Jika aku memang egois, maka semua wanita pasti bisa dibilang sama seperti itu. Aku egois, aku memberikan kebaikan kepadamu karena aku sangat menyayangimu tapi aku meminta pamrih dan menuntutmu, aku meminta kamu juga bisa menyayangiku. Maaf bila kebaikan ini mungkin bagimu tidak tulus, karena aku hanya ingin dibalas. Aku mungkin terlalu percaya diri, dan aku selalu meyakinkan diri bahwa kau akan memilihku menjadi pendampingmu.
Saat ini sudah jelas aku sudah menanyakan kelanjutan hubungan kita, aku memberanikan diriku, karna aku hanya wanita, dan aku butuh kepastian. Jawabanmu kita stop sampai disini, tidak apa-apa, karna ini memang saatnya setelah 2 tahun aku menunggumu aku harus move on. Karna aku merasa lelah dan capek hati, waktu, pikiran, tenaga, perasaan. Aku akan mencoba untuk berhenti berharap, berhenti mencari informasi tentangmu, berhenti stalker sosmedmu, berhenti cemburu dengan cewek lain dan berhenti mendoakanmu.
Tuhan, terima kasih karena yang kudoakan sudah Kau kabulkan, meskipun dirinya tidak akan bisa jadi milikku. Sekarang dirinya sudah jauh lebih baik. Aku bersyukur telah kau pertemukan aku dengan dia. Dia adalah pria dewasa yang penurut, lembut, manja, tapi dia terkadang malas, tapi dia lucu kok, kebapaan juga. Aku tidak pernah menyesal pernah menyayanginya.
Rindukah dirimu saat kita bersama jalan berdua aku selalu berkata "aku tidak mau pulang kak" sambil senyum-senyum, selalu saling bercerita tentang kehidupan masing-masing, selalu saling support, selalu makan bersama, selalu bercanda, selalu olahraga bersama, dan semuanya yang kita lalui bersama. Aku sangat rindu dan selalu mengingat hal-hal itu.
Ini memang pertama kalinya aku dekat dengan kaum Adam, bahkan aku merasa traumaku sudah kau buka kuncinya. Aku tahu kau memahami keadaanku yang trauma akan kaum Adam karna aku tidak mengenal Ayah. Bagiku kedatanganmu di usiaku yg ke-21 tahun adalah hal terindah. Aku merasa bisa merasakan kasih sayang kaum Adam itu hanya darimu. Kamu kebapaan sekali, mungkin itulah yang membuatku kagum.
Terima kasih sudah memberikanku kesempatan merasakan bahagia yang belum pernah kudapatkan di hidup ini sebelumnya. Senyum dan tertawaku yang sumringah itu hanya buat kamu, lihatlah saat bahagianya aku jalan berdua bersamamu.
Sekarang aku lontarkan beribu maaf, aku sudah tidak sanggup untuk menyapamu, melihat matamu dan memberikan senyum ini untukmu lagi. Rasanya aku seperti menghukum diriku sendiri, aku harus berusaha keras seperti ini supaya aku bisa move on darimu. Terbiasa melihat fotomu dan memanggil namamu "Kak Alfeus…", kali ini sudah tidak bisa, kepalaku seperti terasa ada sesuatu yang copot dan dilanjut migrain.Â
Karena aku wanita, aku egois, aku hanya mementingkan diriku sendiri, bagaimana caranya agar aku bisa melupakanmu. Keyakinanku untuk jadi pendampingmu kini sudah pupus. Sempat bertanya-tanya kenapa kau tidak bisa memberikan hatimu? Kenapa kau seperti memberikan harapan palsu? Jika memang kau tidak ada rasa seharusnya kita tidak pernah sedekat itu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”