Aku Mungkin Tak Berbicara Lewat Mulut, Namun Ku Berteriak Lantang Melalui Tulisanku

Apakah harus seperti ini menyelesaikan sebuah pesta?

Riuh rusuh mengancam banyak orang. Kekacauan mencekam membungkam pikiran jernih manusia. Apakah harus seperti ini menyelesaikan sebuah pesta? Pesta demokrasi yang diikuti sekian kepala. Pesta demokrasi harusnya dirayakan dengan meriah oleh canda tawa. Pesta demokrasi harusnya diakhiri dengan senyuman dan rasa lega. Bukan dengan kerusuhan yang terjadi di sana sini seperti sekarang.

Ada apa dengan semua ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku terduduk di meja ini. Hanya memantau seberapa ributnya di luar sana. Berperang melawan saudara sendiri. Berjuang demi membenarkan kemauan ambisi. Siapa yang terpuaskan dari aksi ini? Tolong beri tahu aku sekarang. Apakah mereka yang berdiri di tengah jalan atau mereka yang duduk menyaksikan ini semua dari 'istananya?'

Ku alihkan mata ini dari layar kaca yang terus memamerkan aksi itu. Ku fokuskan retina ini pada layar komputerku. Aku tak lagi peduli pada dunia ini. Aku akan membuat duniaku sendiri, yang damai pastinya. Ya, hanya inilah yang bisa aku lakukan saatku sedang muak melihat kejadian yang terjadi di sekitarku, menulis. Menulis novel tentang sebuah dunia yang tak mungkin bisa diwujudkan di realita. Menciptakan karakter yang mungkin tak akan pernah ditemui di dunia ini. Membuat cerita yang indah yang takkan pernah hadir disituasi seperti ini.

Menulis membantuku menjadi pribadi baru yang dapat melihat keindahan dunia. Menulis dapat membuatku berharap adanya hal baik di dunia ini. Yang pasti menulis dapat membantuku mengeluarkan opini dan aspirasiku yang sudah lama tertimbun di kepala emasku ini. Untung lah aku memiliki motivasi utamaku untuk menulis saat ini. Aku menemukan Next Top Writer, kompetisi menulis novel. Itulah yang mendorongku untuk selalu menulis. Menulis hal baik yang bisa disebarkan pada banyak orang. Menulis harapan yang membuat kehidupan kembali cerah. Dengan hadiah ratusan juta dari kompetisi tersebut, aku bisa membantu sekelilingku lewat rangkaian kata-kata yang ku buat. Ah, indah sekali jika dibayangkan.

Aku mungkin diam, tak mencoba berbicara lewat mulutku. Tapi ku harap kata-kataku dapat berteriak lantang untuk mewakili suaraku. Kata-kata yang lahir dari buah pikir ini dapat menyentuh hati banyak orang untuk berhenti sejenak dan berpikir jernih. Karena saat ini, tak ada orang yang mau mendengar, semua orang berteriak agar didengar. Semoga mereka yang tak bisa diam bisa ku bungkam dengan kata-kataku dan novel yang sedang ku kerjakan ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Joyful Unlimited Reading! Tersedia di Google Play Store dan App Store.