Hari itu anak kedua dari rahimku lahir. Sama seperti yang pertama dia tidak bernyawa, karena kita berdua yang menginginkannya. Tapi, setiap detik, menit bahkan jam aku masih mengingat peristiwa itu. Mengingat tubuh-tubuh kecil itu yamg menjadikanku seorang ibu yang jahat. Pergaulan bebas dan janji manis membuatku merelakan semuanya hingga ku pikir aku pasti bahagia denganmu, ternyata tidak. Kini, kau tersenyum bahagia dengan wanita lain saat kau tahu aku mengandung anakmu. Hingga dia lahir, kau hanya mengatakan bahwa tidak bisa bertanggung jawab karena kau mencintai wanita itu. Hatiku sangat sakit, aku marah pada mu. Aku menyesali semuanya. Ku berikan segalanya bahkan keluargapun sangat baik pada mu tapi, kau berikan kami luka. Kau katakan bahwa wanita itu yang kau cintai dan kau banggakan. Aah.. aku merasa menjadi wanita yang bodoh. 2 tahun hubungan kita kau hancurkan hanya dalam 3 bulan.
Kau umbar kemesraan mu dengan wanita itu di media sosialmu di saat aku terpuruk dan berusaha bangkit. Ku lantunkan doa untuk kedua anakku, kau lantunkan tawa karena berhasil lepas dari tanggung jawab. Kau salahkan aku, kau katakan pada semua orang bahwa aku yang mempermalukanmu. Kenapa begitu? Dimana nurani mu? Tidak kah kau mengingat dua tubuh kecil itu? Haruskah kau menjadi lebih jahat lagi dengan tidak mengakui mereka? Ah, ayah macam apa dirimu? Kau bilang ini aib dan jangan di katakan bahkan pada keluargamu? Tapi, tahukah kau betapa kerugianku? Bahkan materi pun tidak bisa menggantinya.
Dan wanita mu, percaya saja dengan omonganmu. Kalian berdua memojokkanku sehingga aku menyingkir dan memilih pergi dari kalian berdua. Menjadikan kalian sebagai bagian masa lalu ku. Aku bangkit dan berjalan dengan tertatih. Melepas semua hal yang berhubungan denganmu. Aah… aku salah memilih lelaki. Aku salah menempatkan cinta pada lelaki sepertimu yang membuatku menjadi wanita hina di hadapanmu. Kau berjanji akan menikahi ku asalkan wanita itu menjadi istri keduamu. Katakan wanita mana yang mau? Dan apakah wanita baik-baik akan seperti itu?
Hei, Lelaki! Kau tahu, ketika wanita menangis, sebenarnya dia tidak lemah tapi awal menjadi kuat. Hei, Lelaki! Saat ini kau bahagia dan tersenyum bersamanya, biarpun aku tidak mengeluarkan air mata tapi, aku sungguh membencimu. Ku ikhlaskan semua sakit hatiku. Ku ikhlaskan kau pergi dan jangan pernah kembali. Walaupun wanita itu telah pergi. Kau memang menang tapi, sebenarnya kalah. Karena, hidupmu tetap di situ dan aku berjalan pergi untuk keluar dari lingkaran itu.
Aku memang tertatih untuk bangkit tapi, aku tidak lemah! Aku seorang wanita dan aku seorang ibu! Lelaki sepertimu tidak pantas mendapatkan cinta dariku. Berbahagialah karena semakin kau berbahagia secara berlebihan aku menjadi tahu bahwa suatu saat dengan pasti kau akan jatuh. Lelaki, karma itu selalu ada. Apa yang kau tanam itu yang kau panen? Selamat menikmati kebahagiaan mu yang menyakitkan.
Teruntuk seseorang yang menangis dalam tawa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.