Anak Tunggal Perempuan

Bersandar pada diri sendiri, membawa harapan satu-satunya keluarga

Tentang anak tunggal yang katanya Pewaris Tunggal, tapi sebenarnya dia adalah harapan satu-satunya. Dia yang selalu merasa kesepian setiap waktu. Dia yang mencoba bersandar pada dirinya sendiri. Dia yang memikul semua harapan orang tua. Dia yang mencoba lebih mandiri dan bersikap sebagai pemimpin. Dia yang berusaha kuat disaat sedang lelah. Dia yang selalu berpikir tidak boleh mengecewakan orang tua, karena dia adalah satu-satunya harapan. Selalu ingin semuanya berjalan dengan semaunya sendiri. Banyak orang bilang jadi anak tunggal itu enak karena serba ada, dan semua perhatian orang tua hanya tertuju padanya. Padahal bebannya sangat berat, semuanya dipikul sendirian. Karena harapan orang tuanya terlalu besar.

Advertisement

Jadi anak tunggal itu sedih dan sepi. Anak tunggal itu satu-satunya. Satu-satunya harapan keluarga, kalau aku tidak bisa membanggakan kedua orang tua ku. Tidak ada lagi yang bisa mereka banggakan. Kalau aku bikin kecewa orang tua ku, tidak ada lagi yang bisa membuat mereka bahagia. Anak tunggal itu melelahkan, tidak hanya anak sulung, anak bungsu, ataupun anak tengah saja yang berat. Semua punya tekanan masing-masing. Kalau dipikir-pikir, lucu. Mereka banyak yang iri kepada ku, padahal mereka tidak tahu seberapa irinya aku melihat mereka yang punya saudara. Terlepas dari kasih sayang orang tua yang tidak terhingga. Aku ingin merasakan punya abang yang bisa jagain aku, punya kakak yang bisa ajarin aku make-up, dan punya adik yang bisa aku ajak main.

Kata orang, enak ya jadi anak tunggal. Dimanja, minta apa aja pasti dikasih. Tapi menurut aku, anak tunggal justru adalah anak yang mandiri. Karena, kita melakukan semuanya sendiri. Aku tidak pernah meminta bantuan kakak untuk mengerjakan tugas, serumit apapun itu dikerjain sendiri. Aku tidak pernah diantar-jemput abang, kalau kemana-mana selalu bisa sendiri. Dan aku bisa melakukan semua yang aku mau, tanpa perlu takut ada adik yang laporin ke orang tua di rumah. Ya karena, aku tidak punya kakak, abang, dan adik. Aku bisa menyelesaikan semua masalah aku sendiri, tanpa ada saudara yang bisa aku mintain saran. Lagi-lagi ya karena, aku memang sendiri.

Aku tidak pernah berbagi pakaian, make-up, atau peralatan belajar dan lain-lain. Itu kenapa aku bisa banyak minta ke orang tua. Bukan karena aku manja, tapi karena memang aku harus punya kebutuhan aku sendiri. Tidak bisa pinjam-pinjam punya adik atau punya kakak, seperti kebanyakan orang. Jadi anak tunggal tidak seenak yang kalian bayangkan. Kita dituntut untuk jadi versi terbaik dari diri kita. Sekalinya kita bikin kecewa orang tua, anak mana lagi yang bisa bikin mereka bangga, tidak ada. Sekalinya kita bikin mereka sedih, anak mana lagi yang akan membuat mereka senang. Sekalinya kita buat kesalahan, anak mana lagi yang bisa mereka andalkan. Kita dituntut, dituntut untuk harus bisa sukses. Kita dituntut untuk tidak membuat mereka kecewa. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang mereka harapkan. 

Advertisement

Sebenarnya aku anak yang cengeng sekali, suka nangis sendiri. Apalagi kalau mikirin masa depan dan orang tua. Rasanya takut sekali, takut tidak bisa sukses. Padahal, beruntungnya aku punya orang tua yang tidak nuntut aku untuk jadi apa yang mereka mau. Mereka selalu support apapun pilihan aku. Sampai dimana waktu SMA, aku masuk ke daftar siswa yang bisa ikut seleksi SNMPTN. Rasanya senang sekali dan aku langsung kabarin orang tua ku. Aku bingung dan tidak tahu harus daftar dimana supaya aku bisa langsung keterima. Orang tua aku nyaranin untuk ambil yang ada di Sumatera saja. Akhirnya dengan segala pertimbangan aku pilih salah satu Universitas yang ada di Sumatera. Sampai hari dimana pengumuman seleksi, aku selalu minta doa orang tua dan berdoa supaya keterima. Nyatanya tidak, aku nangis. Nangis sejadi-jadinya karena aku ngerasa gagal. Padahal orang tua ku bilang tidak apa-apa yang penting sudah berusaha, kan masih banyak jalan lainnya. Tapi aku semakin takut, aku takut untuk gagal lagi dan lagi. Takut ngerepotin orang tua ku.

Aku anak perempuan tunggal di keluargaku, pundak ku rasanya berat sekali. Harus membawa beban, tanggung jawab dan harapan orang tua. Sebagian orang pengen jadi anak tunggal, ngerasa kalau anak tunggal itu tidak ada beban. Sementara di sisi lain, sebagian anak tunggal merasa beban mereka semakin besar setiap harinya. Semua sudah cukup, sudah sesuai porsinya. Yang membedakan adalah cara kita bersyukur. Yang punya saudara, bersyukur karena punya saudara yang bisa dijadikan tempat berbagi sedih dan senang. Berbagi pakaian, makanan, bercerita apapun yang ingin diceritakan, minta tolong dibukain pintu kalau kamu pulang telat, dan berbagi banyak hal lainnya. Yang anak tunggal juga bersyukur. karena walaupun kita tidak punya saudara. Kita jadi satu-satunya yang paling dekat sama orang tua. Kita nikmati saja bahagia kita masing-masing. Doain aku ya semoga apapun jalan yang aku ambil, Tuhan selalu jaga aku. Dan aku bisa bahagiain kedua orang tua aku. Semoga mereka sehat selalu dan Panjang umur.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis