#HipweeDaebak-Menenangkan Hati dan Pikiran Lewat Zero Oclock Milik BTS

Lagu yang pas diputar untuk merilekskan pikiran dari beban yang singgah seharian

Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar nama BTS? Boyband global? Wajah para membernya yang rupawan? Keahlian para membernya dalam menulis lagu? Pasti banyak macamnya, karena saya sendiri mendengar nama BTS karena nama mereka sudah mengglobal mulai tahun 2017 lalu. Namun di saat itu belum terbersit niat sedikit pun untuk menengok lagu-lagu mereka meski sebagian besar teman saya itu kpopers.

Advertisement

Di tahun 2019 duet Halsey dan BTS tayang. Saya sebagai pendengar without you garis keras ikut penasaran dengan lagu mereka. Alasannya karena ada komentar mengenai part Halsey yang katanya kurang signifikan. Berkat rasa penasaran itu saya malah jadi jatuh cinta sama BTS. BTS yang memang kualitas musikalitasnya itu nggak perlu diragukan lagi. Hingga saat ini lagu BWL masih menduduki tingkat teratas lagu favorit saya dari kumpulan tujuh pria multitalenta itu.

Nah berbicara tentang kualitas lagu, saya sangat antusias menantikan Map of The Soul 7. Digadang-gadang sebagai come back akbar tentunya bikin hati saya makin penasaran. Apa ya yang kira-kira dipersembahkan mereka di album ini? Dan terbukti sih ekspetasi saya dibayar lunas dengan deretan lagu-lagu berkualitas. Satu dari sekian lagu yang paling saya suka adalah Zero O'clock.

Dilansir dari Spotify storyline, Zero O'clock adalah waktu reset berbagai hal, siap untuk memulai lagi dari awal. Lagu ini ditujukan memberi rasa nyaman untuk kehidupan sehari-hari meski nggak ada sesuatu dramatis yang terjadi. Buat saya deskripsi lagu ini udah berhasil bikin haru. Meski air mata nggak beneran mengalir, tapi lagu ini beneran jadi best remedy untuk saya dengarkan di saat melihat dunia yang sering nggak ramah meski sudah berusaha sekuat tenaga.

Advertisement

Sedari kecil saya punya kepercayaan bahwa saat dewasa nanti kehidupan yang saya miliki bisa berubah seratus delapan puluh derajat, entah bagaimana caranya. Karena ada kepercayaan ini saya jadi nggak memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi di keseharian, perhatian terpusat pada momen-momen besar. Akibatnya sulit untuk menikmati hidup di masa sekarang. Otak hanya bertumpu pada nanti, nanti dan nanti.

Saat malam seolah jadi waktu untuk overthinking. Bukan sibuk membuat mata sendiri terlelap, ribuan tanda tanya malah muncul bertubrukan ingin digubris. Memikirkan kembali apa semua kejadian buruk itu terjadi karena ulah diri sendiri. Maka dari itu harapan untuk sesuatu yang berubah secara drastis terjadi sering hinggap menyapa meski ketika umur bertambah tua saya makin realistis hidup nyatanya memang keras dan kita diminta untuk kuat di dalamnya.

Advertisement

Zero O'clock datang untuk memberi semangat tanpa harapan yang muluk-muluk. Memberi tahu bahwa hari ini akan segera usai dan hari esok akan datang. Zero O'clock atau pukul 00.00 adalah masa transisi dari hari ini ke hari esok. Rasanya dunia seakan melambat dan memberi jeda untuk mengatur ulang hati bahwa semua ekspetasi yang tidak terpenuhi di hari ini tidak semata salah diri sendiri.


Masih ada hari esok yang masih bisa saya isi dengan doa dan harapan baik. Berharap semoga bahagia masih sudi mampir walau hanya datang dalam sekejap mata.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bitter sweet bitter, adoring words