Waktukah yang salah karena telah mempertemukan kita? Keadaan kah yang salah karena telah menyatukan kita?
Kita dipertemukan dalam sebuah keluarga kecil yang dipaksakan. Iya dipaksakan. Tapi kita tidak pernah ngeluh. Kenapa? Karena kita sama-sama sendirian di sini. Dan keluarga kecil yang baru terbentuk ini dapat merubah semua suasana hati dan menyimpan rahasia.
Apa pendapatmu tentang hubungan kita di keluarga ini? Salahkah aku yang akhirnya menaruh hati padamu?
Satu tahun, 6 bulan. Aku melihat hal lain dalam dirimu. Unik, aneh, dan bikin penasaran. Dan entah kenapa, keunikanmu, keanehanmu, dan kemampuanmu membuat penasaran hanya ditujukan padaku. Kupikir, aku mulai tertarik mencari lebih banyak tentangmu. Dan kupikir, aku melihat itu di matamu juga.
Salahkah semua dugaan yang kutujukan padamu? Salahkan aku yang mengumbar rasa tertarikku padamu?
Ketika aku mulai mendekatimu dan berharap bisa tahu lebih banyak tentangmu, kamu lari. Lari menjauh. Kamu jadi super cuek dan menganggapku tidak ada. Apa yang salah? Kukira kita sedang berjuang untuk mencapai satu tujuan yang sama? Atau hanya aku? Tapi di lain waktu, kamu menatapku seolah rasa itu masih ada. Maksudnya apa sih?
Seakan kita hidup di planet yang berbeda. Bahasa komunikasi kita beda.
Aku gak peka. Aku gak bisa membaca bahasa tubuh dan mata. Aku gak pernah belajar kode. Dan kamu berbicara lewat itu semua. Aku gak ngerti. Aku gak ngerti yang kamu bicarakan. Aku gak ngerti yang kamu maksud. Aku gak ngerti apa maumu. Masih salahkah aku?
Haruskah aku belajar bahasa khasmu? Kenapa gak kamu aja yang berusaha menggunakan bahasaku? Kenapa harus aku yang repot?
Okee, mungkin kamu gak suka sama sikapku yang terlalu vulgar. Aku udah merubahnya. Aku ikuti caramu. Cuek dan tidak peduli. Asal kamu tahu, itu cuma akting. Karena secuek apa pun aku ke kamu, se-gakpeduli apa pun aku ke kamu, aku tetap berusaha mencari tahu segala hal tentangmu.
Mungkin kamu lelah meladeniku. Mungkin kuantitas waktu kita bertemu jauh berkurang. Tapi, aku bertemu denganmu lagi, dan kamu sudah dengan yang lain.
Sakit? Iyalah! memang kamu pikir, yang aku lakukan selama ini apa? Sekali lagi, aku mengira kita masih berjuang untuk mencapai tujuan yang sama. Nyatanya?
Apa yang aku lakukan setelah kamu tak sendiri?
Jujur, aku masih menunggu. Bukan untuk sebuah status hubungan, tapi untuk suatu kejelasan tentang sikap aneh, unik, dan bikin penasaranmu yang hanya ditujukan padaku selama ini. Apa aku salah lagi? Setahun tiga bulan, sama sekali gak ketemu. Kabar pun hanya datang sekali dan itu tak memberi informasi apapun.
Helooo, apa kamu mengiingat aku?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.