Aku merasa ada yang kurang di masa remajaku. Kala itu, aku tidak menemukan kisah epic yang dapat membuat aku berbangga pernah mengalami masa yang kata orang paling indah itu. Jatuh cinta, dan aku tahu ada orang yang juga mencintaiku.
Itu bukan berarti aku tidak pernah jatuh cinta. Berulang-ulang aku merasakannya. Berulang-ulang juga, cinta itu hanya menjadi milikku. Belum pernah aku bisa mengatakan; cinta kami. Baru sebatas cintaku.
….
Adakalanya aku menelusuri masa lalu, mencoba menemukan kembali perasaan itu. Apakah aku benar-benar se-sial itu. Mencari tahu, kuputar waktu. Berpetualang dari satu masa ke masa berikutnya. Faktanya memang, aku hanya bisa menjejaki ruang-ruang sunyi yang dulu pernah aku alami. Seorang diri.
Semakin jauh aku menelusuri, semakin dalam aku merasakan sunyi. Tidak ada siapapun, sampai aku akhirnya menemukan bayang-bayang samar itu.
Kuingat persis senyum yang tampak buram itu. Aku tahu pasti, namanya masih rapi tersimpan di lubuk hatiku. Meski, bukan dia yang Tuhan berikan untuk mendampingi hidupku. Tetapi bayangan samar itu kini meyakinkanku bahwa hidupku sempurna. Sebagai manusia yang memiliki kisah pada setiap fase kehidupan.
Kesunyianku lambat laun mulai terisi dengan nyanyian dan tawa yang dulu pernah menghiasi kebahagiaanku. Tetapi itu terlalu singkat, meski aku rasakan cukup membekas.
Awalnya aku mengira, nyanyian bahagia itu hanya milikku. Seperti biasanya. Tetapi kini kuragukan keyakinan bodoh itu. Mungkin saja, kala itu aku keliru. Bisa jadi sebenarnya gayung itu bersambut. Cuma sayangnya kisah manis tidak berpihak padaku, pun demikian dengan sang waktu. Karena kami harus berpisah sebelum semuanya menjadi jelas.
Aku kembali pada khittahku. Seorang diri.
…
Aku pernah ada di hatinya. Jiika itu benar. Sungguh itu cukup bagiku. Aku juga ingin dia tahu, jika pesonanya telah membawaku menjalani kehidupan sejauh ini. Berani bermimpi dan mengarunginya.
Jatuh hati padanya, adalah anugerah terindah. Meski hanya mampu berdiam diri dan bergumul dengan perasaan itu seorang diri. Tetapi sejujurnya aku bahagia.
Tuhan memang telah mengirimkan bidadari lain untuk mengisi hatiku. Setelah sekian lama. Tetapi dia adalah pengisi hati masa laluku. Pembuka hati untuk setiap kisah baru yang kemudian menjadi rentetan kisah kasih dihidupku. Di hatiku, dia akan ada di tempatnya. Tidak akan kuganggu gugat tempat itu untuknya.
Aku tidak ingin mengubah keadaan. Itu bisa menjadi malapetaka dalam takdir kehidupan. Tetapi bukan berarti aku tidak boleh menemukan dan menikmati masa-masa itu Ketika mengenangnya. Karena itu akan membuat hidup menjadi lebih indah. Tidak meniadakan sesuatu yang pernah ada tetapi mensyukurinya. Sebab itu adalah bagian dari perjalanan yang harus dilalui dan dinikmati. Bukan untuk disesali dan ditangisi. Meski dulu aku pernah terluka karenanya.
…
Malam ini, kutatap kembali foto yang mengusang ditelan sang waktu. Sekian lama ia menemaniku, ada banyak kisah yang sudah kujalani tanpa sosoknya.
Aku beruntung bisa menemukannya kembali ketika kami sama-sama bahagia. Semuanya menjadi tampak lebih mudah. Ia masih memiliki senyum dan paras indah itu. Waktu tidak membuatnya kehilangan semua pesona yang pernah ada. Aku bisa merasakan bagaimana ia bahagia menjalani hidupnya.
Pancaran wajah gadis cantik kulihat mewarisi keindahan yang ia miliki. Tatapan mata indah itu kulihat sempurna ada pada mereka yang memanggilnya mama.
Seandainya pun bisa, aku tidak ingin memutar waktu dan memperbaiki semuanya agar ia kembali. Apa yang telah terjadi, itu sudah sangat berarti bagiku. Perlahan, kebahagiaannya menjalari hatiku. Aku bahagia pernah mencintainya. Sang gadis putih biru.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”