Kamal yang malang..
Mengapa setelah bertahun tahun menghilang lalu kau kembali dengan cerita hidupmu yang menyedihkan itu? Yang ku ingat kala itu kau pergi jauh sekali membelah langit meninggalkanku dengan sebuah janji yg membuatku terus bermimpi. Aku dengan bodohnya bermimpi kejauhan tentang hidup menua bersamamu. Ya.. Aku benar2 menunggu Kamal.
Aku tidak berprasangka apa2 terhadapmu, karena aku sama sekali tidak berpikir bahwa kau adalah pria yg suka lupa. Memang kau pernah lupa hari ulangtahunku sampai aku berharap bahwa ini adalah rencanamu utk memberiku kejutan dihari istimewaku kala itu. Aku berharap sampai aku tertidur dan ketika aku bangun hari sudah berganti. Sebenarnya aku sudah memaafkannya. Toh memang bukan kewajibanmu utk mengingatnya. Tapi aku tidak menyangka bahwa kau juga bisa lupa dengan janji yang kau ucapkan sendiri. Aku tidak pernah memintamu utk berjanji, Kamal. Kau sendiri yang memintaku utk menunggu, maka ku tunggu.
Kamal.. Mengenalku selama kira2 3 tahun harusnya cukup membuatmu paham bahwa aku adalah orang yg suka menagih janji. Saat kau melepas jabatan tangan kita bertahun tahun lalu, sejak saat itu aku berjanji pada diriku sendiri kalau aku akan menagih janjimu saat kau kembali menjabat tanganku. Janjimu sendiri bahwa kita akan hidup menua bersama.
Tidak banyak yang berubah sejak kau pergi Kamal. Aku melanjutkan hidupku yang sederhana, belajar memantaskan diri untuk mendampingimu kelak. Karena aku berkeyakinan bahwa kaupun sedang memantaskan diri disana.
Kamal kau tau saat ini aku benar2 berusaha untuk menahan airmataku jatuh. Aku merasa konyol sendiri dengan mimpi2ku tentang kita. Karena pada kenyataannya, kau sama sekali tidak menganggap itu penting. Kau sudah pergi bertahun tahun, katamu utk bisa membawaku hidup bersamamu, makanya aku rela melepasmu dan terus mendoakanmu. Tapi nyatanya.. Saat ini seorang pria sedang berdiri di hadapanku dengan tatapan kosong tidak ada gairah. Entah kehidupan macam apa yg kau hadapi diluar sana hingga aku tidak mengenali seorang Kamal yang kucintai. Cara bicaramu, cara pandangmu, pencapaianmu, semua terasa asing bagiku. Kamal yang kucintai sudah mati sejak ia pergi jauh membelah langit.
Kamal.. Apakah aku harus mengingatkanmu tentang janji yang pernah kau ikatkan padaku? Apakah kau sungguh2 lupa seperti kau lupa hari ulangtahunku?
Kamal.. Aku menagih janjimu. Ada harga yang harus kau bayar atas penantianku yang berkepanjangan ini, Kamal. Kita akan hidup menua bersama, katamu kala itu.
Alya
Maret 12, 2019
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”