Setelah lama kita tak saling sapa dan aku tak ingin lagi menuliskan tentangmu. Kini, aku mau mencoba untuk menuliskannya lagi, meski untuk menyapamu aku tak pernah mau. Banyak alasan dan salah satunya, aku tak mau lagi menjadi pengganggu.
Mari kita mulai tulisan ini, entahlah ini masih akan berasa atau bisa jadi rasanya sudah biasa saja. Tidak apa-apa, aku justru bersyukur jika tulisanku tak lagi mengusik hatimu.
Beberapa bulan aku tak pernah menyapamu dan tak lagi menuliskan segala tentangmu. Bahkan aku sudah jarang menulis, kegiatanku selain kerja, hanya rebahan, tidur, maen game, minum kopi dan di sisi lain aku ingin menikah. Tapi di satu sisi aku masih ragu untuk melangkah ke sana, tak ada pencarian yang dilakukan, tak ada pendekatan dengan modus modal bualan.
Setelah terakhir aku mulai merasakan ada rasa padamu tapi keadaan memaksa untuk menghancurkannya lagi dan lagi. Aku sudah enggan mendekati siapapun itu. Aku kini lebih memilih menyepi dan menepi, menutup sebagian media sosial, mengurangi intensitas buka whatsapp dan hal lain yang menyangkut interaksi dengan manusia.
Apa kabarmu? kelihatannya baik-baik saja, semakin mesra, semakin dalam rasa padanya. Aku berdoa semoga kau akan berakhir bahagia dengannya. Meski akhir dunia adalah perpisahan dan kesedihan, tentu kau sudah tahu perihal itu. Maksudku akhir kisah yang kini sedang kau jalani. Jika tak menikah paling tidak, kau tak harus merasakan kesedihan berkepanjangan.Â
Sebentar lagi mungkin kau akan pergi dari sini, menjalani kehidupan baru yang kukira itu akan lebih rumit dari sekadar menyelesaikan tugas praktik akhir sekolahmu. Jika di sekolah kau cuma takut tidak dapat nilai, di kehidupan nyata kau akan merasakan berbagai macam ketakutan yang mungkin selama ini tak pernah kau bayangkan. Fase dewasa adalah ketika kau sadar indahnya masa-masa sekolah dan kau ingin kembali ke masa itu, meski sudah tak lagi mungkin.
Tapi aku tahu kau akan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi kan? Aku tahu itu. Ketika kau memposting ikut seleksi masuk perguruan tinggi, aku selalu berdoa kenyataan bisa membawamu ke sana, pendidikan di kampus impian sampai jadi sarjana. Yakinlah selalu ada rezeki dari-Nya.
Dan mungkin itulah yang aku ingin tuliskan untukmu. Aku tak ingin lagi menuliskan perihal perasaan-perasaan yang pernah, aku dan kau tahu semua tak pernah memungkinkan. Beberapa hal memang tidak diciptakan untuk menetap lama. Ia hanya hadir sementara lantas menghilang selamanya. Cukuplah aku pernah ada di hari-harimu dengannya. Cukuplah kita ditakdirkan untuk sekadar saling mengenal lantas jadi asing kembali.
Di akhir tulisan ini, aku ingin menyampaikan satu hal. Tapi satu hal itu aku rahasiakan. Semoga tak pernah penasaran.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”