Hei, apakah kamu tau apa yang aku rasakan? Tentang rasa cinta yang terus bersemi dalam hatiku ini. Apakah kamu tau dengan apa yang ada dalam cinta dihatiku ini? Cinta ini memiliki kerinduan yang mendalam kepadamu. Kerinduan yang tak terbatas waktu. Kerinduan yang selalu menggebu. Kerinduan yang mencekamkan keadaanku. Kerinduan yang seakan membunuhku.
Hei kamu! Apakah kamu mengerti? Jika cinta yang terus berinkubasi dalam hati yang terkadang menyiksa dan menyakiti diriku. Apakah kamu memahami? Bahwa cinta ini bersimbiosis parasitisme.
Mungkinkah kamu sudah mengerti bahwa cinta itu juga memiliki rasa. Rasa ingin memilikimu. Rasa ingin bisa berdampingan denganmu. Rasa untuk bisa selalu bersamamu di sepanjang kehidupanku.
Ya, ini semua yang aku rasakan tentang cinta yang aku miliki kepadamu. Cinta ini membawa kerinduanku akan dirimu yang tak berujung. Karena ujung dari kerinduan ini adalah dirimu. Cinta ini juga berinkubasi dalam diriku,seperti sebuah penyakit yang terus menggerogoti bagian dari diri ini .Cintaku ini bersimbiosis parasitisme dalam diriku ini, terus hidup tapi tak menguntungkan diriku. Karena cinta ini hanya menguras energiku yang seharusnya bisa aku gunakan untuk hal yang lain.
CInta ini juga memiliki rasa. Rasa yang bersyarat untuk bisa mengembalikan semua bad effect dari cinta yang aku rasakan ini. Cintaku ini mensyaratkan aku untuk bisa bersamamu.aku bisa berdampingan hidup denganmu, bersamamu hingga ujung waktu. Tapi apa daya! Aku tak kuasa dengan apa yang aku rasa. Aku tak berdaya dengan semuanya. Karenapun jika aku berusaha dengan segala upaya dan bahkan dengan memaksa, aku tak tak bisa apa apa. Karena keputusan untuk membuat cintaku bisa menjadi sebuah cinta yang bersimbiosis mutualisme berada pada keputusanmu. Jika kamu berkenan,maka aku beryukur untuk itu semua. Namun jka tidak, biarlah aku menikmati cinta yang akan terus menggerogotiku sampai nanti sampai mati.
Aku rela jika memang kenyataanya pada akhirnya menjadi seperti yang tak pernah aku harapkan dalam diri ini. Namun aku selalu terus berharap dalam doa, doa yang selalu aku panjatkan saat aku diam, saat ku terjaga, saat aku bersedih, saat aku bahagia, di semua keadaanku. Saat aku mengingatmu, kamu selalu menjadi bagian dari doa pertamaku agar aku bisa menyatu dengan dirimu dan bersamamu selalu…
…sehingga aku tak tau lagi siapa aku ataukah siapa kamu. Aku menjadi kamu, kamu menjadi aku. Aku dan kamu adalah aku, kamu dan aku tetaplah aku. Sehingga tak ada lagi kata aku dan kamu adalah kita, tapi cukup hanya dengan 'aku'.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
AKU ITU TIDAK ADA…..SUBHANALLAH.
ak itu ap