Aku ingin lagi menulis tentangmu, tentang senja yang pernah kamu berikan untukku. Bagaimana cara memotret senja, bagaimana cara memetik senja, dan bagaimana cara memandang senja. Walau kini hanya sendiri saja tanpamu lagi. Begitu banyak kesalahan yang pernah aku perbuat hingga maaf pun tak lagi kau berikan, beribu kali ku minta maaf namun tak sedikit pun kau luluh. Oke, jika ini maumu, aku sudah tak lagi meminta maaf, semua terserahmu apa adanya. Yang jelas aku sudah memohon maaf ribuan kali bahkan di hadapan orang tuamu pun sudah. Akan aku kembalikan kesalahanku pada Allah SWT.
Entah kenapa kita hanya memikirkan kesalahan kita masing-masing, kenapa kita tak memikirkan rasa sayang kita saja yang masih saling membagi sayang, yang masih saling cinta. Kau inginkan aku untuk ikhlas melepaskanmu, namun kau juga masih membenciku, karena semakin kau membenciku, kau semakin mengingat aku.
Aku tak pernah percaya bahwa kau sudah melupakan aku dengan ikhlas, walaupun kau sudah memiliki orang yang mungkin lebih baik dariku, yang mungkin lebih indah dariku. Aku tetap saja yakin bahwa hatimu masih bersamaku.
Aku masih sanggup untuk tetap tegar walau tanpamu, aku masih sanggup mencintaimu walaupun tak ada kau untuk mencintaiku lagi seperti dulu. Semoga kau bahagia dan begitu pun aku. Aku ikhlas dengan kesalahan-kesalahan yang pernah aku perbuat walaupun tidak kau maafkan, walaupun tidak kau tunjukkan, aku rela kau maki dan kau benci, sebenci-bencinya agar kau tetap bahagia dengannya. Jika memang membenciku caramu untuk melupakanku, silahkan. Aku ikhlas.
Sayang, terima kasih kau masih menjadi ukiran dalam jemariku untuk tetap menjadi tulisan-tulisanku yang akan aku tanamkan di setiap sudut lembaran menjadi buku. Menjadi kelabu hingga debu bercampur abu. Kau masih tetap menjadi orang yang pernah aku usahakan untuk mencintaimu, walau saat aku mencintai, kau meninggalkanku. Walau saat aku berjuang, kau tetap pergi semakin menjauh. Teruslah kejar mimpimu, jangan sampai kau melintasi masa lalu sebagai dendam dan kebencian. Karena hanya aku yang bisa mengerti sikapmu, hanya aku yang bisa menatapmu lebih tulus dari orang lain yang pernah mencintaimu. Aku akan tetap menulis tentangmu, tentang senja yang pernah kita ukir berdua, kita tanam bersama, kita tertawa bersama, dan kita lalui tanpa suara. Karena hanya diam yang membuktikan, karena hanya sikap yang menunjukkan kisah yang akan memaknai apa yang harus kita cari. Walau kini kita tak lagi saling menghampiri, hanya saling dapat mendoakan dalam rindu dan angan kenangan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.