Apa Kabar? Semoga Kelak Akan Menghampiri, Hari yang Baru Membawa Mimpi yang Baru Pula

Apa kabar hari ini? Esok lusa dan masa depan nanti, semoga kelak akan menghampiri, hari yang baru membawa mimpi yang baru pula.

Apa kabar hati? Masihkah kau tangisi kepergian seseorang yang pernah singgah di hati. Yang dengannya dulu senyum dan tawa tak pernah lelah menghampiri wajah ayumu. Masihkah hatimu perih, masihkah sosok itu menghampiri, masihkah dia menjadi pemilik separuh hati?

Advertisement

Apa kabar rindu? Masihkah hatimu merasa kelu, merasakan sesak setiap kerinduan itu datang. Masihkah namanya kau rindukan, masihkah sosoknya membuatmu terbanting dari nyatanya kehidupan. Masihkah ingatan akan dirinya menghampirimu? Masihkan hatimu tak jemu jemu merindu. Apa kabar kamu? yang pernah menetap di hati, singgah sesaat lalu pergi. Masihkah kau di sana tersenyum bahagia, masihkah senyum manismu itu hadir meski kini tak ada aku di sana. Masihkah kau ingat aku orang yang dulu jadi persinggahan sesaatmu. Masihkah kau di sana bahagia dengan duniamu.

Apa kabar cinta? Masihkah ia kan mengetuk hati, setelah hati ini hancur karena seseorang yang asing. Masihkah ketegaran seperti batu karang itu tetap kokoh disana, atau telah rapuh, oleh sapuan ombak kebimbangan. Masihkah ada kesempatan untuk membuka hati kepada orang lain, yang akan menggantikan sosok dirinya.

Apa kabar mata? Masihkah engkau menangisi kepergiannya? Kepergian dia yang tanpa kata, tanpa isyarat dan tanda, menyisakan kekosongan dalam dada. Masihkah air mata sialan itu menetes, masihkah lafal namanya kelu dan bayangannya hadir di matamu. Apa kabar dia, sosok yang kini berasada disampingmu, yang menggantikan aku, mengambil alih kekuasaan hatimu atas aku, yang membuatmu berpaling dari janji suci.

Advertisement

Apa kabar janji? Masihkah engkau pegang teguh meski kini engkau hanya sendiri menatapnya pun tak ada harap lagi. Masihkah engkau teguh berharapan hal kecil itu. Masihkah engkau mengingat akan setiap kata yang terucap. Masihkan engkau berharap sebuah keajaiban kecil itu.

Apa kabar? Apa kabar untuk semua luka yang menghampiri, biar diri ini belajar melepaskan, melepaskan sesuatu yang sejak awal memang bukan menjadi milikmu. Dalam kalam Rabb tertulis sesuatu yang bukan menjadi milikmu tak akan pernah menjadi milikmu, sekuat apapun kau paksakan itu. Jadi biarkan diri ini belajar melepaskan dia yang pernah sekali waktu singgah mengisi hati. Biarkan luka ini menjadi pelajaran dalam separuh hidupmu, hingga kelak akan menjadi pengalaman untuk berbagi ataupun kau simpan sendiri.

Advertisement

Ya, apa kabar diri ini? Yang masih setia sendiri hingga takdir menunjukkan jalan siapa pemilik rindu ini. Mencintai seseorang yang kelak akan menjadi imam nanti. Masihkah kau belajar mengikhlaskan, belajar melepaskan dan belajar sabar akan setiap takdir dari-Nya. Belajar menempa diri untuk menjadi semakin kuat lagi melewati hiruk pikuk kehidupan. Tiada diri mengenal yang lebih baik.

Apa kabar jiwa? Jiwa yang tak tahu siapa dan apa yang akan terjadi kelak, jiwa yang terkadang masih mangkir dari perinrah Tuhannya, jiwa yang terkadang jemu, masih enggan berpindah, masih bergelimang dosa, dan berebut dengan semua kotor dunia.

