Ambisi, Lebih Banyak Kehilangan dari Apa yang Dicari

Banyak seseorang kehilangan lebih banyak hal atas satu hal yang selalu ia anggap penting untuk digapai.

Ambisi.

Advertisement

Jam 10:00 pagi di loby kantor tempatku bekerja aku mendengar cuitan dari seorang teman kerjaku. Banyak sekali impian yang ingin ia miliki, kesuksesan, pamor, jabatan, kemapanan, kebebasan financial dan banyak hal yang mungkin masih tersimpan di memori dan tak sempat ia utarakan waktu itu. Dalam perkataan terakhirnya sebelum kita kembali ke ruangan masing-masing, dia berkata


 “Jadi manusia jangan mudah puas, kalau impianmu yang satu sudah terwujud, isi lagi dengan impian yang lain dan terus seperti itu.”


Bagiku, sekilas perkataan temanku ini sangatlah tepat, dengan begitu kita akan selalu bergerak dari anak tangga satu ke anak tangga yang lain, meraih lebih banyak dari apa yang di harapkan, mendapatkan lebih banyak dari apa yang di dapatakan, itu karena dia berani bermimpi lebih banyak dari apa yang bisa dia impikan.

Advertisement


Setiap mimpi akan berubah menjadi ambisi yang tidak mudah kita control maka bermimpi memang pekerjaan yang harus kita lakukan hati-hati.

Apakah kakimu telah meletakkan mimpi pada anak tangga yang tepat?


Advertisement

Semua mimpi punya tujuan. Seorang pengusaha yang berambisi membuat bisnisnya menjadi gurita demi kemapanan dirinya dan anak-anaknya, seorang dosen yang membaca siang-malam untuk gelar profesor, seorang karyawan yang berambisi menjadi menager lewat kualitas pekerjaannya, seorang mahasiswa yang mencari nilai agar bisa dibanggakan, ada juga seorang umat yang mengejar apapun untuk sebuah surga. Maka bangun mimpimu sesuai dengan tujuan yang benar.

Seorang manusia hidup dalam bingkai yang telah Allah tetapkan “Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (Adz-Dzaariyaat : 56).

Dan setiap mukmin meyakini itu semua, sehingga setiap ambisi dan impiannya, ia kejar sebagai bentuk tujuan ia diciptakan yaitu beribadah kepada Allah. Dan saya tidak akan menilai dari prespektif lain, karena agama adalah pokok dari seluruh semesta dan kehidupan di dalamnya.

Beberapa orang tenggelam dalam ambisinya. Impian satu menuju impian yang lain, hingga memanjang bagai satu mata rantai yang tidak akan pernah putus. Seseorang akan mengejar impiannya hingga semua itu tercapai, dan ketika tercapai dia akan menuju impiannya selanjutnya, terus menuju lembah berisi emas satu, hingga kelembah yang berisi emas yang lain sampai akhirnya dia kehabisan waktu yang telah digariskan untuknya. Jika saja dia berambisi pada suatu yang bukan tujuannya diciptakan, maka apa yang ia kejar hanyalah buntelan kosong yang kini di hunus oleh tajamnya belati bernama waktu.


Banyak orang menjadi abai karena ambisi.

Banyak orang menjadi keji karena ambisi.

Banyak orang menjadi bodoh karena ambisi.

Banyak orang kehilangan cinta karena ambisi.

Banyak orang kehilangan waktu

Karena ambisi.

Karena ambisinya tidak terletak pada apa yang ditujukan untuknya.


Letakkan dunia di tangan, jauhkan dunia dari hati. Tangan tak akan mampu menyakiti hati, tapi hati dapat merusak apapun yang dia mau. Covid-19 mengajarkan kita beberapa hal yang lupa untuk kita pahami, bahwa semua yang kita kejar selama ini, jabatan, harta, popularitas tidak pernah menolong kita sedikitpun. Terkadang, untuk dunia yang tidak pernah menolong apapun kita malah melakukan apapun untuk dunia.

Berbuatlah kebaikan seperti kita mengejar ambisi. Menuju kebaikan satu ke kebaikan yang lain. Kelak hanya kebaikan ini lah yang bisa kita andalkan dan buanglah jauh ambisi dunia di kepalamu. Bagai mengharap langit yang runtuh, kecukupan untuk dunia tak akan bisa kita raih, sebelum hati kita sendirilah yang berusaha merasa cukup.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir di jombang, mengahabiskan waktu yang mengesakan di malang. Dan sekarang menjadi karyawan yang terbelenggu fikirannya. "hal paling awal dalam memulai adalah melakukannya"