Ayah, Pintu Hatiku Tertutup untukmu. Aku Membencimu!

Advertisement

Jika kau ada lalu dimana?

Jika kau ada kenapa tak ada bersamaku. Jika kau ada kenapa kau biarkan aku sendiri tanpa mengenalmu. Apa salahku ? Sampai hati kau tinggalkan aku sendiri dalam kebingungan. Apa salahku sampai sehari saja dalam belasan tahun ini kau tak pernah menyapaku? Mencariku ? Menemuiku? Saat aku butuh peluk cium darimu. Saat aku merindukan hadirnya sosokmu dalam hidupku.Dimana kau saat aku terluka? Dua atau tiga tahun aku bisa melewati hari tanpamu,meski harus melawan ribuan godam yang menghantam hatiku. Aku masih menunggu dibalik pintu rumah yang terkunci. Selalu berharap ‘laki-laki’ yang akan mengetuk pintu itu adalah kamu.. selalu percaya kau akan pulang. Ayah.

Di mana kau ? Baik-baik sajakah ? Apa di suatu tempat yang tak aku ketahui kau sedang terluka? Kenapa tak memberi kabar? Kenapa tak mengucap salam perpisahan? Kenapa pergi begitu saja? Pertanyaan yang bertahun-tahun selalu menemaniku dalam diam. Ayah.

Advertisement

Kenapa pergi? Kenapa tak juga datang?

Bertahun-tahun aku percaya kau hanya sibuk untuk mempersiapkan pertemuan denganku. Hingga kau lupa jalan kerumah untuk menjemputku. Tak bisakah kau menaklukan ribuan kilometer jarak antara tempatmu dengan rumahku. Aku butuh dirimu di sisiku. Menemani tidur malamku dengan dongeng yang kau baca. Aku ingin kau menyaksikan saat aku beranjak dari putri kecil yang lugu menjadi gadis yang mandiri. Aku ingin pulang kerumah ada dirimu dimeja makan, kita makan bersama bercerita tentang hari yang kita lewati. Tapi itu hanya ilusi. Belasan tahun aku bertahan tanpa sosokmu sampai akhirnya hatiku mati untuk merindu. Sampai akhirnya namamu dan segala tentangmu hanyut seiring air mata yang mulai mengering untuk menangis kehadiran mu yang tak pernah kutemui. Sampai aku lelah menerka jawaban atas kepergianmu…. Ayah.

Advertisement

Sebersit ingatan masa lalu terlintas.Kepergianmu dan ketidakpedulianmu padaku. Dan detik itu pun rinduku berubah jadi kebencian.

Dan aku tak butuh lagi jawaban atau pun alasannya.

Jika dulu sekali saja kau datang menemuiku. Mungkin aku akan memaafkanmu. Jika saja dulu sebelum hatiku terluka, kau kembali dan mencoba memperbaiknya bukan lari dan mencari sosok yang baru, mungkin saja saat ini kita masih bersama jadi sebuah ‘keluarga’. Kau menyakiti aku dan wanita yang aku sayangi. Lebih dari apapun aku membencimu.

Aku mengabaikan cibiran buruk orang-orang terhadapku. Dicap sebagai anak kurang ajar pun aku tak peduli. Aku tak sudi melihatmu. Maafmu tak berarti lagi bagiku. Jika wanita yang bersamaku dengan ikhlas memaafkanmu namun maaf, aku tak bisa sepertinya.

Hadirmu tak akan mengubah pendirianku untuk mengubur namamu.

Setelah air mata mengering untuk menangisimu. Saat senyumku mulai mengembang. Dan saat aku terbiasa tanpamu. Kenapa kau datang dalam hidupku? Jangan sebut dirimu ‘ayah’ setelah delapan belas tahun aku hidup tanpa sosok ayah. Rasa iri melihat temanku dirangkul, dipeluk dan diantar ayahnya kesekolah telah lama hilang dalam anganku. Hal kecil yang telah lama aku ‘mustahilkan’.

Ayah. Satu kata yang bahkan lidah ku keluh dan berat untuk ku ucapkan. Pergilah ke rumah dimana kau berteduh belasan tahun ini. Jika dulu aku senantiasa menunggumu pulang dibalik pintu, namun sekarang pintu rumahku tertutup untuk kedatanganmu.

Aku begini karenamu.

Dosa? Biarlah itu urusanku dengan Tuhan. Biarlah Tuhan yang menghukumku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Arunika - Penikmat Swastamita

3 Comments

  1. Dandelion Ungu berkata:

    Tdk semua yg terucap seperti yg terlihat, ayah juga manusia, sy bkn seorang ayah, sy hanya teman dr seorang ayah, yg mnyaksikan bagaimana seorang ayah terluka krn tdk tau hrus berbuat apa

    Kehilanganmu membuatnya kosong syg, iya seperti mayat hidup, mati.. tapi berusaha mkn berjalan dan kekantor

    Kau tau syg siapa yg mematikan jaringan internetmu dijam malam?
    Kau tau siapa yg menolong cepat ketika motormu bocor?
    Yg menghjar musuh mu?
    Dia tdk sebahagia senyumnya disosial media
    Hanya ada kamu, kamu, kamu sygku
    Kau dengar? Dia merintih dia merintih memanggilmu..
    Dia mencium ftomu sygku
    Setiap mlm merindu
    Dia berteman dgn mu,
    dengan jurus seratus akun
    Dia tidur stlh engkau tidur malaikat kecil
    Dialah ayah, kasihnya tdk terlihat
    Dia terluka, sm sepertimu
    Berputar resah mnahan perih
    Dialah ayah
    Ah bnyk sekli, dia tdk blg syg, dia tdk tau cara bicara, dia takut tdk dimaafkan
    katakan padanya kau akan mengangguk
    Semuanya selesai, aku akn memelukmu, krn kau ayahku
    Kau manusia biasa tdk luput dr khilaf
    Aku tetap mencintaimu
    iya akan mndengar itu bkn

    Kehilangan itu menyakitkan
    Jgn hanya menilai
    Lihatlah jalan nya
    Lihat juga lukanya
    Krn ayah hanya seorang manusia

    Ttd
    Teman ayah