Teruntuk Kisah yang Pernah Hadir

Entah dengan cara apa aku harus menceritakan perihal kamu pada dunia,  pada rindu yang tidak memiliki suara, mungkin bagimu aku hanyalah sekelumit kisah yang telah kau letakkan dalam masa lalu dan bukan salahmu jika kau telah melupakanku. Setiap orang berhak untuk melanjutkan hidupnya masing-masing.

Tiada lain aku menceritakan kisah ini adalah untuk menyimpan setiap keping dari kenangan kita yang  berharga. Kisah ini dimulai saat pertama kali bertemu denganmu seolah pertemuan ini adalah kesengajaan dan mencintaimu merupakan hal tak pernah kuduga. Setiap momen yang kita habiskan bersama terasa begitu berharga apapun itu baik kebahagiaan maupun pertengkaran. Aku merasa kau adalah salah satu orang yang berharga untukku dan jika ada yang mengatakan bahwa cinta itu buta barangkali iya karena aku buta oleh cintaku padamu. Aku tidak peduli apapun yang dikatakan dunia dan orang-orang tentang mu, aku hanya ingin kamu dan itu sudah cukup. Dalam cinta tidak ada yang salah karena yang kita lihat dan kita rasakan hanyalah kebenaran begitupun dengan alasan mengapa kemudian aku jatuh cinta padamu.

Awalnya aku mengira bahwa komitmen yang kau janjikan akan membuatmu bertahan di sisiku seperti yang kau katakan waktu itu. Ada banyak sekali impian yang ingin aku wujudkan denganmu berharap semua itu menjadi kenyataan. Tapi akhirnya takdir menyatakan berbeda kebersamaan kita tidak bertahan lama. Ada sebuah titik di mana perpisahan telah menggoreskan luka mungkin aku lupa bahwa tidak ada yang bisa memiliki di dunia ini. 

Setelah aku tahu bagaimana  kehidupanmu tanpaku, aku merasa lega bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan kau sudah baik-baik saja dan kembali membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau pilih setelah aku meskipun sejujurnya aku merasa sedikit cemburu walaupun ku tahu, aku sudah tidak berhak lagi tentang dirimu. Biarlah cukup aku dan Tuhan saja yang tahu perihal cinta dan rindu yang terus aja menggebu karena sebenarnya aku masih menginginkanmu hingga saat ini berharap engkau pun demikian. Mendoakanmu masih sering kulakukan berharap yang terbaik untuk mu. Aku tidak ingin egois dalam mencintaimu, kebahagiaan mu itu yang terpenting untukku. Aku tidak akan lagi membuka hati bukan karena tidak percaya pada cinta tapi memang biarkan saja begini.

Salam hangat, dari aku yang selalu mengingat mu,