Teruntuk Pria yang Kini Masih Bersamaku, Apakah Aku Sudah Tidak Berarti Lagi Bagimu?

apa aku sudah tak berarti bagimu?

Saat aku berniat untuk kembali ke pelukanmu, aku berharap kita akan menjalani hari penuh warna, serta berbagai bahagia bersama. Aku pun telah menerima perubahanku untuk kebaikan hubungan kau dan aku. Namun, setelah berjalan cukup lama kurasa kita menjadi timpang, seolah tak lagi menemukan keselarasan dalam hubungan.

Advertisement

Aku meyakini satu hal, diriku yang dulu tak akan mudah mengakui kesalahan. Apa lagi kesalahan yang sebenarnya telah membuatku menyesal.

Sekarang kadar keegoisanku pun mulai berkurang. Rasa tidak peduliku pun perlahan-lahan menghilang dan saat ini rasa cintaku mulai berkembang. Rasa sayangku seperti seluas lautan dan keegoisan ku berubah menjadi rasa ingin mengutamakan pasangan. Aku menyadari bahwa telah banyak perubahan.

Saat kau datang kembali aku yakin hubungan kita mampu menuju pelaminan dan oleh sebab itu aku mengatakan "aku ingin serius dalam hubungan"

Advertisement

Namun ternyata ada hal yang aku lewatkan, aku tidak menyadari kau juga mengalami perubahan yang singnifikan. Aku tak mengira bahwa kau akan menjadi pria asing yang tidak aku kenal.

Kesabaranmu mulai menghilang, rasa malumu kini berganti dengan kepercayaan diri yang terkadang  berlebihan. Perhatianmu tak lagi soal menyempatkan waktu bersamaku. Perhatianmu  kini berganti dengan menyenangkanku dengan materi. Matamu tak lagi memandangku dengan penuh kebahagiaan, matamu kini memandang dengan dengan emosi yang tidak bisa kujelaskan. Cintamu tak lagi seperti dahulu dan rindumu adalah sesuatu yang harus aku katakan lebih dulu.

Advertisement

Kau berdalih lupa dengan hari yang menyatukan kita berdua, dengan tidak memberi kuucapan atau hal yang bisa membuat ku terkesan. Kamu justru bertanya apa yang aku inginkan.


Apa kau benar-benar telah melupakan?


Saat aku marah karena kamu tidak memberi kejutan. Kamu beralasan bahwa kau memiliki keterbatasan. Jarak yang selalu kamu bicarakan tiba-tiba tidak hanya menjadi pengahalang kita untuk bertatapan namun juga telah menjadi alasanmu untuk memberiku perhatian.

Aku tak muluk-muluk ingin diberikan barang. Saat berjauhan kupikir kau akan membuatkanku video yang mengharukan, membuat kolase foto kenangan atau sekedar memberiku kata-kata yang menyejukkan.

Kau tak percaya akan perubahan dirimu padaku dan menganggapku tak menerima apa adanya dirimu. Kau pun masih menganggapku menuntutmu untuk menjadi pria idamanku.

Ku hanya ingin kau untuk mencoba bertanya pada hatimu.

Apakah kehadiranku adalah sesuatu yang kamu tunggu? Dan coba perhatikan sikapmu. Apa sikapku ini tepat untuk memperlakukan seseorang yang spesial untukku?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

une femme libre