Aku Lupa Bahwa Aku Sudah Melupakan Semua Hal Itu. Juga Tentangmu

Mimpi buruk adalah hal yang mengganggu, menjadikan  ketentraman hati menjadi riuh-sedan, yang tadinya damai, sekarang malah memikirkan hal tersebut. Selalu datang setiap kita memejamkan mata, tak juga ketika tidur, terkadang saat berkejap sebentar, mimpi buruk itu seolah berada di sisi kita, mengikuti langkah kaki kita. Menjadi teman setia dari setiap jarak yang kita tempuh.

Bagaimana? mimpi buruk itu bisa menjadi hal yang menakutkan, sedangkan itu hanya hal semu bukan hal nyata yang bisa kita sentuh, bisa kita lihat dan bisa kita dengar. Tidak ada hal nyata yang menakutkan selain kematian: membaringkan diri di tanah sendirian tanpa teman, berbungkus kain putih tanpa cela, kecuali muka yang menatap tanah. Hal yang menyedihkan.

Terhadap kematian dan mimpi buruk bukan hal yang mengerikan, ketika seseorang divonis hidup tak mau mati pun segan banyangkan saja seseorang hidup hanya memikirkan masa lalu yang menanggalkan semua harapan, semua cita-cita, terpaku dengan hal yang sudah berlalu, terngiang-ngiang akan hal yang seharusnya dilupakan.

Tentang hal tersebut, seseorang itu lebih mengkuatirkan dari kematian dan mimpi buruk. Seperti hal yang didefinisikan, tentang bagaimana ia melanjutkan hidup, jika selalu terbanyangi masa lalu yang menghalangi kemauan untuk terus hidup, kalau disuruh mati pun pasti tidak mau, pasti ia takut neraka.

Dan kenyataannya seseorang itu adalah aku. Yaps, aku yang tidak bisa lepas dari masa lalu, selalu terngiang akan peristiwa yang menanggalkan cita-cita. Kesalahan-kesalahan itu seperti membelenggu saat aku ingin memulai hal baru. Menyedihkan ketika banyak kesempatan datang. tapi aku belum siap mengambil kesempatan tersebut. Ketidaksiapan diriku karena aku selalu terpaku masa lalu, yang menimbulkan ketakutan untuk memulai hal baru.

Saking banyak membuat kesalahan hingga menyebabkan trauma, sampai  tidak ingin melakukannya lagi, selalu terbayang akan kesalahan bahkan sebelum memulai udah takut salah duluan. Aku terjerembab akan hal tersebut dalam waktu yang lama, hingga tak ada  yang bisa membangkitkan semangatku. 

Di tengah musim semi, aku mencoba untuk bangkit, namun selalu gagal tidak ada prospek yang bisa kurencanakan semua hampa sunyi tak berarti semua hancur tertelan pikiranku sendiri. Aku hanya ingin lupa, bahwa aku pernah gagal dan punya kesalahan. Dan aku ingin lupa bahwa aku pernah patah hati oleh wanita yang menyia-nyiakanku. Dan aku lupa bahwa aku sudah melupakan semua hal tersebut.