Aku bukan sosok sandiwara yg ahli dalam memerankan karakternya,
Aku juga bukan aktor yg ahli dalam memerankan peran nya.
Namun aku hanyalah seseorang yang sedang berusaha bersandiwara terhadap diriku sendiri, mungkin bersandiwara untuk dirimu juga dan juga beberapa orang disekelilingku. Karakter dan peranku saat ini pun sangat sulit ku jalani, butuh tenaga extra dan jiwa yang kuat untuk menjalani nya. Butuh air mata untuk melalui setiap alurnya.
Aku harus seolah-olah bisa melupakanmu.
Aku harus seolah-olah tidak memperdulikanmu.
Aku harus seolah-olah tidak menyayangimu lagi.
Aku harus seolah-olah tidak merindukanmu.
Aku harus seolah-olah baik-baik saja tidak adanya kamu di hidupku.
Aku harus bersikap bahwa aku bisa menjalani ini semua tanpa kamu, tanpa hadirnya kamu di hidupku lagi.
Di depan mereka yang mengenalku, aku harus berkata
“Aku baik-baik saja, dan kini aku telah berhasil melupakanmu.”
Di depan kamu yg pandai membaca aku, aku harus berkata
“Aku kini bahagia, aku juga tambah bahagia melihat kehidupanmu saat ini”
Terkadang aku merasa berada di titik lelah, tapi jika aku mundur? Apa semua akan justru baik-baik saja setelah kepergianku atau bahkan sebaliknya. Bahkan aku selalu ragu terhadap perasaanku sendiri. Selama ini aku terus mencoba memahami dimana letak egoku itu dan semua perihal kamu, namun waktu demi waktu dan hari demi hari kamu semakin berbeda, kamu semakin jauh.
Coba jelaskan apa kesalahan terbesarku? Dan apa kekuranganku? Lalu dimana letak sebuah perasaanmu yg sudah membuat aku yakin jatuh dan cinta kepadamu dulu, seakan kini semuanya memudar setelah kamu berhasil mampu membuat aku benar-benar menyayangimu.
Kini kamu tak seindah dulu, kamu tak sebaik dulu, bahkan kamu sama sekali tak sehangat dulu. Aku kini benci kamu namun aku sulit pergi dari mu, jujur itu sangat sulit sekali. Terkadang sesekali aku ingin berteriak bahwa kamu itu “JAHAT”.
Kamu menjatuhkan sekaligus menghancurkan hidupku. Kamu bohong dengan semua ucapan janji manismu, kamu lupakan dan hancurkan mimpi-mimpi yang pernah kita bicarakan. Padahal kamu tau perasaan ini selalu utuh untukmu dan pada akhirnya kamu hancurkan dengan sikapmu sendiri, seharusnya kamu tidak usah membuatku yakin dengan perasaanmu terhadapku.
Kalau pada akhirnya kamu membuat aku terluka lebih parah seperti ini, betapa sesaknya luka di hatiku yang kamu buat bahkan tak bisa terkendali. Kamu menyiksa malam-malamku dengan air mata, bukan kamu yg aku tangisi namun kenyataan pahit yang harus aku terima dari seseorang yang aku anggap terbaik, seseorang yang selalu aku banggakan di hadapan lainnya.
Kamu tidak sedang bermain bukan? Sebab aku bukan wanita bodoh yang mau diperlakukan seperti ini, kamu benar-benar menjadi seseorang yang tidak aku kenal seperti dulu lagi, coba jelaskan dimana letak kekurangan pengorbanan ku selama ini?
Apakah selama ini kurang semua rasa sayang, perhatian dan pengertian serta perngorbananku? Skenario apa ini? Kamu buat perasaan aku menjadi kacau tanpa kamu memperdulikannya sedikit pun. Apa kamu tak pernah sadar akupun selalu ada tapi apa sedikitpun kamu hargai keberadaanku? Tidak sama sekali.
