Aku Terdiam, Aku Tersenyum dan Berusaha Menyembunyikan Semua darimu

Cinta dalam diam

Memerah wajah ini. Bukan karena malu yang melanda, tapi ketakutan akan kamu yang tak lagi aku ketahui. Di mana kamu sekarang? Mungkinkah kamu telah leyap ditelan zaman?

Advertisement

Sudah kalang kabut mencarimu, tapi seketika terhentak oleh satu suara besar yang menyakitkan telinga. Terima kasih karena telah menyampaikan kabar gembira ini. "Kamu hati-hati jika kembali, dan jangan lupa sampaikan terima kasihku ini padanya karena ia masih ingat untuk membeikan kabar untukku.”

Saat aku mengetahui bahwa sebenarnya kamu tidak tenggelam di garis cakrawala, nafas ini kembali riuh. Melegakan sekali air mata yang diaduk-aduk oleh gelombang pencabut yang kini hanya tinggal kenangan. Masih ada hari esok, esoknya lagi dan esoknya lagi. Aku hanya tinggal memperkuat penjagaanku dengan lebih, membukakan penuh tanggung jawab.

Berdiri tegak sudah menjadi irama penemanku. Terbiasa berdiri lama dalam kekhawatiranku akanmu yang sudah terlalu lama menghilang. Dalam diam kau tesenyum, aku tersenyum karenamu dalam diam. Diam dan senyumku ini hanya untukmu, akan kusembunyikan dengan rapi darimu hingga akhirnya kamu tahu sendiri bagaimana hati ini bekerja untukmu.

Advertisement

Siapkah kamu untuk mengetahui jutaan rasa yang mengendap ini? Mau tidak mau kamu harus siap. Salahmu yang sudah membiarkanya terlalu lama. Kini persiapkan dirimu saja. Jika sudah siap cepatlah ke sini, akan kusambut. Karenanya silahkanlah kamu datang dengan baik menujuku. Pintuku akan selalu terbuka untukmu.

Tak apa jika kamu datang terlambat, tidak apa pula jika kamu datang tanpa membawa apapun. Tangan yang kosong bukan berarti pikiran dan hatimu kosong kan? Mungkin nanti saat kamu datang, aku akan berkata, "Ke mana kamu selama ini? Kenapa datang terlambat? Tidak tahukah jika aku selalu menunggumu!”. Namun sayangnya pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan pernah aku lontarkan ketika nanti kamu datang, aku bejanji, sebab hal itu semua hanya akan mnghabiskan waktu jika aku mengelurkan pertanyaan-pertnyaan semacam itu.

Advertisement

Sekali lagi aku bilang, aku tidak akan marah dan kesal jika kamu baru datang sekarang. Datanglah, langkahmu akan membangunkanku dari tidur yang panjang. Lelah dalam menjaga pint hati dan pintu rumah ini akan terbayar jika kamulah yang mengetuknnya. Selamat pagi, atau ucapkan selamat lainya tidak masalah. Terserah kamu mau bicara apa. Di sini aku sudah siap, untuk merapikan kembali pintu rumah yang hampir rusak. Tidak bisa dibuka sepertinya juga iya, karena sudah berkarat dengan hebat.

Aku mohon ketika kamu datang dan menemukan sulitnya untuk membuka pintu ini, tolonglah kamu jangan pergi. Teruslah berusaha untuk membukanya. Aku ada di sini, di dalamnya dengan tenang. Karena, cinta bukan masalah datang terlambat, namun ia sedang memberikan jeda untukmu untuk merindu akan cinta. Belajar untuk bersabar dan ikhlas, semakin besar rasa sabar dan ikhlas, maka akan semakin besar pula rasa ketidakkhawatiran kita terhadap ia yang kapan akan datang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.