EGOIS…
Apa yang ada difikiran kalian saat mendengar kata egois? Emm, sudah pasti terdengar kurang baik. Orang lain akan menilai buruk setelah mengetahui jika kita mempunyai sifat itu, yaa memang begitu bukan?
Menurut saya pribadi, egois merupakan sifat yang bisa dibilang hanya mementingkan diri sendiri seperti perasaan, kehidupan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri, tanpa mau memikirkan orang lain dan apapun yang ada disekitarnya.
Banyak sekali diluar sana yang memiliki sifat buruk sedemikian, nahh termasuk juga saya contohnya. Memang benar segalanya yang tercipta didunia ini adalah milik ataupun ciptaan Tuhan sebagai sang Pencipta, namun tidak untuk sikap ataupun sifat yang buruk pada diri manusia. Ketahuilah! Bahwa tuhan hanya menciptakan sesuatu yang baik, tidak untuk sesuatu yang buruk. Karna sifat atau sikap yang buruk hanya manusia itu sendiri yang menciptakannya, manusialah yang membuat dirinya menjadi buruk dihadapannya sendiri dan orang lain disekitarnya.
Kita harus sadar bahwa tidak akan ada kesempurnaan yang abadi. Tuhan telah menciptakan kita sebaik mungkin namun kita yang menciptakan kekurangan itu sendiri karna adanya rasa ketidakpuasan dan kurang menerima apa yang ada pada diri sendiri.
Dari berbagai macam sifat dan sikap buruk yang ada pada manusia, kali ini saya akan membahas sifat dan sikap egois. Terdengar menarik untuk saya menggali lebih dalam mengenai kata keegoisan. Melalui pengalaman orang – orang disekitar saya maupun dari diri saya pribadi tentunya.
Masalah yang kerap terjadi pada kita kaum remaja tidak jauh dari keegoisan dalam hal perasaan, nahhh kalo udah ngomongin soal perasaan sudah pasti berujung dengan kata kegalauan nih. Banyak sudah para remaja yang hanyut terbawa arus galau.. dududu, apa yang kalian galauin sih guys? Hehe.. boleh lah galau, tapi ya jangan galau yang menjurus ke tingkat negative loh, bahaya takut berujung maut nantinya.
Hmm, balik ketopik awal ya guys…
Seperti yang tadi saya bilang, saya adalah salah satu yang memiliki sifat buruk, egois dalam hal pearasaan.misalnya. Sering kali saya melakukan sesuatu yang hanya memikirkan perasaan saya sendiri. Contohnya seperti memendam apa yang sedang saya rasakan. Saya merindukan seseorang yang saya cintai, sebenarnya tak ada salahnya jika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan saat ini, namun gengsi membuat saya untuk memendam dalam perasaan tersebut. Kadang saya bertanya pada diri saya, apa untungnya sih memendam semua ini?, toh semuanya hanya akan membuat fikiran saya terganggu dengan bayang – bayangnya. Tapi, jika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan apa si dia juga merasakan sebaliknya? Atau minimal ya menghargai apa yang saya rasakan!.
Semua berawal dari dia yang telah mengecewakan saya, berlanjut pada saya yang merasa tidak diperdulikan olehnya hanya karna dia yang tidak mengakui kesalahannya, kemudian timbul rasa egois untuk berhenti menghubunginya dengan niat untuk menenangkan perasaan saya paada saat itu. Barulah berasa kerinduan untuk dapat kembali bersamanya.
Namun karna gengsi, saya harus memendamnya dalam – dalam. Egois bukan? Padahal belum tentu apa yang saya takutkan akan terjadi. Dan ternyata karna keegoisan saya itu, saya merasakan hal yang sama sekali tidak membuat saya senang. Egois telah membuat saya semakin jauh darinya. Menyesal? Iya, tentu saja.
Karna hal itu, saat ini saya kehilangan separuh darinya, saya pun tidak tahu bagaimana kabarnya saat ini. Bertambah besar penyesalan yang ada. Ingin sekali menyapanya kembali, menanyakan kabarnya, melihat senyumnya, melakukan hal – hal konyol bersamanya dan melakukan segala sesuatunya bersamanya. Tapi lagi – lagi rasa gengsi mengalahkan, dan saya hanya bisa mengubur kembali dalam – dalam perasaan ini. Saya terus menunggu agar dia yang lebih dulu menyapa saya. Sampai kapan saya menunggu? Sampai dia merasakan apa yang saya rasakan!! Apa dia merasakan? Belum tentu iya, karna jika dia merasakan hal yang sama, sudah pasti dia akan menyapa saya.
Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Saya? Dia? Atau keegoisan didiri kita? Apa harus menyalahkan keadaan juga yang telah membuat saya kecewa pada awalnya? Entah…….
Guys, sudah bisakah kita simpulkan bahwa sifat egois itu telah merugikan kita dalam segala hal karna keburukan yang ada didalam keegoisan tersebut?
So, teruslah berfikir positif!! Karna sesuatu yang berawal dari hal yang baik, sudah pasti akan berakhir dengan indah. Kalahkan keburukan sebelum keburukan menguasai mimpi indahmu J
If you’re at the buttom, always remember that a happy up there waiting for you!! J
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.