Kamu hanya selalu dengan duniamu, kamu hanya selalu dengan kesibukan mu, kamu hanya selalu dengan perasaanmu, kamu hanya dengan apa yang menurutmu itu tidak memusingkan pikiranmu, Tolong bilang padaku jika bosan? Bilang padaku jika selama ini aku hanya jadi pelarianmu?
Kamu pun padahal pernah bilang bahwa terlalu sakit dikecewakan seseorang dan setidaknya kamu harusnya berpikir kamu tahu rasanya dikecewakan dengan cara disakiti sekaligus tidak dihargai seperti apa. Lalu mengapa kamu lakukan hal yang pernah kamu rasakan? Seharusnya kamu tahu mana yang hanya dimulut saja dan mana benar-benar ketulusan.
Kamu melewatkan bahkan menghiraukan aku dan semua rinduku juga semua sayangku. Harus kamu tahu, aku mencintai seseorang tidak pernah sesabar dan semengerti ini, aku adalah seseorang yang keras kepala dalam hal mencintai, tapi kamu malah lenyapkan semua rinduku dengan abaimu lalu kau biarkan aku sedih seorang diri.
Saat ini aku berada pada fase dimana aku ingin terlihat biasa-biasa saja kepadamu mengubah cintaku dan sayangku, perhatianku dan hal lainnya lagi. Mungkin suatu saat nanti tak akan kamu temukan aku yang begitu memperdulikanmu lagi, tak akan kamu temukan aku yang begitu menyayangimu lagi, tak akan kamu temukan lagi aku yang begitu takut akan perpisahan.
Saat ini yang ada di otak ku hanya berpikir bagaimana agar aku bisa memperlakukan itu semuanya dan kamu sekarang kini bisa dengan bebas melakukan hal apapun itu dengan semaumu tanpa harus diganggu oleh semua perasaanku.
Apakah kamu berpikir saat ini aku telah berubah? Tidak, aku tidak pernah berubah. Aku masih sama yg seperti kamu kenal. Aku hanya mencoba untuk menata kehidupan ku kembali setelah seseorang yang telah ku sayang melepaskan ku dan menyuruhku untuk pergi.
Saat ini tugasku adalah membuat hati aku agar menjadi lebih baik setelah ini. Setelah kesepian yang selalu aku lalui dengan tangisan seorang diri jika tiba-tiba tak ada kabar darimu. Jika kau menghilang begitu saja, jika kau selalu meminta untuk berakhir dan jika kau tidak menghargaiku.
Bukan aku egois dan seperti anak kecil. Cobalah kamu jadi aku sebentar saja, bagaimana rasanya sayang namun terabaikan? Bagaimana rasanya rindu terabaikan? Kamu pikir rindu dan sayang ini senang kamu abaikan?
Demi kamu sudah terlalu banyak hati yang aku abaikan.
Demi kamu selalu aku jaga dengan kuat hati ini.
Demi kamu aku pernah berada pada fase dimana kehilangan semua akalku.
Namun setiap kali aku berbicara apa yang aku rasakan kekamu untuk hal yang tak bisa kamu mengerti kamu hanya menganggap itu tak penting bagimu, lalu kamu hanya bisa diam dan seolah tak ingin mendengarkan semua keluh kesahku.
Sekarang aku ingin bertanya, apakah kamu tahu dan sadar bahwa aku selalu berusaha menunggumu untuk kembali? Dan selama itu juga mungkin bagimu sederhana, yaitu tiada kabar adalah hal yang sepele, meski nyatanya berbeda. Tidak ada perjuangan tanpa kesabaran. Penantian adalah salah satu upayanya.
Jangan kamu kira aku tidak punya prisnip. Sekalipun aku terlalu sayang sama kamu. Yang selalu sabar menghadapi kamu dan selalu peduli sama kamu. Tetapi ketika yang aku rasakan hanyalah kecewa, sakit hati dan selalu disia-siakan.
Maka ketika kesabaranku itu juga habis, saat itu juga aku akan mencoba berhenti peduli sama kamu dan menghapus semua rasa sayang yang telah ku berikan selama ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”