Arsenal yang Dulunya Terkenal Seperti Akuntan Musim Ini Sudah Pensiun dan Mulai Serius Main Bola

Di kalangan pecinta bola khususnya premier league, ada banyak jokes untuk tim-tim besar. Katakanlah MU (Manchester United) yang disebut tim spesialis runner up, atau City-nya Syech Manshour yang kena cap tim ghoib gara-gara stadionnya yang sepi, Liverpool dengan ‘next year’ nya, atau kabinet kosong milik chicken college (Spurs). Nah, khusus untuk Arsenal punya stereotipe sendiri. Tim yang bermarkas di London Utara pada setengah dekade ini memang dalam kondisi terburuknya. Mulai nol gelar hingga absennya dari kompetisi elit eropa. Penurunan prestasi tersebut sering dikaitkan dengan kebijakan belanja klub yang terkesan super ngirit. Disaat tim lain lagi gencar-gencarnya merekrut pemain top untuk mengarungi liga, the gunners cuma mampu pinjem pemain! Keren gak tuh.

Advertisement

Nggak hanya itu, kebijakan bid harga untuk pemain incaran juga sering bikin geleng-geleng kepala fansnya. Yang paling terkenal tentu kisah Luis Suarez. Yap, doi waktu masih main untuk Liverpool punya klausul pelepasan senilai 40 juta euro. Arsenal punya ketertarikan buat datengin doi ke Emirates Stadium. Tapi seperti yang sudah diketahui banyak pihak, The Gunners nawarnya cuma 40,1 juta euro doang! Aneh kan.

Ya tak ayal penawaran yang lebih mirip tawar-menawar di pasar itu ditolak! Singkatnya Suarez gabung ke Barca dan menjelma jadi striker mematikan di sana. Akibat itu pula, Liverpool jadi kapok berbisnis dengan Arsenal. Teranyar adalah Roberto Firmino, yang pada klausul kontraknya disertakan larangan buat pindah ke Arsenal.

Sebetulnya sah-sah saja demikian, toh bila ditelisik lebih jauh Arsenal sering kok membeli pemain murah untuk dijual lagi dengan harga mahal, contohnya Overmars, Van Persie, hingga Chamberlain. Mirip-mirip strategi Dortmund baru-baru ini. Arsenal juga sering mempromosikan produk akademi mereka ke tim utama, lumayan lah buat menghemat budget biar gak makan mie instan terus di akhir bulan (becanda). Dan semua itu juga gak bermasalah (pada zaman dulu ya). Bukan apa-apa, tapi karena tim rival waktu itu engga se jor-joran sekarang. Bayangkan, dulu gelandang terbaik City cuma Elano, bandingkan dengan De Bruyne saat ini. Intinya Arsenal bisa disebut telat dalam segi reformasi squad, begitu kira-kira kata para komentator.

Advertisement

Nah, kebijakan konservatif tersebut jadi sasaran empuk fans rival buat ngecengin Arsenal. Sadar engga sadar, kalo setiap bursa tranfer dibuka dan ada pemain yang digosipin mau ke Arsenal, mereka selalu bilang “emang Arsenal punya berapa duit?”. Yahh kalimat-kalimat macam itu senantiasa melatih fans untuk bersabar, ikhlas, dan legowo. Barangkali, nanti waktu di-hisab para gunners termasuk dalam golongan orang-orang yang bersabar.

Namun musim ini Arsenal kelihatan mulai serius membangun kekuatan. Entah apa yang merasukinya, jajaran petinggi Arsenal punya beberapa strategi yang patut disyukuri oleh fansnya. Pemain-pemain yang dirasa bermasalah mulai dicoret dari squad, memberi kepercayaan pada pemain muda, transfer pemain potensial, dan strategi perpanjangan kontrak yang ciamik. Khusus untuk tranfer pemain, kali ini Arsenal mulai aktif berbelanja, entah karena kapok atau apa, yang jelas memang beda banget dengan Arsenal beberapa tahun kebelakang.

Advertisement

Disebut potensial karena pemain yang dibeli kelihatan punya kans untuk berkembang & jadi pilar utama di masa mendatang. Lalu pemain senior diberi tugas tambahan buat ngajari juniornya. Hal yang membuat fans arsenal tambah tersenyum adalah kerja menejemen yang mampu menyakinkan pemain koentji agar mau perpanjangan kontrak. Fyuh manteb!

Meski begitu, sindiran-sindiran bukan berarti dengan mudah hilang. Terakhir adalah tagar #artetaout yang diprediksi viral pada Oktober meskipun dengan squad dream teamnya. Lagi-lagi tidak ada alasan buat menolak kalau fans the gunners adalah golongan orang sabar. Orang tidak akan melirik 35 juta euro untuk gelandang penghangat bangku cadangan, atau 75 juta untuk kiper medioker. Mereka akan membandingkan 50 juta euro untuk bek 23 tahun, sedangkan tim lain mampu menggaet bek timnas berpengalaman hanya dengan 45 juta euro. Ibaratnya, Arsenal itu cowok kalau lagi pacaran, begini salah begitu salah. Belanja salah enggak belanja lebih salah. Tapi nggak apa- apa, gunners musim ini bisa sedikit berbahagia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini