Awal yang tak terbayang, di mana aku bisa berjumpa dan mengenalmu, sungguh di luar dugaanku. Kita bisa saling mengenal bahkan sampai bisa sedekat ini hanya melalui medsos. Ya mungkin harus ku berterimakasih pada si medsos yang menjadi perantara di antara kita. Melewati berbagai kenangan indah bersamamu membuatku selalu menantikan hadirnya dirimu di setiap waktuku. Tahukah kamu? Saat itu Aku bahagia, ya aku bahagia mengenalmu, berbagi kasih denganmu, berbagi kebahagiaan, serta berbagi mimpi indah bersamamu.
Mimpi yang kita rajut bersama, dari kepingan-kepingan masa lalu ku dan masa lalu mu yang menjadi pondasi di masa depan kita.
Kau selalu membuatku merasa menjadi satu-satunya perempuan paling bahagia karena bisa memiliki cintamu, cinta yang diimpikan oleh setiap perempuan. Tak pernah ada satu moment pun yang tidak meningglakan kesan dengan mu, kau selalu memberikan kejutan-kejutan kecil yang berpengaruh besar dalam dadaku.
Kau laki-laki sempurna yang selalu membuatku merasa jatuh cinta di setiap harinya, jatuh cinta kepada orang yang sama yaitu kamu.
Kehadiranmu selalu ku tunggu setiap waktu, entah itu hari yang cerah, mendung, atau bahkan hujan. Entah itu malam yang bertabur bintang atau bahkan malam dengan langit tak berbintang sekalipun, rinduku hanya untukmu. Kamu tempatku berbagi mimpi, entah itu mimpi indah atau mimpi buruk kau selalu ada menenangkanku. Kau anugrah terindah untukku Kalla itu. Waktu di mana aku belum melakukan kesalahan kecil yang berakibat kandasnya hubungan kita.
Ya, satu kesalahan kecilku membuat dunia ku terbalik.
Membuat dunia putihku yang bertabur bunga menjadi dunia kelam yang penuh noda. Kebahagiaan, angan-angan, harapan, dan impianku yang bahkan juga impian keluargaku hancur lebur tak tersisa, bagaikan debu yang terseret ombak ke lautan lepas. Mengapa? Mengapa? Mengapa bisa terjadi? Mengapa hanya karena kesalahan kecilku, kamu tega menghancurkan harapan besarku tentangmu, tentangmu yang selalu aku banggakan dihadapan mereka, tentangmu yang selalu menjadi alasanku untuk berbahagia. Kini menjadi satu-satunya pula alasan untukku menabur air mata.
Ya, tentangmu yang selalu menjadi alasanku untuk berbahagia. Kini menjadi satu-satunya pula alasan untukku menabur air mata.
Mungkin semua memang salahku, aku tak pernah tahu bahwa diamnya kamu mengandung sejuta kekecewaan dihatimu, hingga kamu tak sanggup membendung amarahmu dan berakhir diluka hatiku. Tahukah kamu? Aku terluka, ya hatiku terluka, hatiku tergores dan pecah, penuh darah dan membeku. Ketulusanku, kepolosanku, kejujuranku terkalahkan oleh kecurigaanmu. Bahagiaku kau renggut paksa kala itu juga, diriku yang terbiasa bahagia karena mu kini menjadi terbiasa menangis karenamu.
kejujuranku terkalahkan oleh kecurigaanmu.
Menyesal memang, tapi dalamnya hati yang tersakiti tak dapat diobati hanya dengan sepucuk kata maaf, rapuhnya hati seorang perempuan tak dapat ditebus hanya sebuah maaf atau bahkan dengan seikat mawar pun itu takan mampu menghapus luka yang kau gores di hati ini. Meski maaf ku telah kau dapatkan, meski berulang kali kau memintaku kembali. Tahukah kamu? Kini rasa takut kerap menghantuiku, ya rasa traumalah yang membuatku takut untuk memulainya lagi, denganmu atau bahkan dengan orang lain. Takut kebahagiaanku kembali hilang, takut menyakiti orang yang ku sayangi, takut merasakan kesakitan yang sama, takut terluka kembali pada perasaan yang sama, dan takut kecewa itu menghampiriku lagi, lagi, dan lagi.
ya rasa traumalah yang membuatku takut untuk memulainya lagi, denganmu atau bahkan dengan orang lain.
Tenanglah, aku tak menyalahkanmu sama sekali atas apa yang terjadi padaku. Aku bahkan menyalahkan diriku sendiri, karena kebodohanku kita akhirnya terluka. Namun kini, waktu telah mengajarkanku arti kehilanganmu. Tersenyum dan berbahagialah. Semoga apa yang ku rasa tak pernah kau rasakan. Ketahuilah, aku pernah benar-benar bermimpi tentangmu, meski bagimu aku hanyalah si pendusta. Ya katamu, akulah si jalang yang pernah bermimpi bahagia denganmu.
Jika kamu paham, pahamilah lukaku dan nantikan ku di ujung waktu ku sampai luka ini kering dan tak menimbulkan air mata. Tapi jika kau lelah, pergilah jangan tunggu aku lagi, aku takkan memaksamu untuk menunggu si wanita murahan yang hanya bisa mengecewakanmu. Pergilah, pergi sejauh mungkin sampai aku tak mengenalimu dan terbiasa tanpamu. Dan pastikan kau bahagia meski tanpaku selamanya, kita memiliki jalan masing-masing untuk bahagia, dan semoga kebahagiaanmu bisa membuatmu selalu melukis senyum di hari cerah mu.
Salam, dari sosokku yang semakin bias dan kabur. Semoga suatu hari nanti tangan tuhan menyatukan kita kembali, yaitu ketika aku dan kamu telah sukses.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
aku bisa merasakan lukamu �
Gomawoyo. Gmna tulisan aku udh bernyawa belum rene???