Apa kabar hari ini? Esok lusa dan masa depan nanti, semoga kelak akan menghampiri, hari yang baru membawa mimpi yang baru pula.

Apa Kabar?

Apa kabar hati? Masihkah kau tangisi kepergian seseorang yang pernah singgah di hati. Yang dengannya dulu senyum dan tawa tak pernah lelah menghampiri wajah ayumu. Masihkah hatimu perih, masihkah sosok itu menghampiri, masihkah dia menjadi pemilik separuh hati?

Apa kabar rindu? Masihkah hatimu merasa keluh, merasakan sesak setiap kerinduan itu datang. Masihkah namanya kau rindukan, masihkah sosoknya membuatmu terbanting dari nyatanya kehidupan. Masihkah ingatan akan dirinya menghampirimu? Masihkan hatimu tak jemu-jemu merindu.

Apa kabar kamu? Yang pernah menetap di hati, singgah sesaat lalu pergi. Masihkah kau di sana tersenyum bahagia, masihkah senyum manismu itu hadir meski kini tak ada aku di sana. Masihkah kau ingat aku orang yang dulu jadi persinggahan sesaatmu. Masihkah kau di sana bahagia dengan duniamu.

Apa kabar cinta? Masihkah ia kan mengetuk hati, setelah hati ini hancur karena seseorang yang asing. Masihkah ketegaran seperti batu karang itu tetap kokoh disana, atau telah rapuh, oleh sapuan ombak kebimbangan. Masihkah ada kesempatan untuk membuka hati kepada orang lain, yang akan menggantikan sosok dirinya.

Apa kabar mata? Masihkah engkau menangisi kepergiannya? Kepergian dia yang tanpa kata, tanpa isyarat dan tanda, menyisakan kekosongan dalam dada. Masihkah air mata sialan itu menetes, masihkah lafal namanya kelu dan bayangannya hadir di matamu.

Apa kabar dia, sosok yang kini berasada di sampingmu, yang menggantikan aku, mengambil alih kekuasaan hatimu atas aku, yang membuatmu berpaling dari janji suci. Apa kabar janji? Masihkah engkau pegang teguh meski kini engkau hanya sendiri menatapnya pun tak ada harap lagi. Masihkah engkau teguh berharapan hal kecil itu. Masihkah engkau mengingat akan setiap kata yang terucap. Masihkan engkau berharap sebuah keajaiban kecil itu.

Apa kabar? Apa kabar untuk semua luka yang menghampiri, biar diri ini belajar melepaskan, melepaskan sesuatu yang sejak awal memang bukan menjadi milikmu. Dalam kalam Rabb tertulis sesuatu yang bukan menjadi milikmu tak akan pernah menjadi milikmu, sekuat apapun kau paksakan itu. Jadi biarkan diri ini belajar melepaskan dia yang pernah sekali waktu singgah mengisi hati. Biarkan luka ini menjadi pelajaran dalam separuh hidupmu, hingga kelak akan menjadi pengalaman untuk berbagi ataupun kau simpan sendiri.

Ya, apa kabar diri ini? Yang masih setia sendiri hingga takdir menunjukkan jalan siapa pemilik rindu ini. Mencintai seseorang yang kelak akan menjadi imam nanti. Masihkah kau belajar mengikhlaskan, belajar melepaskan dan belajar sabar akan setiap takdir dari-Nya. Belajar menempa diri untuk menjadi semakin kuat lagi melewati hiruk pikuk kehidupan. Tiada diri mengenal yang lebih baik.

Apa kabar jiwa? Jiwa yang tak tau siapa dan apa yang akan terjadi kelak, jiwa yang terkadang masih mangkir dari perinrah Tuhannya, jiwa yang terkadang jemu, masih enggan berpindah, masih bergelimang dosa, dan berebut dengan semua kotor dunia. Apa kabar hari ini? Esok lusa dan masa depan nanti, semoga kelak akan menghampiri, hari yang baru membawa mimpi yang baru pula.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

My stress stresses me out to the point where i'm too stressed to deal with my stress. penyuka senja, bau hujan, dan kamu :v