Analogi Mencintai yang Begitu Sederhana

Ketika lagi ngumpul bareng teman-teman, berburu makanan menjadi bagian yang tak terpisah, saling tanya mau makan apa dan makan dimana menjadi ritual yang wajib dijalankan, kadang kita sengaja menyamakan jenis makanan kita dengan alasan biar nggak ribet deh, padahal bisa jadi kita kurang sreg dengan makanan yang kita makan.

Advertisement

Atau pernahkah kamu merasa menyesal ketika mencicipi makanan yang sudah dipesan hanya karena tampilannya yang terpampang di buku menu, atau mendapat referensi dari orang lain gimana sih makanan itu, tapi apa boleh buat sudah masuk ke dalam bill, nggak boleh ditukar tambah ataupun diganti, kalo dibuang pamali, dan sebagian orang memilih makanan yang kira-kira aman rasanya dan tak mengecewakan banyak dilakukan sebagian orang, daripada nggak kemakan, kan mubazir loh.

Tapi ada juga yang memang hanya pecinta makanan jenis itu saja, nggak berganti menu kalo dia pilih makanan, karena nggak percaya ada makanan yang lebih enak dari favoritnya, padahal jenis makanan sekarang bervariasi dan memerintahkan untuk segera mencicipinya, dan rasanya juga lezat-lezat. Ada yang makannya harus banyak porsinya, atau malah nggak kenyang kalo belum makan sepiring nasi, padahal udah ngemil, eh, makan mie ayam atau bakso sekalipun. Ada yang rela antre berlama-lama demi makanan yang terkenal, tapi ada juga yang menjadikan makanan sebagai bagian dari kehidupannya, tak berlebihan, tak juga mengabaikannya, dia menyukai segala jenis makanan yang dirasanya sehat dan memberikan manfaat bagi tubuhnya.

Pepatah you are what you eat menjadi gambaran bahwa makanan akan membentuk bagaimana kita akan sehat atau mungkin kebalikannya dari makanan yang kita konsumsi, hal ini juga berlaku untuk CINTA. Selayaknya para penikmat makanan tersebut, kamu pikir bisa mencintai karena nggak enak udah pedekate lama, biar nggak ribet, nanti malah nambah musuh dan yang penting nggak jomblo lagi deh.

Advertisement

Penyesalan karena salah memilih cinta yang dikira baik, karena tampilannya perfecto bahkan banyak teman yang menyanjungnya. Cinta yang sudah terasa hambar, dimana sebenarnya hanya ada rasa enggan tuk berganti ke cinta baru yang bukan tak mungkin lebih baik, ada yang menjadi penikmat cinta dari satu cinta ke cinta lainnya tanpa punya kepastian, ada yang mencintai secara berlebihan supaya dianggap pujangga atau malah ini bisa kita namakan egois? Ada yang berebut satu cinta antara sahabat sendiri sampai persahabatan mereka seperti puzzle.

Kita mungkin pernah menjadi satu atau beberapa tipe cinta tersebut, entah itu kita sengaja atau coba-coba dan akhirnya malah terjerembab ke situasi itu, perlakukan cintamu seperti makanan yang kau makan karena akan berpengaruh terhadap dirimu, terhadap kebahagiaanmu, sehingga kamu layak menjadikan cinta sebagai bagian dari kehidupanmu, tak berlebihan, namun tak bisa hidup tanpanya. Cinta dan kamu, cinta dan aku adalah satu komponen yang tak terpisahkan, saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

mamak-mamak yang kalo bikin lampu sein ke kanan, ya belok kanan kok.