Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindari. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti berkomunikasi, entah dalam bentuk dua arah maupun satu arah. Pada umumnya komunikasi sendiri dilakukan secara lisan atau langsung (Verbal). Komunikasi memiliki makna dan tujuan tertentu yang disampaikan kepada orang lain, seperti saling bertukar informasi antara satu individu dengan individu lainnya guna untuk saling menerima sinyal dan memahami pesan apa yang ingin disampaikan dari informasi tersebut.
Seperti yang tadi sudah dikatakan, komunikasi juga memiliki tujuan agar dapat menciptakan kesepahaman dari kedua belah pihak sehingga tidak menimbulkan miss communication sehingga ide,gagasan, atau pendapat dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Fungsi lain dari komunikasi yaitu dapat digunakan sebagai ungkapan untuk menunjukkan rasa kekecewaan, rasa senang, marah, dan lain sebagainya. Melalui komunikasi secara lisan kita juga dapat melatih kendali diri ketika mengemukakan gagasan agar tidak terbawa suasana hati, jika mungkin sedang tidak baik. Komunikasi yang baik dan persuasif dapat mengacu dan meningkatkan motivasi baik bagi komunikator ataupun komunikan.
Komunikasi verbal adalah komunikasi secara langsung ( tatap muka ) yang diungkapkan melalui kata-kata, atau sekarang juga banyak yang beralih menggunakan fitur videochat media sosial seperti instagram, whats-app, line, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Â Walaupun sebenarnya antara komunikasi verbal dan non-verbal saling berkaitan, namun komunikasi dalam bentuk verbal bisa dikatakan lebih efektif dalam berinteraksi, dikarenakan ketika kita sedang berinteraksi maka komunikan (penerima pesan) akan lebih mudah membaca eskpresi dari gaya berbicara yang dikatakan. Misalnya, ketika berinteraksi secara langsung, pemilihan kata, cara pengungkapan, serta nada berbicara dapat menjadi sebuah isyarat bahwa kita sedang marah / biasa saja. Dengan kata lain bahwa dengan komunikasi secara langsung, orang lain dapat lebih mudah melihat situasi dan kondisinya, serta tidak mudah menimbulkan kesalahpahaman atau menjadi ambigu.
Di zaman sekarang, terutama dalam masalah percintaan di kalangan remaja atau dewasa muda, sebenarnya masih banyak yang mengalami masalah sepele miss communication dikarenakan banyak dari mereka yang beranggapan bahwa dengan kode / simbol / gaya tubuh tanpa berkata-kata merupakan hal yang dapat mudah untuk dicerna. Namun, nyatanya hal-hal seperti itulah yang menjadi faktor utama kesalahpahaman / ambiguitas, karena saat keduanya interaksi belum tentu si penerima pesan dapat memahami dengan cepat maksud dan tujuan dari kode itu. Biasanya, hal itu sering terjadi diantara laki-laki dan perempuan yang memiliki perasaan. Ketika keduanya saling memberi kode tanpa mengatakan apa makna yang sesungguhnya ingin disampaikan, maka ambiguitas itu sering terjadi  karena makna yang diterima masing-masing individu bisa saja berbeda, seperti ada yang menerima itu hanya sebagai candaan atau kritikan dan bahkan masuk dalam hati. Maka keduanya akan sama-sama binggung dan proses komunikasi akan disitu-situ saja tidak ada perkembangan jika sama-sama gengsi untuk saling menyatakan suatu hal dengan baik dan jelas apa maksud dan tujuannya.
Tentunya, dalam interaksi komunikasi antara laki-laki dan perempuan, memiliki perbedaan yang dapat dikatakan cukup terlihat perbedaannya. Menurut perempuan bahwa dengan komunikasi itu adalah salah satu cara untuk membangun suatu hubungan. Perempuan cenderung lebih aktif , sensitif, dan banyak berbicara walaupun terkadang dalam hal yang tidak penting sekalipun, tetapi juga tidak sedikit yang lebih suka memulai / memancing dengan kode-kode agar di dekati terlebih dahulu, perempuan lebih perasa dan juga memendamnya sendiri, memiliki topik yang sangat bervariasi agar dalam percakapan agar tidak mudah bosan. Perempuan juga lebih terbuka dan jujur. Sedangkan, laki-laki lebih kedalam bertindak, tidak terlalu banyak berbicara tapi langsung mengimplementasikannya dalam bentuk tindakan. Ketika seorang laki-laki memiliki rasa suka terhadap lawan jenisnya dan ternyata mereka memiliki rasa yang sama, maka tidak akan terlalu sulit dalam memulai dan menjalin suatu hubungan.
