Anak Perempuan, Pasti Membutuhkan Ayahnya.

Hallo Ayah!

Advertisement

apa kabar nya hari ini? aku berharap Ayah jauh lebih baik dari yang aku harapkan ya. sehat dan ceria selalu ya!
aku cuma mau tanya, sudah berapa lama ya kita gak bertemu? sehari? seminggu? atau sebulan? ah! bagiku sehari tidak bertemupun rasanya lama sekali.
bagaimana perasaan Ayah jauh dariku? kalau aku, jelas merasa banyak kehilangan. Terlebih, kita memang tidak begitu sering menghabiskan waktu bersama. Bukan karena waktunya yang tidak pas. Hanya saja situasinya yang sering kali kurang mendukung. ya kan Ayah?

Ayah Ingat?

Ayah, ingat saat ayah memutuskan untuk kembali menikah 2 tahun selepas Ibu wafat? aku memang tidak banyak ingat momen tersebut. Karena, Ayahpun tahu aku masih berusia 4 saat itu.
Tapi, aku banyak mendengar dari paman dan bibi perihal momen tersebut. Momen dimana Ayah mulai memiliki jarak denganku. Mulai membagi waktu dengan "Ibu" baru, juga dengan adik perempuanku yang baru. Yang bahkan baru aku kenal ketika usiaku 8.

Advertisement

Izinkan aku bercerita sedikit ya Ayah, bolehkan? (ya, jika ayah menjawab "tidak" pun, aku akan tetap bercerita)
mungkin Ayah berfikir dengan mencari pengganti Ibu, itu bisa membuatku jadi jauh lebih baik. Aku yang sekarang sedikit banyak bisa menyimpulkan apa yang mungkin Ayah pikirkan saat itu.
Ayah, aku tahu niat Ayah mencari pengganti Ibu itu baik. Tapi yang aku rasakan justru sebaliknya. Ayah lihat? bahkan sekarang untuk kita sekedar berkirim pesan sekalipun, harus saat Ayah sedang tidak di rumah.

Ayah, sejujurnya aku rindu Ayah, apalagi Ibu.
Ayah, maaf selama ini aku hanya bisa diam memendam apa yang sebenarnya ingin aku katakan.

Advertisement

Ayah maaf karena aku selalu iri pada mereka.

Ayah, aku selalu iri setiap kali melihat teman-temanku bisa dengan leluasa menunjukan sayangnya pada Ayah mereka.
Ayah, aku juga selalu iri setiap kali melihat teman-temanku bisa dengan leluasa bermain dengan Ayah dan Ibu mereka tanpa menghindari satu sama lain.
Salahkah aku karena iri dengan mereka? memang Ayah selalu bilang kalau memiliki sifat iri itu tidak baik. Tapi Ayah….

Ayah aku ingin "Ibu" baru itu tidak mengahalangi jarak kita.

Ayah, aku ingin sekali "Ibu" baru itu memberi kita waktu 24 Jam full untuk sekedar berkeliling kota, mendengarkan musik kesayangan Ayah, dan bercerita tentang bagaimana dulu Ayah bertemu dengan Ibu.
Ayah, kenapa aku dulu aku harus bersama bibi sedangkan Ayah bersama "Ibu" baru dan adik baru? tidak bisakah kita berdampingan? apa aku terlalu nakal sampai akhirnya Ayah merelakan aku untuk jauh dengan Ayah? atau mungkin karena Ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan Ayah?
ada banyak pertanyaanku yang belum Ayah jawab.

Ayah, putri kecilmu kini sudah beranjak dewasa.

Ayah, hari ini tepat ulang tahunku yang ke-19. Sudah 17 tahun berlalu semenjak kepergian Ibu, dan sudah 15 tahun aku memiliki jarak dengan Ayah. Tak inginkah Ayah sedikit mendekat denganku? sekedar berbincang bagaimana dulu Ayah begitu bahagia melihat kehadiranku di dunia, sampai alasan kenapa Ayah masih saja menjaga jarak denganku. Apa Ayah ingin menjaga perasaan "Ibu" baru? lalu, bagaimana dengan perasaanku?
maaf mungkin aku terlalu lancang bertanya seperti ini.

Tapi, Ayah harus menyadari bahwa kini aku sudah beranjak dewasa dan aku membutuhkan Ayah.

karena setelah ini, fase hidupku akan berubah Ayah. mungkin, takan lama lagi akan ada seorang lelaki yang dengan gagah berani menghadap Ayah untuk memintaku menjadi sandaran ketika dia lelah. lelaki yang akan menggantikan posisimu sebagai pelindungku. Meskipun Ayah akan tetap menjadi yang pertama dalam hidupku,

Tapi, aku ingin sebelum itu terjadi, masih ada waktu untuk kita sekedar berbincang hangat, disertai pelukan pelepas penat yang sejak lama kurindukan.

Terimakasih, Ayah.

Tapi, terimakasih Ayah, meskipun hingga hari ini Ayah tidak menunjukannya padaku. Setidaknya, aku sudah di bangun sebegitu kuat dari bagian tubuhmu dan Ibu untuk bisa bertahan sejauh ini. Mungkin, disela sujudmu selalu terselip namaku, mungkin disetiap perbincangan dengan rekan kerjamu selalu terselip kebanggaanmu terhadapku, mungkin disetiap tatapanmu kepadaku selalu terselip pesan

selalu jaga dirimu baik-baik di tanah rantau sayang, Ayah menyayangimu lebih dari yang terlihat.

karena bisa saja Ayah lebih rapuh dari yang kita tahu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hallo! Kenalan yuk, nama Saya Devita Sari Anjar Rini. sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Saya gemar menulis, meskipun tidak setiap waktu. Hipwee jadi platform tempat saya menuangkan kegemaran saya ini sejak 2015. Meskipun, kontennya masih jauh dari kata 'bagus'.

58 Comments

  1. Sama halnya denganku. Hanya saja sy msh memiliki ibu kandung dan ayaku sdh tiada. Tuhan lebih menyayanginya. Amin

  2. Nanda Setiawan berkata:

    senasib sma aq juga dtinggl pergi sma ayahq tp skrng aq tau btpa pentingnya aq bagi seorang anak perempuanq dari hasil pernikahan dngn wanita asal jwa timur yg skrng aq diberikan karunian dua bidadari yg cntikk2

  3. Bang Kamid berkata:

    Sangat menyentuh,..

  4. Dewi Amanda Sari berkata:

    tulisan yang bagus,,,,pesan dan kesan yang sangat luar biasa

  5. devitasrar berkata:

    terima kasih 🙂

  6. Lidya Oktariani berkata:

    Ayahku sudah gak ada 🙁