Dear orang yang pernah ku anggap sebagai jawaban atas pinta yang ku langitkan. Aku hanya ingin mengatakan, aku penah menunggu dengan serius lalu ikhlas dengan tulus.
Masih kuingat hari itu, untuk pertama kalinya aku mengatakan pada keempat sahabatku bahwa sekarang aku sedang menunggu seseoarang. Setelah sekian lama menyimpan akhirnya aku menceritakanmu pada mereka. Mereka sempat tak percaya karena aku sangat rapi menyimpanmu dalam do’a. Tapi hari itu entah bagaimana aku memiliki keberanian, seolah memilki kesiapan untuk membuat mereka berhenti mengajukan pertanyaan.
waktu mulai berjalan dengan cepat meningalkan setiap kenangan, tapi aku masih dengan harapan yang sama. menunggumu seolah menjadi keharusan bagiku. aku sudah bermimpi banyak tentang kita, tak hentinya meminta pada semesta.Â
Namun di tengah pandemic, imipanku ikut terisolasi dan bahkan hancur berkeping-keping. Seperti era new normal akan berlaku sepenuhnya dalam hidupku karena sebuah undangan.Â
Kandas dan terhenti adalah kisah penantianku. Sampai di sini rupanya khayalan itu. Setelah ini akan benar-benar memulai hidup baru, bukan hanya keluar mengunakan masker tapi juga harus menjaga jarak yang panjang denganmu. Jarak yang tak bisa disatukan lagi.
Tak mudah melupakan tapi harus segera diiklaskan. Tanpa kata aku mundur mengamankan posisi. Menguatkan diri untuk tersenyum dan megaminkan kebahagian untuk kehidupan barumu.
Jika skema takdir mempertemukan, ada banyak hal yang ingin ku sampaikan. Aku ingin bercerita tentang bagimana aku harus menata langkah setelah kepergianmu. Memulai hari dimana tidak ada dirimu dalam mimpiku. Berat, semuanya berat tapi bukankah hidup harus tetap berlanjut. Hidup harus berjalan digaris takdir yang lain, jika tidak dengan dirimu maka akan ada jalan takdir yang lain.
Seperti orang bijak aku mulai mengerti, dengan kehilangan aku belajar. terus melanjutkan hidup setelahnya bukan piilihan, tapi memang keharusan. Berjalan walau sedikit pincang, menatap matahari meski telah mulai terik. dan pastinya kembali menata hidup. kegagalan adalah guru terbai untuk bangkit dan mulai semua dari awal.
Aku hanya ingin berterima kasih sudah menorehkan luka yang sekaligus menjadi titik balik untuk bangkit. Terima kasih sudah hadir dengan segala kenangan yang tak mungkin terhapus, hanya tertindih dengan kenangan baru. Tak ada yang aku sesali termasuk bertemu denganmu. Aku percaya hidup itu luar biasa, Allah sudah mengatur, sekarang aku hanya ingin mengikuti skenario terbaik dari sang pencipta.Â
karena setelah iklas apa lagi? selain melanjutkan hidup dan berharap mendaptkan penganti.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”