Berteman dengan sepi di tengah heningnya sang malam, dan berselimut sang angin malam. Kurasakan rindu itu, rasa yang mulai kau bangun dihati setelah kau tumbuhkan benih di hatiku.
Bayangmu mengelilingi di setiap dinding ruang dimana aku terpaku berbalut sepi. Dit engah kegelapan ini rasa rindu itu mulai datang, hanya sang fajarlah yang aku harapkan segera kembali untuk menepiskan semua rasa rindu ini. Rasa rindu yang tak seharusnya menyapa di hati.
Dirimu yang datang di kala aku telah sendiri menikmati hidup tanpa rasa gelisah karena kerinduan yang bagiku hanyalah khayalan. Namun kau datang menyapa, hanya bukan sapaan yang kau berikan, namun harapan yang kau tanamkan dari benih rasa yang kau taburkan di hati ini.
Dulu aku pernah berharap pada sosok yang sama yaitu engkau , namun harapanku patah bersama dengan perginya dirimu bersama dia dan banyak perubahan yang terjadi denganmu setelah kau dengannya.
Dan kulanjutkan perjalananku hingga aku temukan seseoarang yang kupikir ia yang terbaik dalam perjalananku, namun ia hanya menemaniku di beberapa langkah dan kita putuskan untuk berjalan sendiri-sendiri. Aku terus melangkah dan melanjutkan perjalanan ini. Terkadang aku lelah namun aku terus menghibur diri dengan segala upaya yang kubisa dan terus berharap kepada Sang Pencipta agar kelak kutemukan Dia yang sanggup menemaniku, melanjutkan perjalanan ini hingga akhir.
Bukan dia yang hanya aku temui untuk menyapaku dan kemudian pergi lagi, namun dia yang kuharapkan untuk menjadi temanku dalam melangkah. Ketika kaki ini kuat untuk berjalan, ketika aku lemah namun ia sanggup menguatkan, ketika ku ingin berlari dan ia turut berlari bersamaku, di sampingku. Melalui bukit, jalan nan terjal, menyelusuri derasnya sungai, menikmati bisikan sang angin bersama, menangis, tertawa, bahagia hingga lelah bersama namun tanpa niat untuk menyudahi semua .
Adakah seseorang seperti itu selayaknya pangeran, yang tidak hanya tampan yang kuharapkan, namun ia tetap sanggup bertanggung jawab atas segala janji yang diucapkan, tangguh, kuat menghadapi rintangan dan tetap lembut dalam berkata. Adakah sang pangeran yang mampu meruntuhkan kokohnya batu karang di hati ini ?
Seiring berputarnya sang waktu, datanglah dirimu sang harapan yang sempat aku hanyutkan. Kau datang tanpa sedikitpun basa-basi menyatakan keyakinanmu tentang masa depanku bersamamu. Maaf jika ragu itulah yang masih ada namun rindu pun masih ada. Mengertikah kau?
Hari berganti hari kedekatan kita yang dahulu kini kian terbangun kembali. Sikapmu yang kadang sulit aku mengerti membuat keraguan ini ku sirnakan. Diam, hanya itu yang bisa kulakukan. Meski terkadang di selah percakapan kita kau memanggilku dengan sebutan istimewa namun tak dapat menjelaskan kepadaku arti semua ini.
Sesak yang kurasakan ketika masih saja mengingatmu yang dulu pergi meninggalkan rasa yang kau bangun dan kau pergi bersama dia. Kau perlihatkan kepada dunia dan aku tentang ceritamu dan dia wanita yang pernah merebut hatimu .
Sesak ketika tidak ada percakapan di antara kita namun kau berpose denga dia-dia yang lain dan kau perlihatkan kepadaku mungkin sengaja atau tidak, entahlah. Jika itu yang kau lakukan apa arti semua yang kau ucapkan kemarin. Jika semua semakin tak bisa dijelaskan dan hanyalah permainan, izinkan aku hanyutkan kembali rasa rindu ini .
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.