Mengapa Ada Banyak Macam Gereja ?

Gereja bukan menjadi tempat kita untuk mencari nyaman. Gereja menjadi tempat kita mencari wajah wajah Tuhan dan memperbaiki relasi kita terhadap sesama dan terlebihnya Tuhan.

Tidak lagi menjadi rahasia bahwa dalam satu daerah tertentu ada banyak Gereja. Sebagian mengerti bahwa Gereja tersebut berbeda, namun tidak sedikit juga yang menganggapnya sama. Beberapa orang mengatakan itu memunculkan kecemburuan pada beberapa oknum di masyarakat.

Advertisement

Hal ini dikarenakan, mereka yang tidak mengerti berpikir bahwa semua gereja itu sama. Jumlah gereja terhadap jumlah penganut terlalu berlebih. Hal ini pula yang turut mempersulit berdirinya gereja, meski ada beberapa hal lain yang juga mendukungnya. Hanya saja, saya tidak berfokus pada hal ini. Saya berfokus untuk menjelaskan mengapa ada banyak gereja dalam satu daerah. Tidak juga untuk mencari mana yang benar dan menentukan mana yang salah, hanya sekadar menyampaikan. Orang bijak berkata, ada banyak aliran gereja hanya kita mampu memilih kita dapat beribadah di gereja yang mana.

Secara umum, Kristen terbagi atas tiga yaitu Kristen Protestan, Kristen Ortodoks, dan Kristen Katolik. Kristen Katolik adalah aliran yang universal (meskipun menurut beberapa sumber ada alirannya). Kristen Ortodoks tidak banyak di Indonesia dan juga aliran yang universal. Kristen Protestan terdiri atas beberapa aliran yang kemudian bercabang kembali, yaitu Reformed, Lutheran, Injili, Menonit, Pentakosta, Baptis, dan Non-Denonominasi. Tiap-tiap aliran memiliki ciri khasnya sendiri meski dengan inti yang sama.

Ciri khas tersebut membuat jemaatnya merasa nyaman dan percaya semakin mendalam. Sama halnya seperti manusia dengan banyak alirannya hanya bisa nyaman dengan regulasi dan keadaan tertentu. Untuk setiap denominasi juga terbagi atas beberapa gereja. Gereja terus dibangun untuk membangun jemaat yang percaya akan Tuhan Yesus yang bisa lebih fleksibel namun sesuai dengan kehendak-Nya. Misalnya dibangun berdasarkan suku, seperti HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), GBKP (Gereja Batak Karo Protestan), dan lainnya atau juga berdasarkan pendiri dengan konsep yang dipercaya bahkan pula berdasarkan tempat.

Advertisement

Awalnya, saya pribadi yang adalah seorang Kristen merasa bingung. Seakan saya hendak mencari satu-satunya yang benar diantaranya. Saya berharap gereja-gereja tersebut memiliki satu kebenaran yang mutlak, sehingga bisa bersatu tanpa perdebatan yang berarti. Namun, semakin memahami injil, saya semakin paham bahwa perbedaan itu penting. Sesungguhnya, inti dari ibadah itu adalah mencari wajah Tuhan dengan dasar yang benar yaitu Alkitab.

Selagi dasarnya adalah Alkitab dan pada gereja itu kita bisa menemukan wajah Tuhan, maka tidak ada yang menjadi masalah pada gereja itu. Hanya akan semakin baik saat kita semakin mengenali injil dan memiliki iman dan tujuan yang jelas. Memiliki agama bukanlah sekadar formalitas, melainkan menjadikannya sebagai hidup kita. Sebab kita diciptakan oleh Tuhan, diproses oleh Tuhan, dan untuk Tuhan pula. Kita hidup untuk Tuhan dan Tuhan adalah hidup kita.

Advertisement

Bagi saya perbedaan ini sangat penting. Dengan ada perbedaan ini, maka akan semakin banyak pelayan yang memiliki talenta berbeda. Setiap talenta yang bisa dipakai Tuhan untuk menyentuh banyak orang yang mungkin tidak bisa tersentuh oleh satu cara saja. Semakin banyak orang tersentuh, semakin nama Tuhan termuliakan.

Bahkan dengan cara yang sangat tidak cocok bagi saya secara pribadi, saya tetap berharap dengan cara itu ada orang ang menerima Yesus sebagai jurus selamatnya. Meskipun lebih dari itu, Yesus tetaplah Yesus sang jurus selamat yang adalah Tuhan. Ia telah menjadi Yesus dan menjadi Allah meski kita tidak menerima-Nya. 

Gereja bukan menjadi tempat kita untuk mencari nyaman. Gereja menjadi tempat kita mencari wajah wajah Tuhan dan memperbaiki relasi kita terhadap sesama dan terlebihnya Tuhan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya seorang mahasiswa kedokteran. Saya suka menulis diary dan saya bukan penulis profesional.