Aku tahu kau menaruh ketertarikan pada sosok itu, sosok wanita mandiri yang mampu mencuri hatimu. Yah, aku sih tidak tahu apakah wanita itu bisa mencuri hatimu dalam sekejap atau membutuhkan waktu. Yang kutahu, hatimu telah berhasil dicuri olehnya. Dengan cara yang tidak kau duga, dengan cara paling ajaib yang disajikan oleh semesta. Harusnya saat ini kisahmu dengannya sudah terjalin. Ya, harusnya.
Karena sampai detik ini kalian masih berjalan di tempat. Entah apa yang membuat langkah kalian tertahan. Tapi aku bisa merasakan jika dirimu merasa ragu pada wanita itu. Kenapa rasa sukamu, ketertarikanmu yang harusnya membuatmu mendekatinya justru jadi bumerang yang membuatmu ragu akan dia? Kenapa, hei?
Apa yang membuatmu ragu?
Apa karena dia wanita yang mandiri?
Apa ini karena dia tidak pernah rewel menanyakan kabarmu memantaumu dua puluh empat jam dalam seminggu? Bukankah itu ada bagusnya, hm?
Apakah karena dia sering menolak bantuan yang kau tawarkan?
Apa karena dia terlihat begitu tangguh sebagai seorang wanita?
Apa karena kemandiriannya itu kau justru ragu?
Apa kau merasa terintimidasi olehnya? Oleh kemandiriannya, oleh wawasannya, oleh kecerdasannya, oleh segala hal yang membuatnya terlihat menarik?
Apa karena kau, sebagai laki-laki, merasa tidak dibutuhkan olehnya? Jadi yang mana, hm?
Apa ada sesuatu yang kulewatkan?
Tapi hei, tahukah kau? Kenapa dia tidak pernah rewel menginterogasimu dan merasa harus selalu tahu posisimu sepanjang hari?
Itu karena dia percaya padamu, Bung!
Dia juga mengerti bahwa kau ini sibuk, kau juga punya kehidupan yang harus kau urus. Toh, bukan berarti dia tidak peduli. Dia hanya memberimu ruang, untuk dirimu, dan kepercayaan. Kusarankan jangan rusak kepercayaan yang mewah itu.
Dia bukannya tidak ingin dibantu olehmu. Dia hanya terlatih untuk tidak menyusahkan orang lain. Baginya, selama hal itu masih bisa dikerjakan olehnya maka dia akan kerjakan seorang diri. Dia benar-benar tidak mau menyusahkan orang lain dan levelnya sudah sampai pada tahap yang bisa membuatnya dicap sebagai ‘egois’ dan ‘terlalu mandiri’. Tapi jangan lelah untuk menawarkan bantuan. Kau tahu ada saat-saat dimana dia lelah dan berada di titik rendah, dan bantuan sekecil apapun darimu … akan berarti untuknya.
Soal tangguh. Bukankah harusnya kau merasa senang bahkan bangga jika bisa memiliki wanita tangguh seperti dirinya? Jaman semakin maju dan keras, Bung! Tidak ada yang salah dengan wanita yang tangguh. Justru nantinya dia bisa menguatkanmu.
Dia menjadi mandiri juga tidak secara tiba-tiba. Ada banyak jalan yang telah dilaluinya, yang telah menempanya menjadi seperti sekarang ini. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang bisa kau ubah dengan mudahnya. Ini soal watak yang sudah melekat dan sukar diubah. Jangan minta dia untuk berubah. Menjadi lebih manja atau menjadi menjadi yang lain seperti kebanyakan wanita. Jangan. Itu hanya akan merusak dirinya.
Kenapa pula kau harus merasa terintimidasi? Tidak ada sedikitpun niatannya untuk membuatmu terintimidasi, untuk membuatmu merasa kerdil saat berhadapan dengan dirinya. Ayolah, jangan merendahkan dirimu seperti itu. Kau merasa terintimidasi karena dia mandiri? Apa kau lebih menyukai wanita rapuh? Karena kecerdasan dan wawasannya? Perlu kau ingat, wanita adalah guru atau sekolah pertama bagi anak-anakmu kelak.
Wanita mandiri itu bukannya tidak membutuhkanmu. Dalam diam, dia membutuhkanmu. Tapi dia juga berusaha mengerti dirimu. Ya, dia memang akan susah untuk kau kendalikan. Dengan kekuatannya, dengan kecerdasan serta wawasan yang ia miliki, dia tidak mudah untuk ditaklukkan pun kau kendalikan. Tapi bukan berarti dia merasa superior terhadapmu.
Bagaimanapun juga, dia tetaplah wanita.
Yang mendamba seorang pria yang mampu mengimbanginya, yang bisa mengisi relung hatinya. Dia tetaplah wanita yang membutuhkan seorang pria.
Apa karena itu kau meragu? Karena kau khawatir nantinya dia tidak bisa kau kendalikan? Ya ampun, kau mencari pasangan hidup atau budak, heh? Dia memang tidak mau dikendalikan, tapi dia juga bukan pembangkang. Harus ada alasan logis di tiap laranganmu. Bukan berarti dia ingin menang sendiri. Tidak. Dia lebih menyukai jalur kompromi dibandingkan pemutusan sebelah pihak.
Mungkin menaklukkan si wanita mandiri itu kelihatan sulit ya? Ya, memang. Tapi janganlah kau pusing dan meragu. Tetaplah berada di sampingnya. Tetap awasi dia. Setangguh-tangguhnya dia, semandiri-mandirinya dia, pasti ada saat dimana dia merasa tidak kuat lagi. Di saat itulah, sosokmu dibutuhkan olehnya. Ingat, kau tidak bisa hanya menuntut sesuatu darinya. Akan lebih baik jika kalian berkompromi terlebih dahulu. Kau tentunya paham akan hal itu kan? Sekarang, kutanya sekali lagi. Kenapa kau masih meragu?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Jadi mikir.