Larilah…
Hampiri aku
Singkirkan sengatan mentari diubun-ubun
Dekap aku, cairkan rindu
Biar saja angin yang sejukkan suasana
Bawalah aku pergi
Nafas sesakku telah hampir terhenti
Lama menunggumu sampai selarut ini
Datang…
Sebelum perasaanku terlalu penat
Awan biru itu akan menemani
Temuilah…
Hujan akan datang seiring musim bergilir
Jangan datang bersama rintik hujan
Mungkin ia akan meneteskan pula air mata ku nantinya
Datangi aku
Sesegera mungkin
Karena aku mulai lelah
Siapa yang bertahan menunggu lama. Siapa yang betah berada dalam pusaran ketidakpastian. Siapa yang tak ingin keluar dari kepasrahan menunggu dengan lelahnya.
Aku ingin berhenti menunggu. Tapi juga ingin tetap menunggu. Dalam segala kesukaran. Dalam penantian panjang.
Tapi aku sudah terlalu letih. Mencintai. Tapi yang dicintai serupa bayangan yang tak pernah bisa kudapatkan. Yang semakin terang datang, ia menghilang. Yang semakin gelap tiba, ia lenyap. Yang semakin kukejar semakinlah ia menjauh.
Kenapa kau serupa bayangan. Yang tak pernah tentu kapan datangnya. Yang sewaktu-waktu menghilang semaunya.
Tapi, dengan bodohnya. Tetap bodohnya. Aku menunggu kedatanganmu yang tak pernah sejengkalpun dekat dengan kepastian. Aku benar-benar tidak berniat menyemai kebodohan. Aku hanya terus bertahan menjaga sebuah perasaan.
Jika saja kau adalah angin. Yang kapan saja. Di mana saja. Dapat mendatangiku dengan senangnya. Tapi, sungguh itu bukan kau.
Dan bagaimanapun. Aku selalu memintamu untuk mendatangiku. Sebelum lelahku benar-benar menelanku. Dan aku terkapar tanpa lagi ditemani sebuah perasaan.
Jadi, jika lelahku tiba. Tapi kau tak kunjung tiba. Maka perasaan itu pun akan sampai pada tiba. Ia selesai.
Tidak. Mungkin ia tidak akan pernah sampai pada tiba. Memang siapa yang dapat mengukur perasaan. Sejauh ini. Dan entah akan sejauh apa lagi. Perasaan ini tidak akan pernah sampai pada titik selesai.
Dan engkau. Yang kumintai untuk datang. Kapanpun itu. Jikapun aku harus menunggu sampai batas waktu yang entah aku pun tidak akan pernah tau. Jika itu yang harus kulakukan. Sampai kau datang padaku. Maka akan kulakukan.
Memang. Lelahku sesekali menghampiri. Tapi tak akan pernah kubiarkan untuk menghabisi. Perasaan yang selalu tersemai. Maka aku menunggumu untuk tiba. Dan kau tidak perlu berjanji untuk segera tiba. Kau berhak untuk menata dan memantaskan diri. Sampai akhirnya kita bisa berjumpa. Meski lelah. Seolah ingin patah. Aku tetap akan bersabar. Sampai penantianku usai. Sampai kau tiba.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”