Untuk Bapak, Ada yang Ingin Disampaikan oleh Anakmu Tapi Dia Canggung Untuk Mengatakannya Secara Langsung

Hai Pak, akhir-akhir ini aku jarang berkomunikasi dengan bapak apalagi menanyakan kabar, tapi semoga bapak dalam keadaan yang selalu sehat. Anggap saja ini surat untukmu dari anakmu yang kini sudah beranjak dewasa. Maaf sekali aku payah dalam mengkspresikan perasaanku di hadapanmu hingga tidak bisa kuutarakan secara langsung.

Advertisement

Aku rindu sekali masa kecil ketika tertidur di depan TV lalu tiba-tiba terbangun di atas kasur yang empuk karena bapak yang memindahkanku. Aku ingin kembali ke masa lalu ketika bapak yang memotong rambutku meskipun hasilnya selalu kependekan. Ketika diberikan tugas seni rupa aku selalu berlari ke padamu karena bapak adalah orang yang serba bisa dan selalu aku andalkan.

Aku ingat betapa antusiasnya aku ketika kecil dulu menantimu pulang kerja, membawa oleh-oleh lalu suasana rumah menjadi berbeda ketika ada bapak di dalamnya.  Begitu berani aku duduk di atas pundakmu diajak berlarian seakan-akan bersama bapak aku tidak takut apa-apa. Tapi Pak, sayang sekali semakin beranjak dewasa aku takut akan banyak hal, dulu aku khawatir jatuh dari sepeda sewaktu kau mengajariku mengendarainya, sekarang aku lebih khawatir jika nanti tidak menjadi siapa-siapa.

Maaf ketika beranjak dewasa aku malah menciptakan jarak dengan bapak, aku juga tidak tahu apa alasannya, terlebih untuk mengutarakan aku sayang bapak pun aku tidak berani mengatakannya di depan bapak, bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali mengucapkan kalimat itu. Aku dan bapak begitu kaku hingga hanya membicarakan hal-hal serius seperlunya.

Advertisement

Mungkin bapak sudah menganggap kalau aku ini lebih madiri setelah semakin bertambahnya usia, tapi kalau boleh aku meminta, aku ingin diperlakukan seperti anak kecilmu lagi. Ternyata ketika aku dewasa, masalahku lebih besar dari tugas seni rupa Pak, aku bahkan seringkali merasa terlempar karena tidak cukup baik dibanding teman seumuranku yang lain. Hidup ini banyak sekali kompetisinya dan aku butuh bimbingan untuk sampai ke garis finish.

Sejujurnya aku butuh nasihat dan dorongan dari bapak, aku butuh sekali ucapan semangat darimu  agar tetap tegar sekeras apapun hidup ini menjatuhkan aku berkali-kali. Tapi Pak, aku malu untuk memintanya, sehingga yang aku lakukan hanya menguatkan diri sendiri.

Advertisement

Aku menyimpan banyak sekali keresahan karena terlalu canggung untuk mengadu kepadamu. Aku tahu bapak juga bukan orang yang pandai untuk menunjukkan rasa sayang kepada anaknya yang telah dewasa tapi aku yakin diam-diam bapak mendoakan anak-anakmu di sela-sela sholat. Aku ingin sekali bapak terlibat dengan segala perjalanan hidup yang aku alami, menjadi tempatku berkeluh kesah setelah Ibu, memberikan masukan atas setiap keputusan yang aku buat, hingga akhirnya aku menjadi orang yang berhasil berkat tuntunan dari Bapak.

Padahal hampir setiap hari aku berpapasan dengan bapak di rumah, tapi untuk mengatakan hal ini saja aku begitu pengecut. Tidak bisa aku bayangkan betapa malu nya aku kalau kalau bapak membaca ini. Maaf jika aku menuntut bapak terlalu banyak, selama ini Bapak melakukan yang terbaik dan aku adalah orang yang paling beruntung karena menjadi anakmu. Terima kasih Pak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I am a night thinker