Aku Bukan Pecundang dan Aku Adalah Mantan Pemenang Hatimu

Maaf kalau sampai saat ini aku masih mengingatkanmu tentang semua kisah kita yang mungkin telah menjadi debu, yang berterbangan kemana-mana saat ini. Karena cintamu yang membusuk dan tak bisa menjalaninya bersamaku. Aku bukan ingin menarikmu kembali ke dalam hatiku tapi aku hanya ingin bercerita tentang apa yang sekarang aku rasakan.

Advertisement

Aku pernah berpikir ketika kamu ingin pergi dariku, rasanya besok pagi aku tak bisa merasakan hangatnya mentari lagi, tapi itu cuma perasaanku saja. Setelah semua yang kujalani, semuanya sama bahkan aku lebih lega dan bebas menemukan jati diriku sendiri. Dan setelah kepergianmu aku belajar dewasa menghadapi sesuatu dan tak ingin memaksakan apa yang tak bisa bersama kita. Hal yang aku tahu dari kamu.

Mungkin sekarang kamu sedang berbahagia bersama pujaan hatimu yang baru dan sedang berbunga-bunga menikmati indahnya kisah cinta yang baru dimulai seperti yang pernah kita rasakan dulu waktu pertama kukatakan aku sangat menyayangimu, hingga akupun ingin menghentikan waktu. Biar seperti itu saja selamanya karena begitu indahnya yang kurasakan saat itu.

Semoga dia yang sedang di pelukanmu sekarang memang yang terbaik yang kamu impikan, yang tak kamu dapatkan selama kita masih bersama. Aku sadar aku yang salah terlalu mencintaimu dulu, aku yang terlalu berjuang untuk cintamu dan aku yang merasakan sakitnya karena aku yang teramat mengharapkan cintamu, namun hanya setengah hati yang kamu berikan untukku. Meski tak kamu sadari betapa perihnya cintaku tanpa balasanmu.

Advertisement

Semoga suatu hari kamu sadari tiada yang mampu setulus hatiku mencintaimu dan aku selalu berharap siapapun dia nanti yang terakhir bersamamu semoga dia pemenang hatimu selamanya dan dia yang lebih mengerti kamu daripada aku yang kamu anggap pecundang yang berharap jadi pemenang hatimu yang kau anggap suci itu.

Tapi asal kamu tahu, aku tak pernah memberikan cinta sebesar yang kuberikan padamu sampai saat ini dan oleh karena itu aku bisa menulis semua kata demi kata ini untuk melegakan apa yang kurasakan karena mulutku telah dibungkam oleh sakit hati kehilangan cintamu serta kepergianmu yang tak bisa kuterima. Namun aku harus bisa tetap merelakan semuanya karena aku hanya bisa menjalani apa yang telah tertulis di takdirku dan mungkin takdirku bukan bersamamu.

Advertisement

Terakhir aku katakan padamu, jagalah dirimu baik-baik di sana. Karena mungkin aku tak bisa melihatmu lagi meski nanti kamu hadir di depanku. Bukannya aku sombong atau benci, tapi jujur aku tak mampu bila melihat senyum itu lagi. Aku tak ingin tertarik lagi oleh keindahannya yang akhirnya menghancurkan semua mimpi indahku. Sekarang aku hanya berharap semoga nestapa pergi dari hidupku dan aku dapat melupakanmu.

Tak beda dengan dirimu, aku juga ingin ditemukan bukan hanya menemukan dan mungkin dengan ada yang menemukanku aku bisa lebih tenang mencintai serta menyayanginya tanpa air mata perpisahan lagi seperti saat bersamamu.

Sedikitpun aku tak membencimu karena kamu pernah teramat indah di hidupku. Sesakit apapun luka yang kamu tinggalkan, kamu telah jadi masa laluku yang tak bisa kubohongi pernah mengisi hari-hariku dan akhirnya memporak-porandakan hati ini. Tapi itu tidak menjadi dendam, kujadikan pengajaran yang tak akan kuulangi lagi di kemudian hari nanti.

Kini semuanya telah kembali seperti semula, seperti saat ketika aku belum mengenal kamu bahkan berpapasan saja kita tak saling melihat. Ya, itulah cinta dan benci, bedanya tipis sekali. Apapun yang kamu rasa terhadapku sekarang, aku tak mau tahu. Aku hanya ingin semuanya cepat berlalu dan jangan pernah menggangap lagi aku sebagai pecundang untuk cintamu karena aku sangat susah payah berjuang untuk cintamu tapi tak pernah kamu lihat. Tapi aku pernah memenangkan hatimu itu dan pada akhirnya aku tahu hatimu bukanlah teman yang baik untuk hatiku. Karena hatimu tak pernah menghargai apa yang kuperjuangkan untuknya dan mungkin kita lebih baik mencari teman yang baik untuk hati kita masing-masing biar tak ada lagi duka yang menyakiti hati kita berdua.

Terima kasih sudah pernah hadir untukku dan pernah menjanjikan sejuta keindahan dan kita pernah sama-sama menikmatinya. Tenang saja, aku tak akan lupa semua itu tapi aku akan melupakanmu karena aku tak sanggup harus jatuh berkali-kali di lubang yang sama dengan luka yang tambah besar. Sudah cukup kurasakan semua sakitnya mencintai bersamamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Thank you for the bloody rose