Kapan lagi say?
Apa lagi yang ditunggu?
Buruan loh, jangan milih-milih.
Milih-milih? Aku tak pernah memilih dengan siapa menjalin kasih tetapi Tuhanlah yang memilihkannya untukku.
Kalaupun harus memilih atau selektif dalam menentukan pasangan hidup menurutku itu hal yang wajar, karena pernikahan bukanlah hubungan yang main-main, sementara saja, ajang cepat-cepatan atau bahkan ikut-ikutan. Melainkan sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti sunnah Rasulullah dan dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab dan mengikuti ketentuan-katentuan hukum yang harus diindahkan.
Aku memang tak banyak bicara setiap kali mereka bertanya, aku hanya bilang doakan saja atau tunggu Tuhan bilang iya. Seiring berjalan waktu, aku mulai terbiasa atau sudah kebal dengan pertanyaan kapan menikah namun tetap saja ada rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata setiap kali mendengarnya.
Mengapa selalu saja kata-kata ini yang terus mereka ucapkan setiap kali bertemu denganku. Apa mereka tak berpikir, kalau ucapannya itu menyakiti hati dan juga perasaanku. Dari sekian banyak orang yang membicarakanku, ada juga yang membela dengan berkata tidak apa-apa terlambat menikah dari pada salah memilih pasangan atau terburu-buru namun berujung dengan perceraian.
Siapa sih yang tidak mau menikah, memiliki pasangan dan keturunan yang akan membuat hidup kita lebih sempurna dan berwarna. Tapi bagaimana jika waktu giliranku belum tiba. Sedih rasanya, mengapa harus aku yang mengalami ini, yang selalu menjadi bahan omongan orang karena statusku yang belum menikah.Â
Apa yang salah dengan statusku ini?
Aku sadar, usiaku tidak muda lagi, memang seharusnya sudah menikah. Tapi bagaimana jika sampai saat ini Tuhan belum mengizinkan aku untuk menikah? Kalian tak pernah tahu apa yang aku rasa setiap kali melihat undangan pernikahan, acara pernikahan? Hatiku hanya bisa berkata dan bertanya kapan namaku tertulis di kertas ini? Kapan aku duduk bersanding di pelaminan yang indah itu? Kapan? Kapan?
Terkadang ada rasa sedih di hati ketika melihat sepasang suami istri sedang bermain dengan anak balita mereka yang disertai canda tawa, terlihat sangat bahagia. Dalam hati berkata aku juga ingin seperti mereka Tuhan.
Sampai saat ini aku terus berikhtiar dan berusaha memperbaiki diri agar lebih pantas bersanding dengan seseorang yang telah Tuhan persiapkan untukku jauh sebelum aku dilahirkan dan telah tertulis di Lauh Mahfuz yang akan ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidupku di dunia ini.Â
Aku yakin sebentar lagi Tuhan akan menjawab doa dan sabarku ini dengan hadiah luar biasa di waktu yang paling tepat untukku.Â
Wahai jodohku yang saat ini masih disimpan Tuhan, semoga kita segera bertemu dan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Amin.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”