Kamu dimana, jiwa? Di pertengahan usia 25 tahunku, aku masih menunggumu. Kamu di mana? Cepat temui aku. Kamu memang tidak terlihat, aku tak tahu bagaimana parasmu, aku cuma bisa menerka-nerka. Jiwa, Tuhan lama sekali ya mempertemukan kita, mungkin kata Tuhan aku masih bandel, makanya kita belum dipertemukan. Kasihan nanti kamunya kata Tuhan. Jiwa, nanti kalau tangan kita sudah dipersatukan, tolong sayangi aku, tolong buat aku ingin selalu menjagamu, selamanya kita akan saling mendekap.
Tak apa menunggumu hingga lelah.
Jiwa, aku tak bisa berjanji apa-apa. Tidak, jiwa, aku tidak gombal. Nanti kalau kita bersama hanya engkau yang ada di relung hatiku. Hanya kamu yang jadi titik fokus pemikiran di hari dan nafasku. Nanti aku ingin menggandeng tanganmu kemana pun kamu pergi. Jiwa, aku kangen kamu. Kamu tahu, Jiwa, jujur. Sekarang rasa keibuanku ingin sekali aku keluarkan, aku ingin memiliki buah hati bersamamu.
Oleh karena itu cepat dan segera temui dan halalkan aku. Buat aku lebih baik bersamamu. Kelak bila engkau di sampingku, tak akan aku biarkan ada obat maag, obat anti nyeri dan obat lainnya di atas meja makan kita. Akulah sebaik-baiknya perawat bagimu.
Aku memang tidak bisa masak, tetapi aku tahu bagaimana membersihkan bahan makanan dengan baik, aku tahu bahan makanan mana yang berbahaya. Walaupun seadanya, kelak aku memasak itu hanya untuk kamu. Tak akan aku biarkan kamu terus makan di luar. Berpikir mau makan apa di luar nanti. Jiwa, kelak dengan bangga dan setianya aku akan mendampingi setiap kali kalau kamu ingin tampil dalam pekerjaan. Jiwa, nanti aku akan terus sediakan bahu untukmu saat kau telalu lelah dalam bekerja. Kelak jiwa, pelukku akan menghangatkanmu seraya berbisik “kamu bisa, ada aku kok di sini menemani dan membantumu” saat file kerjaan yang sudah kamu kerjakan hilang atau lupa disave.
Jiwa, kalau keadaan menuntut kita berpisah dalam jangka waktu lama, aku ingin selalu pastikan kalau kamu sehat dan baik-baik saja tanpa aku. Tak akan aku biarkan mataku lama tak menatapmu. Aku tak akan membiarkan hari terlalu lama berganti hingga kau terlihat menua. Saat kita terpisah, aku akan menemuimu. Hanya sekedar menatap parasmu, merasakan hangatnya genggaman dan peluk tubuhmu, merasakan detak jantungmu, merasakan amannya saat kamu peluk tidurku, merasakan manisnya saat kau tertawa.
Nanti jiwa, tak akan aku biarkan gerakmu terbatasi saat di rumah hanya karena di sudut-sudut penuh dengan barang yang berantakan. Biarpun aku lelah karena berkerja, aku akan tetap tata rumah hingga bersih. Intinya, aku hanya ingin kau nyaman saat bersamaku.
Kamu tau kemana harus pulang, jiwa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.