Saat ini, aku sedang menahan rindu untuk seseorang yang jauh di sana. Seseorang yang telah membuatku nyaman dan seseorang yang telah membuatku bersemangat untuk menjalani segala aktivitas. Tapi sayang, kini kita tidak bisa saling bertatap muka, kita tidak bisa saling menyapa, kita tidak bisa bertemu untuk saling berbagi cerita setelah wabah corona datang menerpa.
Tiga bulan yang lalu, kamu memutuskan pergi ke tanah orang untuk mencari ilmu dan secuil pengalaman. Aku rindu!!! aku rindu !!! aku rindu dengan kumis tipis yang membuat manis di wajah tampanmu, aku rindu dengan genggaman tangganmu, aku juga rindu mendengarkan gemurun ombak bersamamu, aku rindu bermain pasir putih bersamamu, dan aku rindu menikmati indahnya senja yang tenggelam di ujung barat.
Berburu senja di sore hari telah menjadi kegemaranku. Kenangan yang kita buat ketika senja singgah di bumi tidak mampu digantikan dengan hal apapun. Warna jingga-nya yang menjadi ciri khasnya selalu diingat dibenak sang penikmatnya. Beriringan dengan lampu warga satu persatu mulai dinyalakan, membuat pemandangan yang tak ingin aku lewatkan bersamamu. Dengan segelas kopi dan sepotong roti bakar membuat pelengkap kita untuk berbagi cerita diwaktu senja datang.
Saat ini, aku mulai membiasakan menikmati senja sendiri tanpa kehadiranmu di sini. Aku di sini masih setia menanti kedatanganmu di tengah wabah corona menerpa. Kini aku hanya bisa menikmati senja di belakang rumah dengan ditemani suara jangkrik yang saling sahut bersahutan. Sesekali angin sore datang dari hilir membuat suasana dingin yang membuat bulu kuduk di tubuh ini ikut terbangun. Kepada angin di sore hari aku titip salam rindu untuk dia yang jauh di sana. Sampaikan kepadanya, jika sekarang ini kita tidak dapat berjumpa, percayalah aku hanya untuknya.
Setelah senja pergi meninggalkan bumi, semakin malam bumi semakin sunyi dan sepi, sama seperti hati ini yang larut terbawa sepinya malam. Rembulan yang datang menyinari bumi menggantikan sang mentari, telah menjadi teman baruku di kala senja tak di sini. Aku bercerita kepada sang rembulan, semoga angin sore menyampaikan pesanku kepadanya. Karena, ketika setiap aku terbawa kedalam lamunan bayangannya selalu datang menghampiriku.
Dengan ditemani rembukan dimalam hari, aku berdoa kepada sang pencipta. Semoga bumiku lekas sembuh dan sehat kembali seperti sedia kala. Wahai engkau virus corona, tidaklah engkau bosan dengan menyakiti bumi??? Sudahlah engkau berhenti untuk menyakiti kami.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”