pemandangan kota Ho Chi Minh, tidak menyeluruh, tapi rooftop ini layak untuk dikunjungi. Saya melahap Banh Mi saya, dan minum beberapa gelas air mineral, dan kemudian tidur.

_Sekian_

PS: Nantikan cerita selanjutnya 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini