Rindu yang Terselip di Derasnya Hujan

Hei kamu, iya kamu yang selalu duduk di sudut kafe ini. Masih ingat denganku? Ah mungkin kamu tak mengingatnya, tapi yang pasti kamu bukanlah sosok yang mudah terlupa olehku. Baiklah kalau kamu memang masih belum bisa mengingatku. Tapi tunggu, mungkin kamu bisa mengingatku kalau aku bercerita tentang hujan? Bagaimana?

Advertisement

Ya, hujan di sore itu tepatnya 1 bulan yang lalu. Ketika aku terpaksa masuk ke tempat ini karena terjebak hujan. Hujan sore itu sangat deras, sampai aku tak berani melanjutkan untuk bermesraan dengan vespaku. Antara sebal dan beruntung sih sebenarnya saat itu. Sebal karena harus terjebak hujan, tapi beruntung karena di sini, di tempat ini, aku bertemu denganmu. Nah, bagaimana? Kau sudah mengingatku? Masih belum?! Oke, aku lanjutkan cerita ini.

Jadi singkatnya, saat hujan di sore hari, satu bulan yang lalu itulah kita bertemu. Memang benar aku belum sempat memberitahumu namaku, begitupun denganmu. Lucu juga sih pikirku saat itu, bagaimana mungkin bisa kau yang sama sekali belum aku kenal, namun sudah mampu menarik sepasang mata ini untuk terus lekat erat dengan sosokmu. Memang hanya sebatas menatapmu saat itu, mengamatimu, namun justru itulah yang membuatku semakin lama tertahan di tempat ini. Ahh, setelah sekian panjang cerita ini, masak sih kamu masih belum bisa mengingatku?

Sepertinya memang belum bisa membuatmu ingat. Oke, asal kau tahu, setiap akhir pekan aku selalu datang kesini. Tentu saja magnet yang membuatku kemari adalah dirimu. Begitu hebatnya magnet yang ada pada dirimu itu, sampai aku hafal apa saja yang ada di mejamu. Buku, laptop, hp, secangkir cappuccino (kita sama untuk urusan ini, hehehe) dan sepiring french fries. Dan mungkin kamu akan mengingat ini, saat itu untuk ketiga kalinya kamu dan aku di sini. Memang terpisah meja, tapi hal yang membuatku semakin larut oleh pesonamu adalah senyummu. Saat itu kamu sudah beranjak dari tempatmu dan kamu lewat di depanku. Aku sangat yakin saat itu kamu menatapku sesaat, terdiam dan kemudian melemparkan senyum manis itu padaku. Jelas tak mungkin lah aku tak membalas senyum itu, memangnya aku lelaki gila, yang melewatkan begitu saja senyum manis dari wanita seperti dirimu.

Advertisement

Kau tahu, dunia serasa berputar sangat lambat bagiku ketika kamu tersenyum.

Dan tepat sekarang ini, aku kembali duduk di meja yang sama, begitupun dengan dirimu. Mungkin kau sudah mulai mengingatku sekarang, laki – laki yang selalu duduk di tempat yang sama, memesan kopi yang sama, berkacamata, dan selalu ditemani kamera serta laptop di meja. Kau pasti sudah mengingatku sekarang, karena sekali lagi kamu menatapku dan melemparkan senyum itu, dan kali ini kamu melakukannya sedikit lebih lama. Kamu tahu, dunia serasa berputar sangat lambat bagiku ketika kamu tersenyum. Aku tak mempedulikan sekitarku, yang aku tahu hanya dirimu.

Advertisement

Sore ini semua berjalan seperti biasa, seperti ketika aku menghabiskan sabtu soreku di sini, di kafe ini. Menghabiskan waktu dengan menikmati paras dan senyummu. Semuanya sama, tak ada yang berbeda, kau duduk di sudut itu dengan menu yang sama, begitupun denganku disisi yang berbeda. Sepertinya aku tak perlu membenci hujan lagi, karena kamu yang telah merubahnya. Aahh Sabtu sore ini begitu cepat berlalu, sama seperti dirimu yang juga beranjak pergi dari tempat ini. Selalu di waktu yang sama, saat jarum jam menunjuk ke angka lima. Kau mulai beranjak keluar dan kali ini tak lupa kau lemparkan senyum itu sekali lagi. Senyum yang membuat kedua mataku mengikuti setiap langkahmu yang pergi menjauh dan akhirnya hanya mampu melihatmu di luar sana bersama dengan lelaki yang selalu menjemputmu di jam lima setiap sabtu sore.

Aku pun kali ini hanya berteman dengan secangkir cappuccino sembari menikmati alunan lagu sendu tentang rinduku yang berujung dalam goresan pena.

"…………

mungkinkah kau inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu

bila memang, ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat ku miliki
salahkah ku bila
kau lah yang ada di hatiku

kau yang ada, di hatiku……."

*Maliq & D' Essential – Untitled

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menikmati setiap proses dalam mencapai tujuan itu penting

9 Comments

  1. Hollyla Permana berkata:

    Dlm hal ini, akulah wanita itu… yg selalu memberikan mu senyuman, dan pergi utk kembali kepadanya yg telah menjemput aku….