Aku Persembahkan yang Terindah, Kau Persembahkan yang Tergundah. Tapi Tetap Saja, Aku Mencintaimu

Mencintai tanpa alasan

Aku mencintai siapa

Siapa yang ku cinta

Yang ku cinta mencintai siapa

Siapa yang dicintai yang ku cinta

Siapa

Siapa

Siapa

 

Dan aku tidak tau mencintai siapa. Dia datang dan pergi sesukanya. Dia kembali untuk pergi. Dia pergi untuk kembali.

Aku mencintai siapa? Aku persembahkan yang terindah. Ia persembahkan yang tergundah. Tak tentu kembali. Tak tentu pergi.

Sungguh lucu sekali. Apa memang kita sudah tidak sefrekuensi lagi. Atau memang tidak pernah satu frekuensi. Ketika aku menunggu pagi. Kau menanti malam hari. Ketika aku berteman senja. Kau bermesra fajar.

Aku mencintai siapa? Aku membawanya ke singgasana. Ia membuangku ke hutan belantara. Aku menawarkan cinta. Ia tanpa ragu menanamkan luka.

Apakah memang seperti ini? Aku merawatnya ketika tiba ia terluka. Kemudian melarikan diri dariku ketika luka itu berhasil sembuh.

Apakah memang seberat ini jalannya? Aku menemani di setiap waktu. Dia menemuiku sewaktu-waktu. Aku menuntunnya. Di lain waktu ia biarkan aku merangkak.

Aku mencintai siapa? Apa aku benar tidak mencintainya. Jika hanya karena dia memberikan perlakuan yang jauh berbeda terhadapku. Hanya karena jalan yang ia tuju berbalik arah dengan jalanku. Hanya karena apa yang dia tunggu bukanlah apa yang aku tunggu.

Aku ingin mencintainya. Bukan karena perlakuan. Bukan karena tujuan yang searah. Bukan karena penantian yang sama. Aku ingin mencintainya karena ia adalah dirinya.


Aku ingin mengisi kekuranganya. Aku ingin melengkapi hidupnya. Aku ingin bersama dengannya bukan karena apa-apa melainkan hanya cinta.


Meski semua jauh berbeda. Antara apa yang kuberikan padanya dan apa yang aku dapatkan darinya. Bukan menjadi sebuah persoalan.

Bagaimana agar kita tetap bersama. Itulah yang benar-benar akan kita perjuangkan. Untuk waktu yang berjalan semakin cepat ke depan. Ketidaksamaan akan berubah menjadi pelengkap yang benar-benar indah.

Aku mencintai siapa? Dirimu. Tidak perlu lagi kutanyakan. Apa aku benar-benar mencintai ataukah tidak? Semua akan dan telah terbukti sejauh kita berjalan dalam kebersamaan yang kita sendiri menentukan entah sampai kapan. Atau kita memilih untuk mengikuti takdir Tuhan. Mengikuti kehendak-Nya.                                 

Aku menerimamu. Sebagaimana engkau menerima dirimu. Terimalah sebaik-baik dirimu. Aku mencintai sebagaimana cintamu pada dirimu sendiri. Tidak ada yang baik dalam sesuatu yang berlebihan. Mencintai saja dengan tanpa rasa lebih besar atau lebih dalam. Hanya cukup. Aku mencintaimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini