"Kawanku lebih asyik daripada keluargaku."
Saat remaja, dimana diri ini sedang senang senangnya mencoba sesuatu yang baru, mengenal hal baru dengan banyak teman, yang mungkin dari sebagian kita berpikir lebih asyik mengumpulkan banyak teman daripada harus memfilternya. Pemikiran dewasa masih belum sepenuhnya tuntas, saat remaja memang waktunya untuk mencari jati diri. Tapi terkadang ada pemikiran yang kurang tepat dalam prosesnya.
Hari hari dihabiskan dengan teman sekolah, teman rumah, teman kenal dari teman, dan banyak teman lainnya, sehingga rumah hanya sekedar dijadikan kost kostan atau hotel yang hanya digunakan untuk makan dan tidur. Terasa sangat menyenangkan memang bila berkumpul bersama teman, apalagi teman yang bisa diajak fun. Selalu ada hal baru yang mulai diketahui bahkan hingga ahli dalam mengaplikasikannya, mulai mengerti memainkan alat musih hingga olahraga.
Terkadang beberapa keahlian yang didapat dari teman menjadikan kita berkompetisi satu sama lain, jika keahlian itu membuahkan hasil hingga menjadi prestasi, mungkin akan menjadi kebanggaan bagi orang tua dan keluarga. Tapi terkadang remaja lupa bahwa proses yang sedang dijalani tak luput dari dukungan orang tua, bukan hanya teman, gebetan atau pacar sekalipun. Remaja lupa jika orang tua memiliki peran yang luar biasa untuk kemajuan dirinya.
Saat orang tua merasa cemas akan pergaulan si remaja. Si remaja mencoba memberi pengertian bahwa memiliki banyak teman sangat bermanfaat kala ia tumbuh dewasa nanti yang mulai bersaing di dunia kerja. Memang benar… teman dapat membantu kita diwaktu tertentu, tapi tak lantas pergi seharian ke luar rumah hingga tak tahu bagaimana kondisi yang ada di dalam rumah dan apa yang sedang terjadi. Sebagai orang tua mungkin ada penyesalan terkait pengasuhan yang kurang tepat diterapkan sejak dini pada si remaja, tapi setidaknya si remaja mengerti akan kondisi yang ada di dalam rumah.
Remaja lupa, bahwa peran orang tua sangat besar baginya. Ia lupa bahwa ketika ia menghadapi masalah, ketika ia kesusahan, ketika ia sakit yang selalu hadir di sisinya adalah orang tua bukan teman bahkan pacar. Mungkin bagi si remaja, orang tua apalagi ibu itu menyebalkan karena selalu di suruh ini itu dan selalu diomelin, tapi apakah remaja sadar jika perlakuan ibu terhadapnya merupakan bentuk kasih sayang kepadanya.
Sebagian remaja mungkin berfikir, kalau  sayang kok selalu diomelin nggak pernah di sayang atau di beri sesuatu. Hai remaja… bentuk kasih sayang setiap orang tua tidak sama. Satu hal yang perlu kamu ingat bahwa orang tua selalu mendoakan remajanya dalam kondisi apapun, baik saat kamu sedang melukai hatinya atau mungkin melupakannya saat kau bersama temanmu. Orang tua selalu memberikan doa terbaik untuk remajanya, menginginkan atas kesuksesan si remaja hingga memohon ampunan atas segala kesalahanmu yang telah kau perbuat padanya.
Tidakkah kau ingat ayahmu yang terlihat sangat cuek kepadamu, padahal dalam hatinya menginginkan dirimu tumbuh lebih tinggi darinya. Ia rela mengupayakan banyak hal untuk membuatmu lebih hebat dari yang ia kira. Ayah tidak selalu menampakkan rasa sayangnya padamu, tapi ia selalu bekerja keras, berusaha bekerja apapun untuk dapat membiayai sekolahmu, bahkan memberikan hidangan yang lezat supaya kamu bisa mencobanya, dan merasa puas saat menyantapnya. Ibumu selalu rela memberikan apapun yang kau inginkan. Ibu selalu siap sedia kala kau menginginkan apapun yang keluar dari mulutmu. Ibu tak pernah berfikir panjang akan keinginanmu dan selau berusaha untuk memberikan yang terbaik bagimu.
Remaja, hingga pada saat ini apakah kau masih menganggap teman dan pacarmu itu adalah orang selalu hebat di segala keadaanmu. Bukan berarti temanmu tidak ada artinya, tapi ingatlah di balik segala kondisimu, keluargalah yang selalu mendukungmu dalam bentuk apapun.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”