Di ruang keluarga yang tentram, saya dan orang tua sedang menikmati santap malam. Kala itu ibu saya menyajikan nasi goreng rumahan dengan rasa tak kalah saing dengan restoran. Setidaknya tanpa harga yang mencederai dompet karena gratis dan bisa nambah. Suasana keluarga cemara itu semakin lengkap dengan tontonan kami yang sangat mengedukasi.
Pada malam Senin dan hampir tiap minggu, orang tua saya menonton acara Golden Ways. Kalian pasti tahu sendiri siapa pengisi acaranya. Super sekali suasana kala itu ditambah quotes dan nasehat bijak yang membuat hidupmu yang mendung kembali terang benderang.
Kembali ke masa sekarang, dengan santapan nasi goreng masakan pribadi di tempat perantauan, ada hal-hal yang masih terjaga keabadianya. Acara jalan emas tersebut sudah menghilang, begitu pula motivatornya, tetapi kutipan-kutipannya langgeng sepanjang masa. Masih di pakai di status-status setiap orang dan bagusnya lagi, motivator semakin bertambah. Pekerjaan motivator semakin mudah untuk didapatkan.
Didukung dengan perkembangan teknologi dan informasi, para motivator tak perlu harus punya acara sendiri lebih dulu untuk menjadi terkenal. Cukup akun media sosial dengan berbagai konten bijak dan jangan lupa sertakan kata “official” pada nama profil. Selamat kamu menjadi motivator dan para remaja galau akan memfollowmu.
Saya begitu senang ketika mendapati kata-kata bijak. Apalagi jika berhubungan dengan keadaan saya. Entah dari motivator, coach training atau novel/buku. Rasanya ada yang memahami dirimu dan segala penderitaanmu. Paling tidak itu pastinya dirasakan oleh saya dan mungkin anda ketika dalam masa pubertas dan pencarian jati diri yang sebenarnya. Asupan gizi positif dari rangakaian kata nan indah sedikit berirama begitu memukau kita semua. Rasanya enak kan kalau berbicara bijak seperti itu? seolah kita menjadi manusia dengan derajat diatas rata-rata plus pikiran yang tercerahkan.
Dimulai dari mengamati kemudian meniru. Jadilah motivator duniawi. Bukankah sering kita mendapati setiap teman dalam lingkungan sosial kita yang sudah menjadi manusia bijak dengan segala omongannya. Menjadi bijak adalah sebuah keharusan apalagi di dunia yang bisa dilihat semua orang. Foto dengan caption kata indah adalah bahan yang sempurna untuk menjadikan diri kita seorang bijaksana.
Merangkap profesi motivator dadakan begitu setiap kehidupan manusia lainnya. Berlomba-lomba menjadi penutur kata bijak di manapun berada. Karena tentu saja hal yang baik perlu disampaikan. Begitupula kata-kata bijak yang mungkin didapatkan dari berbagai referensi literasi maupun verbal orang lain yang tak sengaja teringat.
Semakin beranjak dewasa meninggalkan masa remaja, kata-kata bijak dari motivator baik yang ulung hingga kelas copas sumber lain semakin terasa tidak cocok. Meskipun tentu saja ada yang bagus dan melekat di sanubari para orang dewasa. Tetapi rasanya menjengkelkan juga harus mendengarkan segala nasehat bijak dari para motivator tersebut selagi kita sedang berproses dewasa dengan segala usaha dan upaya. Enak sekali mereka bicaranya.
Terkadang, ketika, meskipun, dan berbagai kata pembuka motivasi bijak lainnya terdengar sudah tak relevan dengan apa yang kita rasakan. Maka benar apa yang dikatakan oleh motivator kejiwaan anonim lainnya yaitu hidup tak semudah cocote Mario Teguh.
Sebenarnya tahu apa sih mereka tentang kehidupan pribadi masing-masing setiap orang. Melihat segala sesuatu dengan positif seperti yang motivator katakan memang benar, tapi tidak mengubah realita yang ada. Tentu ada sisi negatif yang perlu diterima dan bukan mendustakannya. Jika semua hal yang menganggu dan negatif diabaikan dengan mengatakan semua baik-baik saja, justru membuat diri sendiri merasa dibohongi. Tentu saja semua akan baik-baik saja dengan mengambil sisi positif tetapi tidak apatis terhadap yang negatif.
Dan motivator tidak senang dengan kegelisahan anda, mereka hanya ingin anda terlihat bahagia dan berjalan dalam langkah yang mantap. Tanpa peduli ada keseimbangan yang perlu juga dijaga. Memandang semuanya dengan harapan yang semu tidak akan mengubah kenyataan yang ada didepan mata. Semanis apapun harapan semu itu, kenyataan tetaplah pahit sepahit-pahitnya obat apotik. Padahal yang manis justru dapat membahayakan dan obat akan menyembuhkan.
Semakin dewasa dan beranjak dari kehidupan yang digaungkan oleh manisnya kata-kata motivator atau teman medsos dengan postingan kalimat font putih latar hitam, kita sadar bahwa hidup juga tak semudah dan semanis itu. Ada juga jeleknya, tetapi tetap ada indahnya. Lalu bagaimana kita bisa menikmati semua yang indah itu dengan khidmat jika kita selalu mengaibaikan sisi jelek yang ada. Tentunya bukan melarang kalian untuk memposting tulisan senja ini dan itu dan lain sebagainya.
Silakan saja, mungkin ada yang lagi butuh nasehat kalian. Tetapi jangan juga serta merta menasehati orang yang sedang berusaha dalam kehidupannya tanpa mengetahui perjuangannya. Apalagi dengan kalimat “kamu belum cukup… atau jangan cepat menyerah”. Dia tidak butuh bacotanmu, karena sudah paham itu semua. Setidaknya pahamilah apa yang dirasakannya lebih dulu, empati dan maklumi.
Menjadi bijaksana tidak hanya lewat kata-kata, melainkan juga bersikap apalagi bijaksana adalah kata sifat bukan omongan saja.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”