Dari hal itu, kita secara tidak langsung dapat mempelajari sifat dari kedua jenis secara umum. Berikut terdapat cara bagaimana / hal apa yang dapat dilakukan ketika ingin memulai membangun suatu hubungan personal (lebih dekat) agar dapat bertahan lama dan saling memahami antara satu dengan yang lainnya :
1. Membangun Relasi
Relasi yang baik sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu hubungan. Dalam pertemuan pertama biasanya setiap individu hanya melihat sebatas melalui first impression-nya saja, namun ketika kita hanya melihat dari penilaian pertama saja maka akan menimbulkan kesalahan persepsi terhadap orang tersebut. Ada baiknya, ketika ingin mengenal seseorang lebih dalam lagi mulailah / bukalah percakapan dengan topik yang masih umum, tetapi tetap yang asyik dan menarik serta juga menunjukkan sikap yang sopan dan santun.
2. Memerhatikan Penggunaan Bahasa
Ketika baru atau belum lama kenal, penggunaan bahasa dijadikan sebagai salah satu rules utama dalam berkomunikasi. Bahasa yang digunakan sebisa mungkin yang sopan dan dapat mudah untuk dipahami, tata bahasa dan gaya dalam berbicara dapat dijadikan sebagai persepsi terhadap orang lain. Ini juga dapat berpengaruh terhadap proses penerimaan pesan, apakah pesan dapat diterima dengan baik maksud / maknanya, jika iya maka bisa saja ada nilai positif yang ada dalam diri kita yang dilihat oleh orang lain. Jika penyampaian pesan menggunakan bahasa yang sarkastik, maka hal itu dapat menimbulkan hate speech yang mungkin juga dilakukan secara tidak sengaja, namun penerima pesan tidak dapat bertoleransi.
3. Pengendalian Diri
Saat bercakap, ada baiknya jika kita dapat mengendalikan diri. Misalnya, kita sedang tidak nyaman dengan suatu hal, sebisa mungkin jangan menunjukkan ekspresi yang dapat menyinggung orang lain. Pengendalian diri juga termasuk dalam etika dalam komunikasi, agar tahu dampak yang terjadi dari pesan yang disampaikan baik untuk pribadi maupun orang lain. Lalu, beradaptasi untuk dapat mecocokan situasi dengan lawan bicara.
4. Tidak Mudah Tersinggung
Ketika mendapatkan kritik dari lawan bicara, jadikanlah itu sebagai motivasi agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan suka memotong pembicaraan, ketika lawan bicara sedang berbicara.
5. Jujur dan Terbuka
Saat berinteraksi dengan lawan bicara dan hubungan juga sudah terlihat semakin dekat, akan lebih baik jika kita jujur dan terbuka mengenai perasaan atau pikiran yang sedang dirasakan. Ini penting untuk membangun suatu hubungan agar lebih erat lagi. Ketika ada sesuatu yang tidak disukai sebaiknya langsung dibicarakan sehingga perselisihan tidak mudah terjadi. Dalam percintaan juga, ketika mulai memiliki perasaan suka, alangkah baiknya langsung dibicarakan, agar hubungan semakin lancar dan tidak mudah salah paham.
Â
Hubungan akan lebih mudah berkembang, ketika diimbangi dengan situasi dan kondisinya. Saat komunikasi lancar dan dilakukan dengan baik menurut etikanya, maka tidak menutup kemungkinan bahwa suatu hubungan akan berkembang menjadi lebih baik lagi dan keduanya akan saling memahami.
Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Salemba Humanika: Jakarta.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”