HAI KAMU THE MASTERPIECE OF MY HEART, THE ONE OF REASON WHY I’M CRY!
Bolehkah aku berkeluh kesah denganmu? Maukah kau mendengarnya?
Kamu banyak berubah ya? Sungguh berubah dan aku tak menyukai perubahan mu. Yang drastis mengecewakan relung hati. Namun, apakah ku boleh tau apa sebab dari perubahanmu? Apakah dari diriku atau orang baru? Apakah ku pernah melakukan kesalahan yang membuatmu kecewa lalu berubah? Ataukah kau mulai muak merajut hari hari denganku? Apa aku sungguh membosankan? Dan sudah cukup lama mendiami hatimu, maka aku perlu diganti?
Banyak pertanyaan yang timbul di hati yang tak bisa kujawab sendiri, karena untuk semua ini kita perlu bicara dari hati ke hati, dengan kejujuran kita masing masing. Bukan sekedar teks di sebuah ponsel. Maafkan jika mungkin aku sudah membosankan, layaknya sepatu yang telah lama kau pakai namun terlalu lama hingga kau ingin mencari model lain. Maafkan juga keterbatasan ku yang membuatku, tak bisa mewujudkan harapanmu yang ingin kau harapkan padaku. Dan maafkan jika usahaku belum semaksimal mungkin, aku terbatas. Kau boleh jujur pada perasaanmu, tanpa harus kau takut menyakitiku. Jujur saja pada hati mu, jika ku perlu diganti maka kusendiri akan mundur tanpa harus kau usir pergi. Tak mengapa,kau tak perlu takut menyakiti. AKU SANGGUP! Tak perlu jua kau khawatir, AKU KUAT jauh lebih dari kata KUAT!
Jikalau boleh kujujur, tak seluruhnya perubahanmu membuatku kecewa. Beberapa perubahanmu terkadang cukup lebih menyamankanku. Kau lebih humoris, juga romantis. Ya, kuakui saja. Sebab dulu di tahun pertama hubungan ini berjalan, kau sedikit lebih acuh mungkin yang kumaksudkan cuek dan dingin. Namun itulah sosok yang kucintai, sosok dingin namun penuh kejujuran,ketulusan juga kehangatan di dalamnya. Bukan yang sekarang, aku tak butuh sikap humoris dan romatismu namun dilandasi kebohongan.
Maaf aku tidak membutuhkan itu. Jika bisa ku meminta, aku ingin sikap barumu dilandasi sikap tulus , jujur dan kesetiaanmu dahulu. Aku bahkan merasa kau bukan pria yang selama ini kucintai? Aku berterimakasih atas sikap hangatmu namun jika itu menghilangkan jati dirimu, lebih baik aku dihujani sikap acuhmu saja. Tak mengapa, aku jauh lebih suka itu. Terkadang di sela kecewaku, aku mulai mengingat pertemuan demi pertemuan kita untuk menghibur dan mengobati kecewa ku. Aku mulai saat saat pertama di hubungan kita, saat pertama kali kita saling mengatakan Cinta saat itu sungguh manis. Dan jika boleh diulang, aku ingin memelukmu lebih erat lagi. Hmm, dan kau tau saat ini aku kembali membayangkannya. Ingat saat genggaman pertama, menyebrang? itu sungguh lucu. Perlahan hatiku mulai terhibur, kugeser sedikit memori ingatanku dan kumulai kembali kecewa, aku merindu. Aku rindu saat aku menjadi satu satunya orang yang kau cari di setiap harimu, aku rindu menunggu pesan pertamamu di setiap pagiku. Aku rindu saat ku menjadi prioritasmu, aku rindu disaat kita saling melepas rindu melalui suara dan aku rindu sikapmu yang menjadikan ku satu satunya pemilik hatimu. Rindu yang tak mungkin terbalas. Dan rindu yang sangat besar. Ketauhilah hampir saja , keyboardku penuh aliran airmata ku yang jatuh tetes demi tetes. Namun sungguh ku RINDU, sangat me-RINDU.
