Tentang Adik Laki-lakiku yang Mencintaiku dengan Tulus, Setulus Cinta Ayah dan Ibuku

cinta adik tulus

Aku adalah sulung ayah bunda yang sedang dilanda berbagai rasa, yang akan menjadi teladan jika kelak ayah dan bunda mempunyai keturunan kedua, ketiga, dan seterusnya. Bahkan, banyak pendapat bahwa anak pertama adalah calon pemimpin yang yang baik. Karakter anak pertama yang bervariasi bisa dibilang menjadi dominan nantinya. Beragam, penyayang, lembut, pengemban amanah yang baik, dewasa, percaya diri, dan lain sebagainya. 

Advertisement

Namun, apa jadinya jika seorang anak kedua ayah bunda adalah laki-laki? Apakah dia mampu bersikap lebih dewasa lebih dari kakaknya? Iya. Takdir mengatakan bahwa aku adalah seorang perempuan.

Berbeda dengan seorang laki-laki, perempuan lebih cenderung menggunakan perasaannya dalam hal apapun, dan laki-laki lebih banyak menggunakan logika dalam berperilaku. Bak berbanding terbalik, namun pada kenyataannya di sinilah letak lebih dan kurang antara laki-laki dan perempuan. Sebanyak 90 persen perasaan wanita digunakan, sebanyak itulah logika laki-laki dimainkan.

Bagaimana jadinya apabila seorang perempuan memiliki rasa ingin dilindungi lebih besar? Ya, memang sudah selayaknya demikian. Semestinya kebanyakan perempuan selalu ingin dilindungi. Namun, adakah dibenak perempuan bahwa rasa tersebut lebih besar dimiliki diam-diam oleh seseorang? Siapakah dia?

Advertisement

Apabila sudah berkekasih, perempuan akan merasa bangga dengan pasangan yang dimilikinya. Setiap waktu, menit, dan detik secara otomatis ia mempunyai rasa kepemilikan yang tinggi akan pasangannya. Sedih, bahagia, kecewa, bahkan amarah, akan bertumpah ruwah pada pangkuan kekasih. Hingga ia melupakan sosok kedua setelah ayah yang diam-diam mencintai perempuannya lebih dari apapun. Apapun yang terjadi padanya, tidak sedetikpun ia melupakan perempuan itu.

Akupun merasakannya, menjadi sulung ibuku adalah sebuah amanah dari Tuhan agar aku dapat menjadi kakak yang baik bagi saudara sedarahku. Berselisih paham, berebut kasih sayang ayah dan bunda, bertingkah manja, bahkan mengemis perhatian adalah hal yang selalu kami perlombakan dalam kamar rumah. Namun, beranjak dewasa, tak terasa aku sudah menjadi seorang mahasiswa.

Advertisement

Ia tidak pernah absen menyambangiku ketika aku hendak tidur, untuk sekedar bertanya apakah hariku baik saja? Atau sedang kelaparan yang hendak ia penuhi hajat itu. Bagaimana tidak ada rasa sayang? Untuk sepotong roti saja aku terlampau marah ketika ayah tidak memberikannya padaku, tapi ia, secara cuma-cuma memberikannya kepadaku.

Ketika ayah tak kunjung pulang dan membawa ayam goreng kesukaanku, ia tiba-tiba menghampiriku dan menghiburku dengan apik hingga aku lupa bahwa aku menunggu kepulangan ayah. Aku terlalu manja sampai aku menjadi seorang mahasiswa.

Ikatan yang sudah mendarah daging tidak pernah salah. Tidak pernah mengenal lelah. Apalagi berpura-pura. Ketika yang kusebut lelakiku adalah seseorang yang tidak akan menyakitiku atau bahkan melukaiku pada akhirnya ia pergi meninggalkanku, yang kupanggil sayang dan kubanggakan ternyata juga bisa mematahkan. Bukan, bukan ia lelakiku yang sesungguhnya. 

Diam-diam ia berlaku konyol hanya demi mengubah suasana hatiku tanpa bertanya mengapa. Ia memang tidak setiap saat ada disaat aku butuh, tidak tahu menahu cerita pribadi yang sengaja aku simpan erat-erat. Namun, ia mampu merasakan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. Sepertinya aliran darahku terlampau sempurna di tubuhnya, hingga detak dimana aku membutuhkan sebuah bahu, dialah orang pertama yang datang dan berlaga sambil berkata aku di sampingmu. 

Sudah sedewasa ini, tak mungkin aku bercerita semuanya pada ayah dan bundaku, terkadang ada beberapa alasan yang membuatku merasa malu mengatakannya. Ia pun juga begitu. Bahkan, menurutku ia adalah manusia yang pandai dalam menyimpan rahasia. Itulah sebabnya dari awal aku mengatakan bahwa ada lelaki kedua setelah ayah yang menyayangiku diam-diam.

Siapakah ia? Sudah bertahu-tahun aku satu atap dengannya, kehidupan yang tak semestinya kerap hadir dalam sebuah cerita di antara kita. Masalah dan musibah tidak jarang menjadi loncatan dan pada akhirnya menguatkan kita. 

Kau tahu? Yang kumaksud ialah adik laki-lakiku, yang tidak pernah mengeluh ketika kehidupannya tidak sesuai dengan keinginannya. Kau tahu? Adikku tidak pernah berkata tidak ketika aku meminta tolong padanya. Dan apakah kau tahu? Perangainya yang sederhana membuatku merasa bangga menjadi kakak perempuan satu-satu yang dimilikinya

Teruntuk siapapun di muka bumi ini yang terlahir tidak sendirian. Yang kau punyai ialah sedarah serahim yang watak dan karakternya harus kau terima. Bagaimana pun takdir yang sudah ditanam Tuhan, ialah berkah sekaligus pendampingmu untuk ayah bunda. Percayalah, tidak pernah terlintas pikiran jahat di benak saudara sedarahmu untuk menyakitimu sedikitpun.

Kelak, ketika kalian telah saling menua, dan ditinggal ayah bunda, bahkan sudah berkeluarga. Dialah orang kepercayaan pertama yang dititipkan orang tua. Berapa pun jumlahnya, sayangilah, dan jagalah sebelum waktunya kalian hidup hanya menatap sesal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat Kajian Ustad Hanan Attaki

Editor

une femme libre