Tak terasa sudah beberapa bulan kita menjadi asing. Aku masih ingat betapa sesak dada ini setiap mengingat dirimu tiba-tiba pergi tanpa alasan. Aku selalu bertanya-tanya apa yang akhirnya membuat kamu untuk memutuskan menghilang dariku. Apakah ada yang salah dengan diriku. Aku mencari cara agar bisa menghubungimu kembali, hanya untuk menanyakan sebuah alasan atau sekedar penjelasan darimu. namun aku tetap tak menemukan dirimu.
Setiap malam aku selalu menangis jika mengingat tentang dirimu, mengingat betapa baiknya dirimu. Aku selalu membaca pesan darimu, mendengarkan lagu-lagu yang kamu sukai, melihat foto-foto kita, karena hanya itu yang tersisa. Aku selalu berharap kamu kembali kesini, bersamaku. Kembali mengulang kebersamaan kita dan mewujudkan mimpi-mimpi kita yang belum sempat kita lakukan.Â
Kamu yang sering bilang "Kamu jangan ilang ya!" Tapi ujungnya kamu sendiri yang ngilang.
Ahh rasanya baru kemarin kita saling menguatkan, berjanji untuk tak saling meninggalkan, namun sekarang aku dipaksa untuk mengikhlaskan. Rasanya tubuh ini tak mampu untuk hanya sekedar berdiri. Sesaat aku seperti hilang arah, aku seperti kehilangan separuh dari diriku. Aku berusaha menahan sakit yang teramat, aku mencoba untuk segera sembuh dan bangkit, tapi aku gagal. Aku selalu kembali terjatuh setiap kali aku mencoba untuk berdiri.
Aku malah menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi kepada ku, dan jahatnya aku malah berharap suatu saat kamu akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Tapi perasaan itu justru membuat diriku semakin lemah dan semakin terpuruk. Perasaan itu sama sekali tidak membuat diriku menjadi baik.
Pada akhirnya perlahan aku mencoba untuk bangkit, perlahan aku mencoba belajar berjalan walaupun tertatih. Pada akhirnya aku berusaha melepasmu, menerima bahwa kamu tak akan kembali lagi kesini, bersamaku. Aku menikmati rasa sakit yang setiap kali datang, aku menerimanya dan tak mengusirnya lagi. Aku mengakui bahwa diri ini terluka dan tidak ada yang salah dengan itu. Aku mengobatinya dengan caraku sendiri, aku rawat luka itu dengan baik. Berharap agar luka itu segera sembuh.
Dan kini lukaku sudah sembuh, aku sudah memaafkan dirimu, ternyata aku tidak butuh alasan kenapa kamu tiba-tiba pergi. Ternyata aku tidak butuh kamu untuk bertahan hidup. bahkan untuk bahagia pun aku tidak membutuhkan kamu. Aku hanya butuh diriku sendiri untuk bahagia, dan aku hanya butuh diriku sendiri untuk sembuh. Aku berterimakasih untuk luka yang kamu beri, karena dengan itu aku jadi bisa mengenal diriku kembali, menemukan sebagian diriku yang sudah hilang, dan aku bisa belajar tentang sebuah keikhlasan. Ikhlas memang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”