Baiklah tuan keras kepala, aku tak tau berapa lama lagi kubisa menahankan segenap kecewa ini. Berapa lama lagi kuperbaiki hatiku dan pura pura tak melihat pesanmu dengan wanita lain? Huh, tenyata tak mudah. Ini sangat menyakitiku, sungguh. Harus berapa lama lagi ku berikan lelucon kepada hatiku, agar dia terhibur? Kesalahan ku menjadikanmu tempat penghiburan, dan harapanku menjadikanmu penghapus airmata dan kenyataannya kau salah satu peran terbesar di setiap jatuhnya airmata ku .
Aku lupa berapa puluh kali aku menangis karenamu, dan tak bisa kuhitung berapa banyak airmata yang telah kujatuhkan untuk menangisimu, untuk menangisi cintaku, apa mungkin kutelah salah menempatkan hatiku? Aku bahkan lupa kapan terakhir kali hubungan ini baik baik saja, tanpa ada masalah. Itu sudah sangat lama.
Apa aku mengganggu mu? Aku begitu menyebalkan? Jika iya, katakan saja jangan sungkan. Aku tau apa yang akan kulakukan, dan kau akan aman tanpa adanya kehadiranu. Tuan? Apakah kau sungguh tak menginginkan ku lagi? Kau benar benar ingin mengganti kan ku , sehingga begitu banyak perempuan yang kau incar ? Dan apakah ku tak boleh melarang mu lagi? Tidak bisa kah kau berpura pura bahwa hanya aku lah satu satunya perempuan di dunia ini, hingga kau lupa bahwa kau sedang berpura pura?
Aku sudah cukup sabar atas pertengkaran kita, tentang wanita lain dan selalu tentang itu! Aku muak, tidak ada kah topik lain yang lebih menarik untuk kita ributkan selain itu? Jika kau menginginkan mereka, kejarlah. Takkan kuhentikan lagi langkahmu. Sebab kau sudah melarangku secara tak langsung, melarangku agar ku tak lagi ikut campur dan kau ingin bebas tanpa harus kubatasi. Hmm, tak apa. Aku mengerti, kau pasti memiliki pilihan yang jauh lebih tepat daripada aku. Dia yang lebih mampu memahami, sabar dan mendukung disetiap hari hari barumu nanti. Tenang kau takkan mendengar ocehanku lagi, kau bebas sekarang.
Maafkan pertahananku runtuh, ternyata aku tak sekuat yang kubayangan. Aku dikalahkan keadaan dan dikecewakan kenangan. Pada dasarnya aku hanya wanita biasa, wanita yang ingin dicintai dan wanita yang ingin menjadi satu satunya bukan salah satunya.
Wanita yang juga ingin diperjuangkan, bukan hanya memperjuangkan. Aku bimbang dimana letak hatiku sekarang. Apakah aku harus pergi baru kau menyadari bahwa aku berharga? Dan pada akhirnya aku menyerah, aku kalah. Yang berjuang selalu merasakan pahitnya tidak dihargai. Izinkan aku pergi, agar ku bisa mengobati setiap kepingan hati yang selalu kau hancurkan. Maafkan jika aku tidak kuat, Maaf!! Telah kulakukan dan kujalani peranku mencintai mu setulus hati, memang tugasku belum selesai namun kau sendiri yang menyuruhku menghentikannya.
Terimakasih pernah mencintaiku, dan terimakasih kau sudah berpura pura untuk tetap mencintaiku karena kau takut menyakiti ku. Tapi itu tak perlu tuan, kau tidak perlu berpura pura tetap bersamaku tapi hati dan pikiranmu bukan untukku lagi. Aku tak apa, jangan pikirkan aku. AKU PUNYA HATI YANG BESAR TUAN!
Dan untuk terakhir kalinya AKU PAMIT, DAN KUBAWA SEGALA KENANGAN BAHWA BERJUANG TIDAKLAH MUDAH terimakasih, kau terbaik! Sungguh. Tuhan memberkatimu
Â
Dari yang akan selalu mencintaimu, dan tidak tau kapan berhenti mencintaimu:
Gadis yang selalu menjatuhkan air mata.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”