Dari satu tongkrongan ke tongkrongan berikutnya pasti kalian akan menemukan gibahan yang cukup menarik dari seorang pengarang jadi-jadian. Sudah tidak bisa dipungkiri gibahan sudah masuk dalam konsumsi yang mengenyangkan setelah kalian memesan sebuah menu di tempat nongkrong – saya sarankan ketika di tempat nongkrong cukup pesan minum saja sebagai penyeimbang hehe – padahal gibah itu sendiri tidak baik apalagi sampai membeberkan aib orang, itupun belum tentu benar dan bayangkan perasaan kita ketika kita sendiri punya aib yang cukup memalukan kemudian tersebar begitu saja dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Lalu kenapa gibah itu selalu menarik untuk dibahas ? disini kita harus bisa melihat indikator gibah itu sendiri, seperti gibah karakter, gibah mindset, dan satu lagi gibah kehidupan. dari sini kalian sebagai pendengar gibah harus bisa menebak isi kepala dari sang pengarang gibah yang akan melontarkan gibahanya dan jangan sampai sang pengarang gibah melakukan permainan kata yang cukup untuk meyakinkan kita sebagai pendengarnya larut dalam cerita sang pengarang gibah tersebut. Setelah mengetahui indikator tersebut langkah selanjutnya ialah memastikan sumber gibahan tersebut yang terlontar dari sang pengarang gibah, hal yang sering saya temui adalah bersumber dari curhatan ternyataÂ
saya sendiri bertanya kepada sang pengarang gibah
a : eh men, dapet darimana nih lu kata dia begono
b : kata dianya men, cerita ke gue
Nah ini, ini adalah contoh pengarang yang masih amatir, tapi saya tidak meremokendasikan kalian untuk menjadi sang pengarah gibah yang pro lho ya, catet! Maka dari itu kita harus bisa memilih orang yang tepat untuk dijadikan tempat curhatan kita. selain bersumber curhatan bisa saja dari mulut ke mulut – entah dari berapa mulut tu cerita gibah sampe ke telinga kita, sebagai pendengar – disini saya sendiripun tidak munafik, kadang suka tidak sengaja menjadi pengarang gibah, ups. Atas pengalaman tersebut saya ingin berbagi kisah kepada sobat hipwee, agar tidak terulang kembali.Â
Menurut saya lebih baik kita sendiri yang meminta penilaian dari orang lain terhadap diri ketika di tonkrongan dari pada harus bergibah. hal tersebut lebih fair dong ya terhadap kita, yang mungkin saja sering jadi bahan gibahan karakter.
Inti dari arti gibah itu sendirikan membicarakan orang lain, disaat orang yang menjadi bahan gibahan tidak hadir dan mendengarkan langsung cerita mereka versi sang pengarah gibah, bisa jadi cerita tersebut sudah dimanupulasi.Â
Â
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”