Anak Zaman Sekarang Suka Musik Classic Rock Itu Nggak Apa-Apa

Musik terus berkembang seiring waktu, bahkan tren musik pun berganti-ganti setiap dekadenya. Dimulai dari musik-musik jazz classic, heavy metal, hard rock, rock, nu-metal, sampai EDM yang saat ini sedang digandrungi. Tapi, seharusnya tidak serta merta, tren musik saat ini menjadi patokan utama setiap individu sehingga dipaksa mengikuti apa yang masyarakat dengarkan. Komunis banget, kan?

Advertisement

Maka, saya akan membuat pembelaan bagi anak-anak zaman sekarang seperti saya yang senang dengan lagu-lagu bergenre classic rock. Sebab, tak jarang penyuka musik rock diidentikan dengan berantakan, berandalan, berisik, sampai disebut gila. Padahal, fakta yang ada sangat tidak menunjukan tuduhan itu walaupun ada juga sih yang kayak gitu.

Setiap orang memiliki influence musik dari lagu-lagu yang sering didengarkan sejak kecil. Misalnya, kakak-kakak saya yang mengenalkan saya pada Guns’N’Roses, Scorpion, Metallica, Black Sabbath, sampai Bon Jovi. Nah, karena keseringan mendengarkan lagu dengan genre itu, maka akan sulit beradaptasi ketika telinga mendengarkan lagu jedag-jedug ala TikTok.

Sama halnya dengan para penggemar musik jedag-jedug zaman sekarang. Pasti akan sulit beradaptasi dengan musik-musik yang sudah hype di zaman-zaman sebelumnya. Mereka akan menganggap, apa sih dengerin musik rock? Berisik!. Apalagi para orang-orang ‘superior’ yang senang musik-musik indie saat ini.

Advertisement

Padahal, nggak apa-apa sebenarnya anak zaman sekarang menyukai lagu klasik, terlebih musik classic rock yang saya sukai. Karena lagu kan tergantung selera, soal memengaruhi psikologi kan itu butuh ahli yang membuktikannya. Toh, banyak kok pendengar musik rock yang diklaim bisa terobati psikisnya.

Jadi, jangan sampai para penikmat musik malah saling menghina satu sama lain, walaupun itu hal yang menyenangkan. Kayak beberapa orang ‘cerdas’ di luar sana yang senang mencibir musik TikTok dengan kata, Alay. Sebenarnya emang alay, tapi jangan terlalu frontal, berbahaya juga kalau sampai kena mental.

Advertisement

Cuma yang menjadi hal menyedihkan ketika anak zaman sekarang menyukai musik classic rock adalah sulit berbagi. Saya ketika sedang suka-sukanya sama Def Leppard suka ngomongin band dengan drummer bertangan satu itu ke siapapun. Nggak peduli dia suka atau nggak, kesepian aja karena nggak ada yang tertarik.

Kadang banyak orang yang tidak suka musik rock atau classic rock malah sinis. Seolah penggemar musik rock itu terpinggirkan, tersingkirkan, dan terasingkan. Padahal, tanpa ada sejarah musik rock yang kuat di dunia ini, musik zaman sekarang tidak akan sekaya dan se-jedag-jedug ini.

Mesikpun demikian, intinya apapun musiknya ya jangan sampai saling mencibir. Emangnya kenapa anak zaman sekarang suka musik classic rock? Toh, nggak sampai bikin negara banyak utang, atau sampai bikin KPK tidak jadi memecat 75 pegawai yang gagal melaksanakan TWK. Jadi, jangan jadi permasalahan.

Dulu, anak 90-an pasti tahu, para penggemar musik rock dan dangdut kerap ribut sampai tawuran karena perbedaan musik dan saling mencibir. Miris memang. Hanya karena beda genre musik nyawa melayang, gimana kalau beda perasaan sama gebetan? Bisa-bisa kena mental beneran.

Anak-anak yang suka dengerin musik klasik pun jangan merasa paling keren, juga. Walaupun itu kenyataannya, tetap harus memberikan respect terhadap para penikmat musik jedag-jedug zaman sekarang. Hargailah walau kalian merasa ingin menghantam mereka karean jogetan-jogetan viralnya.

Setiap musik memiliki pasar tersendiri, dan yang terpenting adalah menghargainya dengan mendengarkan lagu originalnya. Cuma, sayang orang Indonesia yang begitu benci terhadap koruptor ini berani merampok hak musisi dengan download lagu Mp3 gratisan. Mau jadi apa Indonesia ini?

Tapi, banyak orang yang mencari pembenaran bahwa yang terpenting bisa dengerin lagunya dan menghargai musisinya. Padahal ya mereka salah besar. Minimal kalau nggak beli CD original, dengerin di Spotify atau Apple Music dengan legal kan bisa. Sementara ini, dengan bangganya mereka merasa hype dengan lagu-lagu tren masa kini tapi masih gratisan.

Apapun musik yang didengarkan, jangan lupakan musisinya. Emangnya jadi musisi itu nggak butuh makan? Emangnya musisi itu punya kerja sampingan jadi kuli angkut, kuli bangunan, atau tukang ojek? Nggak, mereka bekerja dengan musik. Jadi, mau itu penggemar rock atau pop, jangan jadi perampok yang jahat kayak koruptor.

Makanya, buat kalian milenial yang seneng musik rock dan classic rock, pede aja. Jangan dengerin apa kata orang, toh bukan mereka yang ngebayarin langganan Spotify dan kuotamu. Jadilah diri sendri yang apa adanya dan jauhi hal yang buruk. Juga, jangan sekali-kali jadikan musik sebagai ajang tawuran.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya adalah jurnalis, penulis konten, dan podcaster yang nyambi jadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Bandung