Aku, Kau, dan Hujan

Kita pernah bersama melalui sebuah senja yang indah meskipun berakhir dengan luka.

Rintik air hujan kembali menghiasi tiap malam yang sendu. Suaranya begitu jelas terdengar dari sudut kamar ini. Hujan mengingatkan ku pada suatu hal yang kini telah usai. Suatu hal yang tak mungkin dapat terulang lagi.

Advertisement

Dihari itu hujan turun membasahi tanah yang gersang. Aku masih dapat melihat senyum mu. Aku masih bisa merasakan pelukan dan genggaman tangan mu saat itu, mendengarkan mu tertawa dan berbicara banyak hal dibawah rintikan air hujan itu.

Apa kamu lupa? Kamu adalah orang yang selalu aku perjuangkan meskipun seringkali aku terlupakan. Apa kamu ingat? Hujan di sore itu adalah hujan yang pertama kali kita rasakan bersama. Kita bertemu untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama terpisah oleh jarak yang membentang dengan jahatnya. Aku pun masih ingat, dulu kamu adalah seorang wanita yang gemar berjanji padaku. Bahkan, aku masih mengingat janjimu itu.


Kepergianmu meninggalkan luka yang teramat dalam di hati ku, membuat tangis yang tak kunjung reda. Mengapa harus secepat ini kita merasakan bahagia?


Advertisement

Kamu pernah berjanji bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkan aku. Namun apa yang terjadi. Kamu pergi tanpa melihat ke belakang seiring dengan hujan yang semakin deras. Aku semakin terlarut dalam setiap kenangan tentang mu.

Pada akhirnya aku menyadari bahwa semua janjimu tak lebih hanya sebagai pelengkap kisah semata. Pada akhirnya kamu berpaling dariku dengan berbagai alasan yang terucap dari bibir manismu itu.

Advertisement

Hingga pada akhirnya aku mengetahui kabar itu, kamu sedang menjalin sebuah hubungan dengan seorang sahabat dekatku. Entah apa yang aku rasakan saat itu. Rasanya aku hanya ingin semua rasa sakit ini segera berlalu seiring dengan langkah kaki mu yang semakin jauh dariku.

Hujan turun semakin deras mengiringi kepergianmu. Aku dapat melihat dengan jelas bagaimana bahagianya kamu ketika berfoto dengan lelaki tersebut. Aku rasa semua ini telah seharusnya berakhir dengan cepat. Aku kira kamu adalah wanita yang baik, wanita yang akan menjaga hatinya hanya untuk satu lelaki saja. Namun aku salah, kamu mengkhianati semua janji yang telah terucap dari bibir mu itu.

Terimakasih telah menjadi bagian terindah dalam hidupku. Menghiasi senja dalam setiap hariku, melukiskan berbagai kenangan indah dalam hidup ku meskipun harus berakhir dengan luka. Semoga penghianatan mu membuatku semakin kuat dan membuatku tak mudah untuk memberikan kepercayaan pada orang lain.


Bagaimanpun keadaanku saat ini, aku yakin aku bisa bahagia meski harus menjalani hari-hari ku tanpamu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveller bloger,Indonesian mountaineer,mix martial art.