Sebelumnya aku menjadi ibu rumah tangga semenjak menikah sampai putraku berumur 15 bulan. Dahulu kembali bekerja adalah impianku. Saat berpapasan di jalan menuju ke pasar, aku melihat orang-orang berangkat pagi ke kantor dengan rapi dan cantik, rasanya sungguh iri.Â
Aku pun ingin menjadi berdaya seperti dahulu sebelum menikah. Mandiri dan berkembang. Sehingga aku selalu berusaha melamar kesana kemari. Alhamdulillah setelah 2 tahun lebih menganggur akhirnya aku kembali mendapat pekerjaan sesuai dengan bidang kuliahku.Â
Hal yang sudah lama kurindukan. Hari pertama bekerja rasanya sungguh bersemangat, tapi ada hal yang benar benar mengganjal di hati. Aku yang setiap harinya bersama dengan putraku tiba-tiba harus meninggalkannya selama kurang lebih 8 jam.Â
Rasanya sedih sekali, apalagi saat pagi hari harus berpamitan dengannya. Meskipun sebenarnya dia juga tidak menangis. Saat di kantor pun selalu kepikiran apa yang sedang dilakukan oleh anakku, apakah dia mau makan atau mau tidur tanpa ibunya? Apakah dia merasa kesepian? Dan banyak hal lain. Setelah sebulan berlalu dan menerima gaji pertama, rasa yang dulu kubayangkan begitu senang ternyata berbeda. Bulan bulan selanjutnya rasanya tetap sama.
Rupanya nominal gaji yang kuterima berapapun itu tak bisa dibandingkan ataupun mengganti waktuku bersama putraku.
"Tidak ada nominal yang pantas untuk mengganti waktu bersama dengan anak"
Aku kehilangan banyak sekali waktu dengannya. Saat ia tertidur aku melihatnya seperti ia cepat sekali bertambah besar. Momen-momen emasnya di setiap detik tak lagi kusaksikan semuanya.
Namun, keadaan menuntutku untuk tetap bekerja.
Meskipun rasanya sedih sekali harus kehilangan banyak momen-momen tertentu. Teruntuk ibu-ibu diluar sana yang menjadi ibu rumah tangga. Kalian hebat dengan pilihan kalian untuk tetap bersama anak-anak kalian dan menyaksikan setiap detik momen hebatnya dan teruntuk kalian para ibu pekerja kalian juga hebat karena tetap tegar dengan keadaan yang memaksa kalian untuk tak bersama putra/putri kalian setiap waktu.
Tapi kuyakin kalian tetap menyayangi mereka dan tetap menjadi ibu yang terbaik.
Apa pun posisinya, ibu rumah tangga maupun ibu pekerja kalian sama sama hebat dengan jalan kalian masing2 🤗🤗 tidak perlu saling membanding bandingkan dan saling meremehkan. Karena sesungguhnya selalu terbesit di pikiran kita untuk saling bertukar peran. IRT menjadi working mom dan working mom menjadi IRT. Itu manusiawi, tinggal bagaimana kita mensyukuri dan menikmati peran kita saat ini.Â
Karena sesungguhnya kita tidak tahu pilihan dan kesempatan mana yang seseorang korbankan. mungkin ada pilihan karier yang pernah dikorbankan oleh IRT dan juga sebaliknya, ada sebagian waktu bersama keluarga yang dikorbankan oleh working mom. Karena sesungguhnya kita sama sama berkorban dengan pilihan masing-masing. Sehingga tak perlu membandingkan mana yang lebih baik. Semua berjuang dengan jalan mereka masing-masing.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”