Pendidikan di era modern ini menjadi sebuah jasa yang tak hayal sangat penting bagi masyarakat. Terlebih bagi Indonesia yang pada saat ini masih bersih baku menghadapi Covid-19. Setelah dari Covid ini Indonesia harus mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan. Terutamanya adalah dalam bidang pendidikan. Mengingat dari survei Programme for International Student Assessment (PISA) bahwa Indonesia masih pada urutan terbawah dari negera-negara yang mengikuti PISA, masih tertinggal jauh dari negera tetangga yang sering menjadi saingan Indoneisa. Hal ini menjadi PR berat bagi pemerintah dan pemilik sekolah.
Pemerintah memang pada beberapa tahun ini sedang menyusun berbagai macam kebijakan dan kurikulum untuk menghadapi pasca covid ini, namun keterlibatan dan kesediaan sekolah untuk bertransformasi juga perlu ada. Terlebih pada sekolah-sekolah dipedesaan yang notabane banyak catatan, seperti insfrastruktur dan akses pemerolehan informasi bagi guru terlebih untuk murid.
Sekolah yang berada di pedesaan harus menjadi titik tolak dalam perwujudan pendidikan yang setera. Bukan hanya sekolah yang berada diperkotaan yang tidak maju. Setidak maju-majunya sekolah di perkotaan akan tidak lebih berkembang di daerah pedesaan. Oleh itu pembuat kebijakan harus membuka mata, telinga, dan hati mendengar jeritan dari sekolah dan masyarakat pedesaan.
Selain permasalahan mengenai insfrastruktur dan ada juga sebuah celotehan di antara berbagai guru mencuat, Bagaimana murid mau mendapatkan fasilitas dan kualitas yang unggul, ketika kesejahteraan guru dan jamainan bagi pekerja di bidang pendidikan masih terabaikan. Hal ini merupakan celotehan dimanapun daerahnya mesti muncul. Apakah itu pemrintah yang tidak memperhatikan atau pengelola sekolah yang sengaja tidak mendengarkan? Tabik.
Terlebih pada sekolah swasta, mutu untuk murid sangat diperhatikan, agar kepercaayaan wali murid kepada sekolah tetap terjamin. Namun yang tidak banyak ditahu, bahwasanya bagaimana pihak sekolah meminta karyawan dan pekerjanya untuk maksimal, dengan entah melihat kondisi karyawan dan pekerjanya atau hanya untuk memerbesar nama sekolahnya.
Jika melihat karyawan dan pekerjanya, sekolah swasta seharusnyajuga memberikan jaminan sperti kesehatan, jaminan ketika berbakti hingga kahir hayat, dan lainnya. Tidak sebatas pada janji, dan dogma untuk berpasrah pada yang mempunyai hidup. Tentunya harus ada hal konkreat yang perlu dilakukan.
Permasalahan pendidian di Indonesia memang belum pernah clear berkaitan dengan kesejahteraan karyawan dan pekerjanya, penggunaan materi dan capaian yang terstandarisasi dan terterapkan disemua lapisan, dan pengelola swasta yang seakan mempu wewenangi sendiri lebih untuk pekerjanya. Sehingga seakan berada di dunia pendidikan walaupun digaungkan adalah ladang amal tetapi kenyataanya adalah pabrik yang tidak jauh dari robot pekerja. Tabik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”